Bagian 4

56 8 0
                                    

1 bulan kemudian

Hari yang cerah untuk jiwa yang sepi. Ada yang aneh dari kalimatku tadi? Ahh ya.. kurasa tidak ada, hanya terdengar seperti lirik sebuah lagu bukan? Tapi jangan tanya aku apa judul lagu tersebut, karena aku tidak tahu.

"Ohh.. aku sangat bosan hari ini, tak adakah seseorang yang mengajakku keluar dari rumah ini hanya untuk sekedar mengajakku bermain? Ayolah.. kemana mereka disaat aku membutuhkan nya, menyebalkan memang." Eluh ku frustasi dengan sedikit berteriak.

Aku membuka aplikasi twitter pada ponsel ku dan menjalankan pekerjaan ini. Apa? kau pikir aku melakukan apa? Hilangkan pikiran negatif mu itu kumohon, aku hanya sedang menjelajahi akun bernama @justinbieber. Seperti biasa aku akan langsung merettwett semua tweet an nya dan juga memfavoritkan tweettan nya tersebut.

Kemudian aku beralih menuju akun instagram ku. Melihat profil ku sendiri yang memang tak ada perubahan, masih dengan bio ku yang mencantumkan nama Belieber agar mereka tahu bahwa aku adalah penggemar Justin Bieber. Followers ku juga nampaknya tak ada perubahan, baiklah mungkin lebih baik jika aku menjelajahi beranda ku.

"Masih sama, banyak photo Justin Bieber dimana-mana" gumamku. Lalu aku berinisiatif untuk menjelajahi akun Idola ku tersebut. Aku menuliskan usernamenya di pencarian dan aku mengklik salah satu diantara banyak akun bernama Justin Bieber, tentunya yang sudah terferivikasi. Karena seperti yang kalian tahu ada banyak fakers dimana-mana.

Tak membutuhkan waktu yang lama agar aku bisa melihat kiriman apa saja yang ada di akun instagramnya, karena kali ini aku menggunakan hostpot nyasar yang kebetulan sekali tak bersandi. Hahaha suatu keberuntungan untukku bukan. Aku mengubah tampilan nya dari collage menjadi bergulir, satu demi satu kiriman nya aku beri tanda suka ditandai dengan munculnya gambar love jika aku sentuh dua kali secara cepat.

Semua kiriman nya sudah selesai aku sukai, kemudian aku mengembalikannya menjadi bentuk collage untuk dapat aku lihat lebih banyak. Aku menemukan sesuatu yang aneh di kiriman tersebut, dan aku mengklik kiriman terakhir pada akun itu yang seketika membuatku melebarkan kedua bola mataku. "Ohh.. tidak, apa yang kau lakukan?" teriaku spontan sesaat setelah aku melihat gambar itu. Dengan cepat aku langsung menscreen shoot nya sebelum dia menghapusnya.

Aku kembali membuka akun twitter pribadiku sebelum akhirnya aku menyadari bahwa followers ku banyak yang meng upload gambar tadi dengan caption yang beragam, dan juga menggunakan hastag #LetsSeeTheReasOnShots. Ya Tuhan, sepertinya aku ketinggalan berita hari ini, jadi aku putuskan untuk mention ke akun @justinbieber gambar yang sama seperti yang mereka kirim dengan caption (Omaygatttt.. Justennnn.. Wht are u doin'?) tak lupa aku juga menambahkan hastag #LetsSeeTheReasOnShot.

Sesaat setelah mention ku terkirim, aku langsung membuka akun @shots dan ku yakin tak banyak dari kalian yang mempunyainya. Ya.. itu adalah sejenis akun media sosial seperti instagram yang dapat mengirimkan gambar dan video. Tak menunggu lama lagi, aku langsung mengambil gambar wajahku dengan caption #LetsSeeTheRestOnShots. Kemudian mematikan ponselku karena ini sudah waktunya untuk aku membersihkan diriku.

Ketika aku baru saja bangkit dari kursi yang aku duduki, aku mendengar suara yang sangat aku kenali dan ketika aku melihat sumber suara itu berasal, benar saja ternyata dia..
"Aaaa... Justin. Aaaaa.. Justin.. Oh My Bieber Aaaa..."

Ceklek.

"Mamah. Kenapa dimatikan, aku sedang lihat Justin Bieber mah".

"Kau berisik".

"Kembalikan remot nya mah.. Itu Justin Bieber".

"Mamah kembalikan. Tapi kamu jangan berisik".

"Iya. Aku janji"

Cause all I need.. Is a beauty and a beat.. Who can make my life complete..

"Aaaaaa... Justin, OMB.. OMB.. Aaaaaa... I love you"

"Andini.... Mamah sudah bilang"

"Hehe, iya mah maaf".

Tadi itu ada video klip Justin Bieber yang judulnya Beauty And A Beat. Kau harus tahu bahwa itu adalah lagu favorite ku, hmm.. atau lebih tepatnya semua lagu Justin Bieber adalah lagu kesukaan ku. Aku mengalihkan pandangan ku menuju dinding untuk melihat jam berapa sekarang. Ohh.. tidak, lebih tepatnya melihat jam yang terpasang di dinding putih itu. Jam sudah menunjukkan pukul 17:15, dan itu tanda nya aku harus segara pergi ke kamar mandi untuk mandi tentunya. Kalian tidak berpikir aku ke kamar mandi untuk menyetrika bukan.

"Andiniiiiiiiiii.. aku tak tahu bagaimana lagi caranya memberitahu mu." Ucapnya tiba-tiba saat aku ingin bangkit dari kursi yang ku duduki ini.

"Ada apa dengan mu mah?" tanya ku yang bingung. Tentu saja aku bingung, bayangkan saja jika ibu kalian tiba-tiba datang entah dari mana, kemudian mengatakan hal demikian.

"Huh.. sudah berapa kali aku menyuruh mu mandi. Tak bisa kah kau mandi tanpa ku suruh?" ucapnya yang kemudian membuat ku marah, tapi mana bisa aku marah pada ibu ku sendiri, jadi ku putuskan untuk aku tetap bersabar.

"Iya mah. Kau tahu, baru saja aku ingin mandi tapi kau datang lebih dulu." Jawab ku selembut mungkin.

"Oh ya? Kalau tadi aku tidak menyuruhmu mandi juga kau tak akan mandi." Ucapnya seolah-olah dialah yang paling benar.

"Terserah kau mah. Aku ingin mandi dulu." Ucapku sembari melangkahkan kaki ku menuju kamar mandi, dan aku mendengar dari jauh mama yang sedang tertawa. Huh.. pasti dia sedang mentertawakan ku.

Suatu Hari NantiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang