Chapter 6

241 15 0
                                    

"Dua hari yang sangat sulit dan berat harus aku lewati tanpa kehadiran kamu cho... ternyata melewati satu hari tanpa kamu lebih berat dan menyakitkan daripada menjalani 360 hari dalam rasa sakit hati" ujar vanilla berbaring dihalaman kost kostnya menatap kelangit malam yang membentang luas dengan puluhan bintang, satu bulan dan awan awan tipis yang melukisnya dengan air mata yang mengalir dari upuk jendela matanya

"Cinta yah emang gitu.." celetuk lukas merebahkan tubuhngmya disamping vanilla

" cinta yang baru aku sadari ketika semua udah terlambat kas" air mata itu terus mengalir

" kata siapa? Loe aja blom bilang ke cowo itu.. siapa namanya?"

" chocho"

" iya chocho.. loe blom jujur sama perasaan loe ke dia"

" setelah kejadian itu chocho menghilang... " vanilla menarik nafas diselah tangisnya

"Kenapa gak coba loe cari? Selama ini dia usaha deketin loe kan.. gak ada salahnya kali ini loe yg usaha buat loe sendiri dan chocho" jelas lukas pada adik sepupunya itu

"Udah jgn nangis.. gw gak mau harus pindah kost karna banjir air mata loe" ledek lukas memberi sesikit lengkungan senyum dari mata sembab itu

****

"Segitunya ya nikamtin kopinya"

"Chocho" ucap vanilla tersenyum saat membuka matanya setelah menyeruput kopi hitam yang dia pesan dikantin kampusnya, namun sejurus kemudian bayangan chocho menghilang...

Rasa rindu yang teramat pada laki laki itu membuat vanilla semakin terpuruk.. tak lagi merasakan kehadiran chocho dalam hari hari nya, kehilangan sosok chocho yang biasanya selalu duduk tiba tiba dihadapannya dikantin kampus memperhatikannya ketika menikmati kopi hitam, kehilangan cowo yang selalu tersenyum walau ketika vanilla tak menggubrisnya dan versikap cuek, kehilangan sosok yang seenaknya menarik tangan vanilla mengajak vanilla kemana saja dia mau

"Vanilla"

" chocho" ucap vanilla berbalik dari tempat duduknya ketika mendengar panggilan itu

"Chocho? Gw mita bukan chocho" ujar siempunya suara beralih duduk didepan vanilla.. di bangku yang biasa chocho duduki

" cieee nyariin chocho ni.. udh gak takut jatuh cinta lagi/" Tanya mita memperhatikan raut wajah sahabatnya itu

" kamu kmana aja?"

" kemarin gw sempet sakit.. jadi selamat 2 hari kemarin bedrest"

"Kamu liat chocho?"

"Ada tadi dikelas"

"Chocho ada dikampus?" Vanilla memastikan

"Iya.. emang loe gak ketemu? Biasanya loe berdua udh kayak perangko.. lengket"

"Aku pergi dulu ya mit" vanilla beranjak dari tempat duduknya

"Van.. vanilla.. loe mau kemana? Da apa si?" Teriak mita namun sia sia vanilla tak menggubrisnya

Vanilla berlari menuju kelas chocho namun kelas itu sudah kosong

"Kamu dimana cho" ujar vanilla kembali meneteakan air matanya

"Loe kenapa van?" Tanya mita menghampiri vanilla didepan kelasnya setelah susah pyah mengejar vanilla

" chocho ngejauh.. dia ngehindar dari aku mit" ujar vanilla dalam iaak tangisny memluk mita dengan erat

"Pantes tadi chocho kayak gak semangat gitu. Pas gw tanya dia langsung peegi.. gw pikir dia sama loe" jelas mita memeluk vanilla mencoba menenangkannya

"Aku biasa duduk disini kalo lagi suntuk.. udaranya enak.. "

" aku tau dimana chocho" vanilla melepas pelukannya dan berlari menuju gedung kesenian menuju rooftop dan benar vanilla melihat sosok yang sangat sangat vanilla rindukan beberapa hari terakhir duduk melawan angin bernyanyi dengan gitarnya

" Jauh dalam hati mu aku tau engkau ingin ada orang yang slalu...
Mencinta dan memelukmu setiap waktu..
Kalau dia tak mampu pilih saja aku...

"Kamu jahat cho"

"Vanilla" ujar chocho berbalik dan beralih mendekati vanilla

" kamu sengaja buat aku ngerasa kehilangan kamu? Kamu buat aku sulit ngejalani hari aku tanpa kamu, menjalani hari hari tanpa kamu lebih berat cho, lebih sulit dan lebih menyakitkan dripada menjalani 360 hari kesakitan hati aku"

" kamu pikir cuma kamu yg berat ngelewati hari hari tanpa kamu?
Aku ngejauh karna kamu yg minta aku buat ngejauh van.. kamu ingat saat di cafe.. kamu minta aku untuk jauh dari kamu, kamu pikir aku cuma kamu yg sakit?"

"Aku cinta dan sayang sama kamu.. dari awal kita ketemu van, tapi aku juga gak bisa maksa kamu untuk jatuh cinta juga sama aku, puncaknya malam itu.. aku berusaha buat kamu untuk percaya sama cinta... aku berusaha agar kamu percaya kalo gak semua cinta seperti alvin tapi saat itu kamu begitu emosi.. kamu begitu marah sama aku" lanjut chocho

" maafin aku cho.. aku terlalu munafik untuk mngakui kalo aku cinta sama kamu.. aku terlalu takut untuk memulai semuanya... aku terlalu takut jika nanti kamu ninggalin aku... aku.. aku...." vanilla tak bisa mneruskan kata katanya hanya isak tangis..

"Udah van.. jangan nangis.. kamu gak perlu minta maaf... kamu udah jujur sama hati kamu itu udah buat senang" imbuh chocho memeluk erat vanilla kedalam dekapannya

"Kalo berani jatuh cinta.. harus siap dengan sakitnya jatuh karna cinta" tulis vanilla menutup diary kecilnya lalu menatap cowo yg kini ada disampingnya.. merangkulnya dengan kasih sayang menatap senja di rooftop gedung kesenian kampus mereka...

******
love story slot 1 udah kelar dengan ketidak nyambungannya kali yak.. yah namanya jga coba coba.. baru belajar buat nulis soalnya... masih banyak kekurangan disana sini...

Lanjut love story ke 2...















Love StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang