"Davina cepat bangun! ini hari pertamamu." Jonathan menggedor pintu kamarku dengan keras.
"Ya, aku tau Jo!" aku membalas teriakan sepupu brengsekku.
Aku menyibakan selimut yang melekat di badanku, dengan langkah gontai aku segera menuju ke kamar mandi. Air hangat mengalir ke seluruh tubuhku, aku memejamkan mata menikmati setiap tetesan air yang membasahi tubuhku.
"Davina, tangkap bola itu." anak kecil laki laki berambut blonde melempar bola ke arah anak perempuan berambut coklat.
"Ahh bayangan itu lagi," umpatku di dalam hati. Sekelebat bayangan kembali muncul dari dalam pikiranku, sudah 10 hari ini selalu ada bayangan bayangan yang muncul dari dalam pikiranku. Aku membuka mata mematikan shower dan kembali bersiap siap untuk berangkat ke sekolah.
"Good morning bibi Jane." aku melempar senyuman kearah bibi Jane yang sedang duduk mengoles roti yang ada di piringnya.
"Good morning Davina, oh ya hari ini hari pertamamu, bibi harap kamu betah di sekolah baru yang bibi pilih." aku mengangguk membalas perkataan bibi Jane sambil memakan roti yang telah disiapkan oleh bibi Jane.
"Apakah kau sudah siap Davina Claire?" tanya Jo meremas pundakku dari arah belakang.
Aku mengelap mulutku dengan tissue "ya, aku siap," ucapku bersemangat.
Aku berpamitan kepada bibi Jane dan langsung masuk ke dalam mobil yang Jo kendarain, aku menikmati udara segar di kota Carolina ini, rasanya sudah hampir 1 tahun aku tidak menikmati udara segar pagi.
"Davina, aku harap kau tetap semangat menjalani hidupmu meskipun ayah dan ibumu tidak ada di dunia ini, sebisa mungkin aku akan terus melindungimu." Seketika perasaan hancur itu kembali terasa di dalam dadaku, bagaimana tidak hancur perasaanku jika orang tuaku -keduanya- meninggal tanpa aku tau dimana jasad mereka berada.
"Ya, terimakasih Jo," balasku singkat karena aku tidak ingin membahas peristiwa itu lagi.
"Nah kita sampai." Jo memakirkan mobilnya tepat di bawah pohon besar.
Aku turun dari mobil memperhatikan bangunan depan sekolahan yang akan menjadi tempat baruku bersekolah "sepertinya sekolah ini tidak buruk," batinku.
"Aku akan mengantar ke kelasmu." Jo merangkul pundakku lalu kamipun berjalan beriringan. Aku merasa gugup karena sejak dari tadi siswa siswi di sekolah ini benar benar memperhatikanku, mungkin mereka tau jika aku ini murid baru.
"Nah ini kelasmu." kami tepat berada di depan ruangan yang bertuliskan XI mitologi.
Aku memperhatikan sekeliling sekolah ini. "Ada apa Davina?" Jo mengerutkan dahinya.
"Ahh tidak apa apa, btw dimana kelas mu?" tanyaku kepada Jo yang masih dengan exspresi mengerutkan dahinya.
"Kelasku ada di lantai 2, di bawah sini semuanya khusus anak kelas 11 dan anak kelas 12 ada di lantai atas dan yang paling atas adalah anak kelas 10." Jo mencoba menjelaskannya dengan singkat.
"Sejujurnya aku gugup." aku menatap mata Jo dengan tatapan sayu.
"Bersikaplah seperti biasa, nanti aku akan menjemput mu kalau bel istirahat sudah berdering."
"Baiklah," jawabku singkat.
"Aku ke kelas dulu! bye Davina." Jo melambaikan tangan ke arahku.
Aku memasuki kelas baruku, tampak semua siswa dan siswi sedang memperhatikanku.
"Hay murid baru!" seorang siswa laki laki berambut blonde yang memakai almamater hitam sekolah ini turun dari atas meja yang dia duduki lalu berjalan ke arahku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Welcome To My World
VampirosDavina Claire, seorang gadis berusia 17 tahun yang tidak mengetahui fakta jika dirinya adalah Vampire yang memiliki darah murni dari keluarga Xaverus. Kedua orang tua Davina menghalau sifat sifat Vampire yang ada di dalam tubuhnya dan memori memori...