flash 1

799 22 0
                                    

"Kita akan berangkat minggu depan" kata seorang ayah kepada keluarganya yang sedang sarapan bersama pagi ini.

Keluarga ini memang berencana akan pindah ke LA dimana tempat kakek dan neneknya tinggal.

"Aku akan tinggal" sisi anaknya.

"Apa kau ini. Seharusnya kita pergi waktu kau lulus SMP. Dan sekrang kau sudah kelas 2 SMA. Apa masih belum cukup" ayah. Wily namanya.

"Sudah lah sayang. Sudah saatnya kita pergi. Kasihan nenek dan kakek mu sudah tua masih mengurus perusahaan" elisa ibunya.

"Makanya kalo punya anak itu jangan cuma satu." Sisi kesal bangkit dari duduknya dan masuk kekamar.

*********;;;;;;;;********

Gadis dengan nama lengkap Sisilia Wilyam. Dia adalah gadis cantik. Ceria dan IQnya pun tunggi. Ia memNg tak pernah mau jika di ajak untuk pindah ke LA karena ia akan ingat kakak kandungnya yang mati mengenaskan karena diperkosa, hal itulah yang membuatnya selalu merasa takut jika harus kembali ke LA.

Padahal kejadian itu sudah hampir 5 tahun yang lalu, namun tetap saja, kejadian itu selalu membayang2inya karena ia melihat kejadian itu secara langsung didepan matanya.

********;;;;;;;;*******

Sisi duduk di gazebo yang berada ditengah kolam renang luas ditaman belakang rumah mewahnya itu.

Mencelupkan kakunya keair dan berpegangan pada sisi gazebo sambil mendengarkan lagu "stone cold" by Damy lovato, lagu kesukaanya diwaktu sedih.

Pandanganya kosong.
Ibunya datang menghampirinya dan duduk di sebelahnya.

"Dia pasti sudah ada disurga sekarang" elisa.

"Ibu" sisi memutar badanya.

"Kau tak bisa seperti ini terus, kakakmu sudah ada disurga pasti, jangan selalu bersedih." Elisa.

"Aku hanya takut, kau tahu?. Kejadian itu selalu terngiang diotak ku," sisi.

"Itu karena kau selalu memikirkanya bukan, harusnya kau memikirkan masa depan mu." Elisa.

"Mungkin aku terlalu menyayanginya"

Sisi bangkit dari duduknya dan mengambil iphonenya lalu memasuki rumah dan menuju kamarnya yang ada dilantai atas itu.

*******;;;;;*******

"Bagaimana bu, apa dia masih saja tak mau mengerti?" Tanya wiliam pada istrinya.

"Dia hanya masih takut akan kejadian itu." Elisa.

"Aku akan meyakinkanya, tapi jika memang tidak bisa, kita cari jalan baiknya." Wiliam.

"Apa kau bilang?, apa kita akan membiarkan dia tinggal sebatang kara di Indonesia?" Elisa.

"Mengapa kau berfikiran seperti itu?" Wiliam.

"Lalu apa?, karena kita tak mungkin tinggal disini bukan?" Elisa.

"Akan aku titipkan dia pada sahabatku di Jakarta." William.

"Lakukan saja yqng terbaik untuk keluarga mu, aku percaya padamu sayang." Elisa bersandar didada bidang suaminya itu.

Walaupun usia pernikahan mereka sudah 20 tahun, tapi mereka masih selalu terlihat mesra seperti pengantin baru, hal inilah yang selalu orang2 irikan, yaitu keharmonisan keluarga mereka.

*******;;;;;;;;*****

Sisi membuka laptop yang ada dimeja belajarnya, membuka aplikasi skype dan menghubungi sahabtnya jesica yang berada di Jakarta.

"Aaa, kau tahu betapa aku merindukanmu?" Jessica antusias.

"Ah kau ini." Sisi dengan muka masamnya.

"Kenapa kau?, galau?" Jessica.

"Aku akan pindah." Sisi.

"Kemana?" Jessica.

"Ke LA" Sisi.

"Kau tega sekali, kita saja sudah jauh aku di Jakarta. Sekarang kau akan tinggal di LA, aku benci kau" kesal Jessica.

"Kau dulu kan yang meninggalkan ku ke Jakarta, kenapa kau memarahiku?" Sisi

"Oh ya sudah lah, kapan kau akan pergi?" Jessica.

"Minggu depan" sisi.

"Aku akan menemui mu dibandara sukarno hatta nanti." Jessica.

"Baik lah." Sisi.

"Sudah dulu ya, ada yang harus ku lakukan sekarang, see you tomorow, good bye muuachh." Jessica.

"Oke, see you too, muachh." Sisi.

Mereka mengakhiri obrolan mereka, sisi memilih untuk menonton DVD didalam kamarnya.

********;;;;;;*******

Satu minggu sudah berlalu, tibalah saatnya keluarga bermarga Wiliam ini berangkat menuju LA.

Ada rasa takut yang amat dalam menghantui fikiran Sisi. Kini ia sudah rapi dengan tiga koper pribadinya yang berisi semua barang pribadi miliknya.

Tak tahu harus bagaimana, yang jelas saat ini ia merasa sangat takut, fikiranya seolah memutar kembali kejadian lima tahun silam.

Ia kini tengah duduk dipinggiran ranjang, membyangkan bagaimana jika kejadian itu menimpa padanya nanti saat ia di LA.

"Hey baby, kau kenapa?" Elisa.

"Harusnya kau tahu apa yang kurasakan." Sisi dengan nada tinggi.

Tak kuasa menahan air matanya, ia menutup matanya dengan kedua telapak tanganya menangis tersendu sendu.

"Wake up baby, aku tahu apa yang kau rasakan, ku yakin itu tak akan menimpamu." Elisa.

"Tak akan ada yang menjagaku disana, bagaimana aku yakin bahwa hal itu tak akan terjadi?" Sisi masih dengan nada tingginya.

"Kami akan menjagamu sayang." Elisa.

"Kalian akan sibuk dengan kertas, map, polpen, dan laptop." Sisi.

"Itu juga demi kau, ada pembantu yang akan menemanimu, apa perlu bodyguard?" Elisa.

"Aku tak butuh mereka yang tidak bisa menjamin, aku punya dua orangtua, tapi aku rasa aku hidup sendiri, tak akan ada yang mengerti perasaan ku, I hate." Sisi meninggalkan ibunya keluar memasuki mobilnya.

*********;;;;;;;;**********

Follow us :
IG : @ellytriani_
Twitter : @triani_elly

Mention kritik dan saran mengenai karangan aku didua akun diatas ok👌

Aku tunggu komentar kalian disana.
~~~thank's for your time~~~

#i'am aliando prilly fans😃

FlashlightTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang