flash 2

324 14 0
                                    

Tatapan sisi kosong memandang keluar cendela mobil, sesekali tanganya terangkat untuk mengusap air matanya yang tanpa permisi keluar begitu saja dari pelupuk matanya.

"Kau lihat bagaimana dia?" Tanya Elisa kepada suaminya Wiliam.

"Aku tahu, dia tak akan ke LA, sahabatku mau menerimanya, dan mungkin dia akan merasa senang karena ia juga akan satu sekolah dengan jesica." Wiliam.

"Kenapa kau tak mengatakan padanya?, Apa kau tega melihatnya terpuruk seperti itu?" Elisa.

"Sedikit kejutan untuknya sayang." Wiliam.

"Terserah kau saja." Elisa.

Lagu Hello by Adelle memenuhi semua pendengaran Sisi, aerphone menyala dengan volume cukup keras membuat Sisi tak mendengar suara apapun.

*******;;;;;*******

"Ayo sayang, nanti kita bisa tertinggal pesawat" Wiliam saat mereka telah sampai di Bandara nasional Bali.

Sisi tak menjawab namun hanya keluar mobil dan melangkah memasuki Bandara dengan aerphone yang tak ia lepas.

Didalam pesawat masih sama saja, Sisi hanya diam tak bergeming, tanganya tergerak menyentuh layar iphonenya untuk mengaktivkan mode pesawat saat para pramugari telah memberi intruksi untuk semua penumpang.

Dua jam berlalu kini pesawat yang keluarga Wiliam tumpangi mendarat di Bandara dengan selamat.

Sampai saat ini Sisi tak melepas aerphonenya sekalipun, beberapa lagu sudah terputar, termasuk lagu lagu k-pop favoritnya.

******;;;;;;*******

"Kapan kita terbang ke LA?" Sisi dingin.

"Esok,." Wiliam.

"Lalu, sekarang kita kemana?" Sisi.

"Hotel mungkin." Wiliam.

"Oke" Sisi dengan malas memasuki mobil yang telah dipesan oleh ayahnya itu.

Sisi hanya diam masih sama seperti tadi, matanya memandang jalanan ibu kota yang ramai dan macet.

Merasa ada yang aneh, ya ini jalan memasuki perumahan elit, dan apa ada hotel disini?.

Wiliam dan Elisa hanya tersenyum melihat wajah heran putrinya itu.

"Kita mau kemana?, apa ditengah perumahan seperti ini ada hotel?" Sisi melepas aerphonenya.

"Bukankah dari tadi kau diam?" Elisa.

"Hmmm" Sisi memakai aerphonenya lagi dengan malas karena jawaban ibunya tak seperti yang ia harapkan.

******;;;;;;;;******

"Who's home?" Sisi melihat rumah mewah yang kini berada dihadapanya.

"My high school friend's" Wiliam.

"Mau apa kesini, bunkanya ke Hotel?" Sisi.

"Ayo ikut saja, aku sudah rindu sekali denganya." Wiliam.

"Aigyo" Sisi.

Wiliam mengetuk pagar dan ditemuinya dua orang satpam yang menjaga rumah itu, setelah itu mereka diizinkan masuk.

"Oh lihatlah siapa yang datang?" Kata seorang pria seumuran dengan Wiliam.

"Wah, mereka sudah datang." Kata seorang wanita yang mungkin istrinya.

"Ah, iya." Wiliam.

"Masuklah,."

Keluarga Wiliam dipersilahkan duduk di sova ruang tamu.

"Wah, kau cantik sekali ya, siapa namamu?" Wanita itu.

"Sisi nyonya." Sisi.

"Ah, panggil saja bibi, biar lebih akrab."

(Bibi disini artinya tante)

"Baik bibi" Sisi.

"Ah jadi Sisi perkenalkan ini bibi sinta dan ini paman albert." Wiliam.

"Senang berkenalan dengan kalian, aku Sisi" Sisi menjabat tangan kedua pemilik rumah itu.

"Jadi dia yang akan tinggal disini?" Albert.

"Ah, aku senang sekali sudah lama aku memimpikan ada seorang putri dirumah ini." Sinta.

Sisi yang tidak tahu menahu soal ini hanya menatap tajam kedua orang tuanya menuntut penjelasan.

"Jangan menatap kami tajam begitu." Elisa.

"Jadi begini Sisi, kami menitipkanmu dikeluarga ini, kami tak tega melihatmu seperti itu terus setiap hari jika kami paksa kau pindah ke LA, dan itu juga akan berdampak buruk pada psikologismu. Jadi kami memutuskan kau tetap tinggal di Indonesia, tapi kami tak bisa membiarkanmu tinggal sendiri di Bali, maka kami memutuskan untuk menitipkanmu disini." Jelas Wiliam.

Senyum mengembang diwajah cantik gadis itu, Samua orang disanapun ikut merasakan kebahagiaan Sisi ikut tersenyum.

"Thank's umma appa" Sisi memeluk kedua orang tuanya.

"Your well baby" Elisa.

"Tapi kau harus berjanji untuk tidak merepotkan paman dan bibi, ohya dimana kedua putra kalian?" Wiliam.

"Mereka sekolah, sebentar lagi juga pulang ini kan sudah jam tiga" Sinta.

"Appa, bagai mana dengan sekolahku?" Sisi.

"Kau akan sekolah ditempat yangsama dengan you'r best friend Jessica, kebetulan putra mereka pun bersekolah disana?" Wiliam.

"Dia tahu hal ini?" Sisi.

"Sepertinya tidak" Wiliam.

"Aku akan mengerjainya." Sisi menyeringai.

"Kau ini." Elisa.

"Aku keluar dulu." Sisi melangkah keluar rumah itu, mengambil iphonenya menghubungi Jessica melalui Line video call.

Tak butuh waktu lama Jessica mengangkat panggilan Sisi.

"Hai, kau masih di Indokan?" Jessica.

"I'm sorry jess, mereka mempercepat kepergian kami tadi malam, sekarang aku sudah ada di LA." Sisi berpura pura sedih.

Disebelahnya ada dua orang yang menatapnya aneh.

"Apa?" Sisi.

"Dasar Aneh." Pria itu.

"Siapa?" Jessica yang melihat Sisi berbincang.

"Oh, itu paman ku." Sisi.

" dasar gila" Pria itu serAya memasuki rumah.

********;;;;;;;;**********

Follow us :
IG : @ellytriani_
Twitter : @triani_elly

Mention kritik dan saran mengenai karangan aku didua akun diatas ok👌

Aku tunggu komentar kalian disana.
~~~thank's for your time~~~

#i'am aliando prilly fans😃

FlashlightTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang