Bagian 4, Berdiri Bersama Impian

61 0 0
                                    

Kringgggg, alarmku berbunyi, aku harus segera berangkat ke bandara bersama tiket, paspor, dan hal lainnya yang telah disiapkan oleh kedutaan. Setibanya di bandara, aku langsung menaiki pesawat yang sesuai dengan tiketku, perjalanan ini akan memakan waktu sekitar 11 jam, perjalanan yang cukup lama. Mengisi waktu luang, aku terus-terusan belajar dan membaca artikel tentang adat dan tradisi orang-orang di Belanda, selain itu, aku juga mencari tempat bagus di Belanda. Melihat hal itu, aku seperti seseorang yang dapat tugas dari guru killer dan deadlinenya itu besok, benar-benar seperti orang kebingungan.
"Wake up, hey! Wake up" suara yang terdengar samar-samar ini sepertinya tertuju padaku, mata ini susah untuk dibuka. Whatt? Wajahku tampak kaget sekali, aku ketiduran, aku telah dibangunkan oleh orang di sampingku berkali-kali, lalu, akhirnya aku bangun, aku ucapkan maaf dan terima kasih padanya. Aku siapkan barang-barangku, lalu turun dari pesawat dan segera menuju apartemen yang telah dipersiapkan untukku.
"Ha ? Di mana ini ?" Muka ku tampak kebingungan karena aku ke sini untuk pertama kalinya. Apatemenku berada di jalan Hoofdweg, masalahnya adalah aku tidak tahu itu di mana, akhirnya, aku memutuskan untuk bertanya.
Satu jam telah kuhabiskan untuk bertanya dan akhirnya aku menemukan apartemennya, leganya perasaanku, aku kira, aku akan kesasar dan menjadi gelandangan. Krekk, bunyi pintu yang kubuka dan terukirlah lekuk wajah yang terkagum-kagum dengan isi apartemen, fasilitas di sini sangat lengkap, bagian yang kusuka adalah ada kumpulan kecil yang diisi buku-buku pendidikan berbahasa inggris yang cukup banyak, hal ini untuk mendukung pendidikanku di sini. Aku rapihkan segala barangku di tempat ini, lalu aku pergi ke universitas yang akan kutempati dengan membawa surat yang berisi aku adalah murid baru di Universitas Amsterdam. Sesampainya di Universitas Amsterdam, decak kagum masih menyelimuti wajah ini, bangunannya sangat indah. Setelah decak kagumku selesai, aku segera memasuki universitas dan segera memberikan surat ini.
Besok sudah mulai masuk universitas, rasanya deg-degan, untuk menghilangkan perasaan itu, aku mau mengunjungi taman yang dekat dengan apartemenku, yaitu Taman Erasmus. Di taman ini, ada patung yang berwujud beruang kutub, rumput di sini sangat hijau dan terawat, tempat yang pas untuk menyegarkan diri.
Kringgg, alarm ku berbunyi, aku akan menyiapkan beberapa buku untuk persiapan nanti di universitas. Sesampainya di universitas, aku langsung memasuki kelas, keadaan kelas di sini sangat berbeda dengan keadaan kelas saat aku kuliah S1 di Indonesia.
Lelahnya, kata pertama yang keluar dari mulutku ketika kelas sudah selesai, walaupun melelahkan tapi benar-benar mengagumkan, aku merasa sudah dekat sekali dengan impianku.
Siklus kehidupanku di Belanda selalu sama, berangkat, pulang lalu belajar untuk selanjutnya, selalu seperti itu sampai 4 tahun ke depan, walaupun seperti ini, tapi ini benar-benar tidak membosankan, melainkan menyenangkan.

Meraih BintangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang