Mataku terbuka perlahan, seketika mataku tertuju pada jam yang menunjukkan pukul 01.00 dini hari, aku kaget karena aku telah tidur untuk waktu yang cukup lama, walaupun begitu, tubuhku merasa segar kembali, jadi, aku tidak terlalu memikirkan aku tidur terlalu lama atau tidak. Aku memutuskan untuk pergi keluar sebentar, tapi, aku ingin memakai jaketku terlebih dahulu karena udara di sini cukup dingin. Aku berjalan kaki sekitar 500 meter menuju puncak dari perbukitan, sesuai dugaanku, udaranya sangat dingin tapi menyejukkan, bintang yang sangat banyak bertaburan di langit sini, rasanya tubuh ini tidak mau bergegas pergi dari sini. Aku rebahkan tubuhku di antara rerumputan kecil dan mataku sambil menatap bintang yang menghiasi angkasa, tanpa kusadari, tangan ku terangkat ke arah bintang seakan-akan ingin merabanya. Diri ini menatap bintang seraya berpikir tentang impian yang sering dikatakan oleh banyak orang dan aku teringat sebuah kalimat, raihlah impianmu setinggi langit, aku mulai merasakannya, setinggi langit dan di antara bintang-bintang, sebenarnya apa itu impian ? Diriku tak berhenti memikirkan itu. Ketika sedang memikirkan pengertian impian yang sebenarnya, terlintaslah di pikiranku tentang impianku yang telah lama kubuang, aku pun menyadari betapa indahnya impianku.
Saat aku SMP, aku sangat ingin mendapatkan beasiswa pendidikan ke luar negeri, aku belajar setiap hari untuk mendapatkan impianku itu dan aku sering mendapatkan peringkat yang cukup tinggi. Sekarang, aku merasa malu pada diriku,malu pada diriku yang dulu, aku merasa hina, perasaan ini terus menyesali perbuatanku yang telah menghina cita-citaku dulu. Namun, aku sadar, menyesal itu tak mengubah apapun dan aku harus melakukan sesuatu supaya impianku yang telah lama kubuang terwujud. Aku bergegas menuju penginapan dan mempersiapkan segalanya lalu menuju ke arah pulang, aku gak mau hidupku selalu seperti ini, aku harus berubah. Aku segera menuju ke stasiun dan membeli tiket ke arah rumahku. Selama di perjalanan, aku tidak menghabiskan waktuku untuk bermain game melainkan membuat jadwal yang harus kulakukan nanti, hal ini membuat semangatku membara dan ditambah lagi sebuah kalimat yang benar-benar masuk ke hatiku "Hidup ada dua pilihan, kau hina impianmu, lalu kau tidak punya tujuan hidup atau kau raih impianmu dan berdiri bersamanya di angkasa, lalu disambut para bintang".
KAMU SEDANG MEMBACA
Meraih Bintang
AcakSeorang anak kelahiran 1997 yang telah melupakan impiannya untuk mendapatkan beasiswa pendidikan ke luar negeri. Namun, hal itu terlintas kembali di pikirannya setelah ia meraba bintang dari kejauhan. Hal itu membuat kehidupannya berubah.