"Missing You"
Naruto Disclaimer©Masashi Kishimoto
kesan pertama adalah hal penting dalam pembentukan suatu hubungan terutama hubungan pria dan wanita. Tapi berpikirlah, kata 'kesan' itu sendiri bermakna apa dan kesan seperti apa yang bisa menciptakan benang merah. Semua masih belum terjawab dan jika benang merah sudah tercipta, apa yang akan terjadi selanjutnya
Seorang gadis terlihat berjalanan melewati koridor dengan tergesa-gesa, dengan membawa setumpuk buku. Tidak dihiraukannya orang-orang yang terlihat terganggu dengannya.
"Hinata."
Terdengar suara seseorang yang memanggilnya, membuat ia berhenti melangkah dan malah melirik ke belakang,"Ino."
"Kau salah membawa buku Hinata. Itu buku yang harusnya aku berikan para Kurenai-sensei."
"A-Apa?" Hinata sangat terkejut, buku yang susah payah dibawa dari lantai tiga ke lantai dasar ternyata bukan buku tugas miliknya.
"Tadi aku sudah memanggilmu tapi kau terus saja berjalan."
"Ma-Maaf.." Hinata menyerahkan buku di tangannya pada Ino, "lalu buku milikku?"
Ino tersenyum dan menjawab, "Ah... Karena bukumu sangat berat maka aku biarkan di ruang tadi."
"Astaga, a-aku harus naik lagi..."
"Hahaha... Kau sudah tahu jawabannya." Ino tertawa, "Sudah sana, kelas itu akan digunakan oleh senpai. Tadi saja sudah ada sekumpulan senpai di sana." Ino tersenyum jahil.
"I-Ino temani aku..." Hinata memegang lengan Ino dan memasang wajah memohon.
"Maaf Hinata, aku harus segera masuk kelas selanjutnya. Lagian kau bisa berkenalan dengan salah satu senpai itu Hinata, tapi jangan dekati si Uchiha." Ino mendengus kesal saat menyebut nama itu, "Pokoknya jangan." Setelah berkata hal yang membuat Hinata bingung, Ino langsung melenggang pergi.
'Rasakan itu Uchiha, kau kira aku dengan senang hati menuruti perintahmu.' Batin Ino kesel.
Dengan sedikit berlari Hinata menaiki tangga hingga sampai pada tujuannya. Sedikit membuka pintu dan mengintip, memastikan perkataan Ino. Dan tepat, memang ada empat orang pria di tengah ruangan itu, asyik berbincang dan merokok.
'Kami-sama... bantu aku...' Batin Hinata takut melihat kelakuan keempat pria itu.
Dengan langkah pelan ia memasuki ruang kelas itu, walau pelan tapi tetap menarik perhatian ke empat pria tersebut. Dengan canggungnya Hinata tersenyum dan menyapa, "Pe-Permisi senpai."
"Mau apa kau!?" Salah satu dari keempat senior itu bertanya dengan nada tidak menyenangkan.
Cara bicara pria itu membuat Hinata membeku dan menatap takut pada lawan bicaranya, "Ma-Maaf... A-Aku hanya ingin mengambil buku yang tertinggal."
"Sasuke jangan bicara seperti itu, lihat dia jadi ketakutan tebayo." Ucap pria berambut pirang dan mendapat tatapan tajam dari orang yang bernama Sasuke.
"Diam saja kau Naruto." Sasuke berdiri dan berjalan mendekati Hinata.
Naruto ingin menghalangi Sasuke tapi dua orang pria lainnya menghalanginya, "Biarkan saja."
Hinata semakin takut melihat Sasuke yang tetap memasang wajah datarnya. Berbeda dengan Sasuke yang entah kenapa malah bersemangat melihat wajah ketakutan Hinata. Sebuah seringai pun muncul pada wajah datar Sasuke, hingga menambah tingkat keseramannya.
"Siapa namamu? Tingkat berapa? Apa sudah punya pacar?" Tanya Sasuke tanpa jedah. Jarak mereka pun sangat dekat hingga membuat mereka saling merasakan panas napas lawan bicaranya.
Dalam keadaan terpojok seperti itu membuat Hinata semakin gugup, "Hyu-Hyuuga Hi-Hinata, tingkat dua, dan be-belum punya pacar."
"Bagus." Sasuke memundurkan tubuhnya memberi jarak aman pada Hinata, "Sasuke Uchiha tingkat tiga, dan pacar Hyuuga Hinata. Kau setuju?"
Hinata mengangguk begitu saja, tidak fokus pada pernyataan maupun pertanyaan Sasuke. Tapi tiga orang pria di dekat mereka sudah tertawa.
"Hei Sasuke kau tidak romantis tebbayo." Ejek Naruto.
"Kita akan melakukan perayaan setelah ini." Ucap Gaara.
"Dia sedang ketakutan dan pasti tidak paham dengan maksudmu Sasuke."
"Diam saja kau Shikamaru. Dia sudah setuju dan tidak ada penolakan." Sasuke tersenyum penuh kemenangan, saat melihat Shikamaru tidak berkata apapun.
Beralih kembali pada sang gadis yakni Hyuuga Hinata.
"Kalau begitu ambil bukumu dan aku akan mengantarmu." Ucap Sasuke.
"Ta-Tapi..."
"Ingat Hime, aku tidak menerima penolakan." Setelah berkata itu, Sasuke langsung mendaratkan kecupan pada kening Hinata, "Untuk permulaan."
Hinata tidak bisa berkata apa-apa, ia hanya terpaku menatap mata onyx yang mulai menenggelamkan dirinya. Kenapa ia mudah larut dalam tatapan itu.
"Masih mau kukecup?" Tanya Sasuke sambil mendekati dirinya.
Hinata terkejut dan langsung mundur. Kelakuan itu membuat Sasuke semakin ingin tertawa, tapi ia tidak akan membiarkan dirinya keluar dari sifat seorang Uchiha. Tidak akan pernah. "Kalau begitu ambil bukumu."
"Ha'i" Ucap Hinata tidak membantah, ada apa dengan dirinya. Hinata benar-benar sudah tenggelam dan mengeluarkan sifat dasar gadis penurut dan Sasuke suka itu.
Mereka meninggalkan ke tiga pria tadi dengan santainya. Namun ke tiga pria itu malah tersenyum melihat tingkah Sasuke.
"Dia sudah mendapatkannya." Ucap Gaara.
"Aku senang melihat Sasuke tebbayo..." Balas Naruto.
"Hampir satu tahun Sasuke mengincar gadis itu. Dan sedikit keberuntungan hari ini membuatnya mendapatkan gadis itu." Kata Shikamaru.
"Kau lihat wajah Sasuke saat melihat buku itu?" Tanya Gaara.
"Astaga... Hahaha... Wajahnya memerah dan dia tersenyum pada buku itu. Hahaha.." Naruto tertawa terbahak-bahak.
"Untung Ino mau mengikuti perkataan kita. Ini semua karena Shikamaru." Ucap Gaara.
"Ada gunanya juga kau berpacaran dengan Ino." Ucap Naruto tak tahu diri.
Sebuah pukulan mendarat di kepala Naruto, "Jaga ucapanmu."
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
Missing You
FanfictionAda pepatah menyatakan kesan pertama adalah hal penting dalam pembentukan suatu hubungan terutama hubungan pria dan wanita. Tapi berpikirlah, kata 'kesan' itu sendiri bermakna apa dan kesan seperti apa yang bisa menciptakan benang merah. Semua masih...