Daun mulai berguguran, menunjukkan musim yang berganti. Kehangatan pancaran sinar matahari tergantikan oleh hembusan angin dingin. Pohon yang sebelumnya hijau dan lebat, kini mulai menguning dengan dedaunan yang mulai jatuh mengotori sekitarnya.
Sebuah daun jatuh tepat di pangkuan seorang gadis dengan rambut panjang berwarna biru tua dan berkulit putih tergolong pucat. Tangannya menyentuh daun itu, sebuah senyum terukir namun juga beriringan dengan setetes air mata.
"Hiks..." Isakan keluar dari bibirnya.
"Hinata-san kenapa anda keluar? Bukankah Tsunade-sama sudah melarang anda untuk keluar."
Sebuah omelan terdengar dari belakang tubuh gadis itu, gadis yang bernama Hinata. Secara berlahan menoleh melihat wanita itu, namun sebelum itu Hinata sudah terlebih dahulu menghapus air matanya.
"Gomen... Aku hanya bosan Shizune-san." Untuk menutupi kesalahannya, Hinata tersenyum.
Orang yang bernama Shizune itu menggeleng melihat tingkah Hinata. "Cobalah bersabar Hinata-san, jika seperti ini terus maka anda akan memperburuk keadaan."
Hinata menundukkan kepalanya menahan perasaan bergejolak di dalam dadanya, "Gomen Shizune-san. Aku tidak akan mengulanginya."
Melihat wajah Hinata yang seperti itu, membuat Shizune merasa kasihan. "Sudahlah... Ayo masuk, kita harus segera melakukan pemeriksaan."
"Ha'i" Jawab Hinata.
Dengan bantuan Shizune, Hinata memasuki gedung besar dengan dominasi warna putih. Bau obat kembali memenuhi indra penciumannya dan ini sudah menjadi hal biasa baginya.
Sesampai di ruang kamar Hinata, Shizune pun pergi meninggalkannya. Ruangan yang hanya di isi oleh dirinya sendiri tampak sangat sepi dan tenang. Membuatnya merasa sendiri.
Ketika ia bergerak menuju ranjang tidurnya, terlihat bingkisan ungu dengan pita ungu yang mengikat keempat sisi bingkisan itu dan sebuah surat.
Hinata ambil surat itu dan membacanya.
Nee-chan hari ini Hanabi tidak bisa menemani nee-chan. Dan ini bingkisan yang di kirim Sasuke-nii untuk nee-chan.
By HanabiTernyata bingkisan yang ada dipangkuan Hinata adalah pemberian Sasuke.
Hinata dengan pelan membuka bingkisan itu, namun wajahnya terlihat sedih. Hinata kembali menemui sebuah surat dan sebuah pita putih di dalamnya.
Hime... Apa semuanya harus berakhir begini? Apa salahku padamu?
Jika memang aku bersalah, maafkan aku hime tapi jangan akhiri hubungan kita. Aku ingin bertemu dan bicara padamu. I miss you and I love you forever.
By : Sasu."Hiks. I miss you and I love you to Sasu. Hiks..." Ucap Hinata.
Tidak ada seorang pun yang melihatnya menangis. Tak seorang pun yang menghiburnya.
"Maafkan aku... Maafkan aku Sasu..." Hanya kalimat itu yang diucapkannya lebih dari satu jam. Air matanya pun bagai sudah mengering hingga tak ada lagi yang dapat menetes.
Semakin lama suara Hinata semakin pelan dan secara tiba-tiba ia terjatuh.
"Hiks... Jika aku tidak seperti sekarang mungkin aku akan tetap disampingmu." Tuturnya sangat pelan, hingga kemudian ia pun jatuh pingsan.TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
Missing You
FanfictionAda pepatah menyatakan kesan pertama adalah hal penting dalam pembentukan suatu hubungan terutama hubungan pria dan wanita. Tapi berpikirlah, kata 'kesan' itu sendiri bermakna apa dan kesan seperti apa yang bisa menciptakan benang merah. Semua masih...