Ketika perasaan dan pemikiran tidak bisa sepaham maka hanya rasa sakit yang diterima. Dimana perasaan melambangkan jiwa dan pemikiran melambangkan tubuh yang saling bertolak belakang.
Saat tubuh terasa menghianati jiwa yang tertanam di dalamnya maka sakitlah yang terasa. Dan saat jiwa sudah tidak bisa menahannya, maka tubuhlah yang akan terluka. Cepat atau lambat keduanya akan hancur.
Penyebabnya?
Mungkin saja karena kasih sayang, obsesi, atau cinta.
***
"Nee-chan." Hanabi memasuki ruangan dengan berlari, membuat para orang-orang yang ada di dalam melihatnya heran.
"Tenanglah Hanabi." Ucap Tsunade.
Hanabi berjalan mendekati Tsunade, "Tsunade-san sebenarnya apa yang terjadi?"
Tsunade melihat ke arah Hinata. Di sana Hinata sedang terbaring dengan mata tertutup, wajahnya terlihat lebih pucat dari biasanya. Kedatangan Sasuke yang mencari Hinata dan amukan Sasuke saat itu, membuat kesehatan Hinata menurun drastis. Sejak saat itu, Tsunade juga semakin ekstra hati-hati menjaga Hinata. Keadaannya sering drop tiba-tiba dan itu membuat Tsunade panik.
Dengan wajah lelah Tsunade menjawab, "Sasuke datang ke sini."
Wajah Hanabi menegang, "La-Lalu? Apa mereka bertemu?"
"Tidak. Hinata bersembunyi." Jawab Tsunade.
"Tolong cerita yang terjadi Tsunade-san." Tutur Hanabi.
FLASHBACK ON
Kedatangan yang secara tidak terduga membuat kaget Hinata. Dari kejauhan Hinata bisa langsung mengetahui siapa orang itu. Terlihat orang itu yang sedang berdiri di pintu ruangan Hinata, terlihat seperti menunggu.
"Tsunade-san..." Hinata masih menatap ke arah orang itu, "Tolong suruh dia pergi."
Tsunade bingung maksud dari Hinata, "Eh?"
"Dia Sasuke-kun..."
Menyebut nama itu saja sudah membuat jantung Hinata berdebar-debar, menatap orang itu membuat rasa rindunya semakin menggila.Hingga tanpa sadar ia ingin meraih orang itu, memeluk, mencium aromanya dan bermanja-manja padanya.
Ingin, sangat ingin sekali.
"Sasuke-kun."
Brukk.
Jatuh.
Hinata terjatuh.
"Hinata, apa yang kau lakukan!?"
Hinata menundukkan wajahnya, mengeratkan genggamannya, dan menahan isakan. 'Apa yang kulakukan? Dasar Hinata bodoh!' Marahnya pada dirinya sendiri.
"Hinata, kau tidak apa-apa?"
Setetes air mata Hinata jatuh, membasahi tangannya. Selanjutnya tetesan-tetesan lain juga turun bersamaan dengan isakan yang semakin terdengar. 'Lumpuh. Kau sudah lumpuh Hinata.'
"Hinata."
Hinata selalu merasa bersalah ketika melihat orang-orang di sekitarnya khawatir. 'Kenapa aku harus menambah orang yang khawatir padaku dan menyusahkan mereka?' Tanyanya dalam hati.
"Sasuke-kun..." Ucapnya berulang kali dengan pelan disertai isakan. "Sasuke-kun... Sasuke-kun."
"Hinata kenapa kau harus begini?"
Hinata mulai mengangkat kepalanya, memandang ke arah orang yang sejak tadi menanyai keadaannya. Hinata menunjukkan wajahnya yang penuh dengan air mata. "Tsunade-san, tolong usir dia dari sini." Ucap Hinata.
KAMU SEDANG MEMBACA
Missing You
FanfictionAda pepatah menyatakan kesan pertama adalah hal penting dalam pembentukan suatu hubungan terutama hubungan pria dan wanita. Tapi berpikirlah, kata 'kesan' itu sendiri bermakna apa dan kesan seperti apa yang bisa menciptakan benang merah. Semua masih...