"Hei!"
Seseorang datang dan memegang bahu Hinata, menolongnya dari posisi tidak menguntungkan. Bisa saja Hinata jatuh ke depan dan membuat keadaannya semakin parah. Tapi siapa orang yang menolongnya?
***
"Kau tidak boleh duduk seperti itu." Ucap orang yang berada di belakang Hinata. Orang itu jugalah yang menolong Hinata sebelum ia jatuh dari kursi rodanya. "Kau harus lebih berhati-hati." Nasehat orang itu sambil mendorong kursi roda Hinata memasuki koridor Rumah Sakit.
Hinata diam dengan posisi memeluk bonekanya yang sedikit kotor dan membiarkan orang itu membawanya. Ia tidak takut, karena ia tahu bahwa orang itu adalah dokter, bisa dilihat dari jas yang dikenakannya.
"Di mana ruanganmu?" Tanya orang itu.
Hinata menoleh melihat orang yang bertanya padanya, "Di ru-"
"Hei Toneri!"
Sebuah seruaan membuat Hinata menghentikan ucapannya dan malah menoleh ke asal suara tadi, ternyata itu Tsunade. Dengan berjalan cepat Tsunade menghampiri mereka.
"Auauww..." Suara mengaduh keluar dari orang yang bernama Toneri itu, orang yang menolong Hinata tadi. Itu dikarenakan Tsunade yang menarik telinga Toneri.
"Toneri!!! Kenapa kau tidak segera melakukan pemeriksaan!? Dan..." Tsunade melirik ke arah Hinata kemudian melihat ke arah Toneri kembali. "bagaimana bisa kau bersama Hinata?"
"Hinata? Jadi namanya Hinata?" Toneri tersenyum lebar saat memandang Hinata yang menatap ke arahnya juga.
"Ya, dia Hinata. Sekarang lebih baik kau antarkan dia keruangannya dan setelahnya lakukan pemeriksaan kesehatanmu." Ucapan Tsunade terdengar seperti perintah.
Wajah Toneri tampak kesal, "Cih! Aku sudah katakan aku tidak perlu diperiksa lagi dan sekarang aku sibuk untuk melakukan pemeriksaan pada pasien lain."
Tok. Satu pukulan mendarat di kepala Toneri.
"Sebelum kau merawat mereka lebih baik rawat dirimu sendiri. Dasar anak ini. Sudahlah lebih baik cepat lakukan yang kukatakan." Perintah Tsunade dan berlalu begitu saja.
Toneri kembali memperhatikan Hinata, "Dimana ruanganmu Hinata?"
"Itu." Tunjuk Hinata pada sebuah ruangan.
Toneri mendorong kursi roda Hinata menuju ke ruangan yang ditunjuk Hinata. "Suaramu sangat lembut, pasti banyak yang menyukaimu."
Ini pertama kali mereka bertemu namun Toneri sudah berkata-kata seolah mereka sangat dekat dan sudah saling mengenal. "Nah sudah sampai, sekarang aku harus pergi. Bay... Bayyyy..."
-0o0o0-
Di ruangan serba putih dengan alat-alat kedokteran dan beberapa orang perawat dan dokter. Toneri sedang berbaring di kasur pasien. Tsunade menyuntikkan sesuatu pada lengan Toneri.
"Tsunade-san, kenapa tadi harus memakai kekerasaan?" Ucap Toneri. Sepertinya Toneri masih tidak terima dengan perlakukaan Tsunade yang memukul dirinya di depan Hinata.
"Hanya cara itu yang membuatmu sadar akan pentingnya pemeriksaan. Jangan sia-siakan hidupmu dengan tidak mempedulikan tubuhmu. Kami-sama pasti akan marah Toneri." Nasehat Tsunade.
Toneri menghembuskan napas seperti kelelahan, "Tsunade-san aku lelah melakukan ini."
Tsunade menghentikan kegiatannya, memandang Toneri dengan wajah marah. Namun Toneri tidak merasa takut, ia hanya memasang ekspresi biasa, "Tsunade-san tidak perlu menatapku seperti itu."
KAMU SEDANG MEMBACA
Missing You
FanficAda pepatah menyatakan kesan pertama adalah hal penting dalam pembentukan suatu hubungan terutama hubungan pria dan wanita. Tapi berpikirlah, kata 'kesan' itu sendiri bermakna apa dan kesan seperti apa yang bisa menciptakan benang merah. Semua masih...