Sebuah mobil sedan hitam memasuki halaman panti asuhan itu. Dua orang pria turun dari mobil tersebut. Bibi Marlyn sudah menunggu mereka di pintu depan. Kedua pria itu adalah Mr. Thomas dan Mr. Robert, guru dari Licthwood Academy.
"Selamat pagi, Tuan-tuan. Terima kasih atas kedatangan anda ke panti asuhan ini," ucap Bibi Marlyn dengan ramah.
"Selamat pagi, Nyonya. Kami harap kedatangan kami tidak mengganggu aktivitas kalian," jawab Mr. Thomas.
Sesampainya mereka di ruang tengah, semua anak-anak panti telah menunggu kedatangan mereka. Mereka menyambut antusias program yang diberikan oleh sekolah itu. Mr. Robert mulai menjelaskan tes yang akan dilakukan untuk memilih salah satu dari anak-anak panti asuhan.
"Untuk mendapatkan beasiswa dari Lichtwood Academy, maka kami harus menguji kemampuan kalian. Tes yang dilakukan cukup sederhana. Kalian diminta untuk melakukan sihir perlindungan sementara saya akan memberi serangan kepada kalian. Kalian pasti sudah tahu bahwa Lichtwod Academy berisi anak-anak dengan kemampuan diatas rata-rata. Maka kalian harus mengerahkan kekuatan semaksimal mungkin. Oke, cukup penjelasan dari saya. Sekarang kita mulai tesnya. Satu-persatu anak akan maju ke depan. Kalian tidak perlu khawatir jika ruangan ini berantakan. Mr. Thomas yang akan mengatasinya."
------------------------------------------------------------------------------------------
Calistia POV
Ini mengejutkan. Mengapa mereka membuat tes seperti ini. Kupikir mereka akan memberi tes mengenai teori sihir, tapi menggunakan sihir?! Aku tidak bisa melakukannya. Aku tidak tahu cara melakukan sihir. Kebanyakan anak disini juga tidak dapat melakukannya. Jika ditanya alasan; Pertama, kami tidak pernah diajarkan menggunakan sihir, kedua kami tidak diijinkan menggunakan sihir di panti asuhan. Jadi bagaimana kami bisa lulus tes jika kami tidak tahu cara menggunakan sihir?
Beberapa orang di panti bisa menggunakan sihir, contohnya Bibi Marlyn yang bisa menggunakan sihir angin, Bibi Rosalyn -asisten Bibi Marlyn- yang bisa menggunakan sihir Air, dan masih banyak pengurus panti yang lainnya. Ada anak-anak panti yang juga bisa menggunakan sihir, walaupun sedikit. Seperti Merry, dia selalu sombong karena merasa menjadi penyihir dengan sihir apinya. Ada pula Jade, dia sahabatku. Dia bisa menggunakan sihir tumbuhan, karena kemampuannya dia sering dikucilkan oleh anak-anak yang lain.
Kembali ke saat ini. Mr. Robert mulai memanggil satu-persatu anak untuk menunjukkan kemampuan mereka. Mr. Robert menyerang mereka menggunakan sihir pasirnya. Kemampuan yang dimilikinya sangat hebat. Anak-anak yang bisa menggunakan sihir terkena serangan Mr. Robert karena tidak bisa menahan serangannya. Bahkan Merry sampai terbatuk-batuk karena pasir masuk ke dalam mulutnya. Jade juga, kasihan sekali dia. Tubuhnya menjadi penuh dengan pasir. Anak-anak yang lain juga bernasib sama, bahkan anak-anak yang belum menguasai sihir lebih memilih tidak mengikuti tes karena merasa putus harapan.
Kini sudah tiba giliranku. Aku yang sudah merasa gugup ditambah pesimis karena melihat keadaan teman-temanku yang lain menjadi makin gugup. Aku menggigit bibir bawahku saat berjalan ke depan. Semua mata melihatku. Pandanganku mulai kabur akibat air mata yang menggenang. Tanda aku sudah benar-benar frustasi.
"Ada apa nona? Mengapa kamu menangis? Kami tidak akan mencelakaimu," kata Mr. Robert saat melihat keadaanku.
"Tidak apa-apa. Aku sudah siap."
"Baiklah jadi sekarang kita bisa mulai," ucapnya cepat dan secepat itulah pasir melayang menuju ke arahku. Aku yang tidak siap dari awal hanya mengarahkan kedua tangan menutupi wajahku.
Dan tiba-tiba hal aneh terjadi.
Sebelum pasir itu menyentuh tanganku, seperti ada dinding kubah pelindung yang menghalangi pasir itu, dan ketika mengenainya, pasir itu berubah menjadi cahaya-cahaya kecil dan menghilang. Semua yang ada di sana menunjukkan ekspresi yang beragam. Ada yang terkejut, takjub, bingung, dan ekspresi lain yang tidak dapat kutebak. Aku sendiri yang masih syok hanya bisa mematung ditempat. Keheningan melingkupi riangan itu.
"Ini tidak mungkin," ucap Mr. Robert yang memecah kesunyian di ruangan itu. "Ini mustahil. Seumur hidup aku baru melihat sihir seperti ini."
"Jadi kita sudah menemukan pemenangnya," ucap Mr. Thomas yang sudah menutupi ekspresinya. "Pengguna sihir yang belum pernah kulihat sebelumnya. Kita harus memberitahu Kepala Sekolah. Gadis ini pasti memiliki kemampuan yang tidak biasa."
"Aku setuju denganmu, Thomas. Dia memiliki bakat yang luar biasa. Aku ucapkan selamat nona-"
"Calistia."
"Ah, Calistia. Selamat atas keberhasilanmu. Kamu yang terpilih. Mobil akan menjemputmu besok pukul 8."
Jadi aku yang mendapatkannya? Apa aku selalu seberuntung ini? Ini mujizat. Kesempatan bersekolah di tempat bergengsi, membuat Bibi Marlyn bangga akan pencapaianku...
"Terima kasih Mr. Thomas, Mr. Robert," ucapku kegirangan. Aku bahkan tidak tahu harus berkata apa lagi untuk mendeskripsikan kegembiraanku.
"Baiklah kalau begitu, kami permisi. Sampai bertemu di Lichtwood Academy," ucap Mr. Thomas sebelum pergi meninggalkan ruang tengah.
Bibi Marlyn mengantar kedua pria itu hingga sampai pintu depan. Ekspresi Bibi Marlyn tidak dapat menutupi perasaan senang yang dirasakannya.
Dan setelah mobil meninggalkan panti,
semua menjadi gelap.
______________________________________________________________
15 April 2016
KAMU SEDANG MEMBACA
Lichtwood Academy
FantasíaCalistia Evelyn tidak pernah menyangka bahwa dirinya diberi kesempatan untuk menjalani pelatihan penyihir di Lichwood Academy. Namun, Calistia menyadari bahwa kekuatan jahat yang terkubur di masa lalu kembali bangkit dan mengincar dirinya. Selain it...