Dengan tergesa-gesa aku berjalan menyusuri koridor sekolah. Kelas sudah dimulai sekitar 10 menit yang lalu. Aku terlambat. Dan semua itu memang salahku. Jika saja semalam aku tidak lupa memasang alarm, aku pasti tidak akan bangun kesiangan. Jika saja kemarin aku tidak mengikuti perkataan Darius, aku pasti tidak akan pingsan -lebih tepatnya tertidur- karena kelelahan. Jika saja...
"Bodoh! Sudah terlambat menyesal sekarang. Lebih baik cepat dan semoga belum ada profesor yang masuk," batinku
Ya, tidak ada gunanya menyesal sekarang. Jam pertama pagi ini adalah pelajaran sejarah sihir. Seingatku Profesor Aurel-lah yang mengajar pelajaran tersebut. Hari ini adalah hari keduaku sebagai murid Lichtwood Academy, dan kedua kalinya pula aku terlambat. Aku berharap dapat tenang, tapi rasanya sulit saat ini. Aku tidak tahu apakah dia akan menghukumku atau tidak, yang jelas aku benar-benar frustasi.
Tinggal dua koridor lagi dan aku akan sampai di kelas. Koridor sudah sangat sepi. Sampai saat ini aku masih sangat kesal pada Darius. Jika saja kemarin aku tidak mengikuti perkataan Darius untuk memperbaiki air terjun yang hancur dengan sihirku, aku tidak akan jatuh pingsan karena kelelahan. Efek kelelahan setelah latihan sihir kemarin memang luar biasa. Aku baru bangun 5 jam kemudian setelah pingsan kemarin. Bahkan petugas klinik kesehatan menyarankanku agar ijin tidak masuk sekolah agar dapat beristirahat kembali.
Jika saja kemarin aku tidak mengikuti perkataan Darius untuk memperbaiki air terjun yang hancur dengan sihirku, aku tidak akan jatuh pingsan karena kelelahan. Dia bahkan menipuku sampai aku mengira bahwa aku akan dikeluarkan dari sekolah pada hari pertamaku, padahal Lichtwood Academy telah memasang mantra ilusi sehingga tidak akan ada jejak jika terjadi kerusakan pada sekolah.
Sejujurnya aku masih tidak mengerti penyebab aku pingsan kemarin. Memang petugas klinik kesehatan yang kutahu bernama Ms. Bernadine mengatakan bahwa aku pingsan karena efek kelelahan setelah melakukan sihir, tapi entah mengapa aku tidak dapat mempercayai hal iu.
Aku jadi ingat peristiwa saat aku mengikuti tes untuk mendapat beasiswa ke Lichtwood Academy. Saat itu aku juga pingsan setelah menggunakan sihirku untuk pertama kalinya dan baru terbangun pada malam harinya. Setelah kupikir-pikir memang aku selalu merasa lelah setelah melakukan sihir.
Namun menurutku disanalah letak permasalahannya. Jika aku masih terus merasa lelah setiap melakukan sihir, itu membuktikan bahwa aku masih sangat lemah. Darius telah mengatakan kepadaku bahwa seiring berjalannya waktu aku akan terbiasa juga menggunakan sihirku, tapi tetap saja aku tidak bisa tenang.
Tujuanku masuk ke Lichtwood Academy adalah supaya aku dapat berhasil menjadi seorang penyihir. Aku ingin membuat Bibi Marlyn bangga kepadaku. Aku juga tidak ingin mengecewakan anak-anak panti asuhan. Dan aku merasa aku tidak ada apa-apanya dibanding murid Lichtwood Academy yang lain. Apa aku memang pantas masuk ke sekolah ini?
Memikirkan hal itu membuatku merasa pusing. Ya, aku tahu aku baru masuk ke sekolah penyihir ini. Aku juga sudah diberitahu oleh Darius bahwa dia bermaksud baik kepadaku agar aku jadi terbiasa menggunakan sihir dan menjadi lebih kuat. Tapi setelah kejadian kemarin aku menjadi pesimis.
Aku jadi merasa bersalah terhadap Darius. Dia dengan begitu baiknya melatihku kemarin hingga aku bisa menguasai dua jenis sihir sekaligus. Tapi tetap saja aku merasa bahwa aku masih lebih lemah dibandingkan dengan anak-anak yang lain.
Aku masih ingat percakapanku dengan Merry. Dia mengatakan bahwa Darius adalah murid paling berprestasi di Lichtwood Academy. Aku tidak percaya pada kata-katanya bahwa Darius selalu bersikap dingan kepada semua orang.
"Percayalah padaku, Calis. Kamu tidak tahu karena kamu masih anak baru. Tapi selalu bersikap dingin kepada semua orang bahkan perempuan sekalipun yang terus menggodanya. Apa kamu tidak ingat saat kalian bertemu pertama kali?"
Ya, betul juga. Aku sempat merasa tidak suka pada Darius karena sikap kasarnya itu. Tapi menurutku dia tidak sedingin itu. Di saat latihan dia bersikap lebih ramah kepadaku. Walaupun dia sempat besikap tidak sopan kepadaku, tapi aku rasa dia orang baik.
Dan berada di dekat orang seperti Darius disaat aku belum dapat melakukan apa-apa membuatku merasa tidak percaya diri. Apalagi dia adalah penyihir kegelapan dengan kekuatan yang luar biasa. Katakanlah aku berlebihan, tapi begitulah apa yang kulihat.
Bahkan aku masih ingat dengan tatapan murid-murid di kelas sihir saat aku mengikuti Darius menuju bangku di dalam kumpulan penyihir kegelapan. Tatapan merendahkan dan meremehkan. Mengingat tatapan mereka membuatku tambah depresi. Jumlah penyihir kegelapan di kelas itu hanya ada 5 orang ditambah Darius. Mungkin mereka mereka merasa bahwa aku tidak pantas menjadi partner Darius.
Saat ini aku memang masih lebih lemah dari yang lain. Dan memikirkan semua itu membuatku semakin takut. Apa aku bisa bertahan di sekolah ini? Dengan kemampuanku yang seperti ini aku tidak yakin.
Profesor Wiliam berkata kalau kempuan sihir yang kumiliki ini bukanlah kemampuan sihir biasa. Darius juga mengatakan hal yang sama. Tapi aku tidak merasa bahwa kemampuanku istimewa. Dengan aku yang belum bisa mengatasi kelemahan pada diriku saat ini, apa aku bisa disebut istimewa?
---------------------------------------------------------------------------------------------
Aku telah sampai didepan pintu kelas sejarah sihir. Lorong koridor telah lama sepi karena semua pintu telah ditutup dan semua ruangan kedap suara.
Dengan ragu-ragu aku mengetuk pintu kelas. Setelah menunggu beberapa saat perlahan aku membuka pintu di depanku. Semua memperhatikanku saat aku berjalan menuju podium dimana Profesor Aurel berdiri saat ini. Dia menatapku dengan pandangan menusuk, membuatku merasa gugup bahkan untuk berbicara.
Profesor Aurel memiliki wajah yang cantik. Dengan tulang pipi yang tinggi menambah ketegasannya. Serta rambutnya yang berwarna coklat terang di gerai menambah kesan anggun terhadapnya. Tapi melihat cara tatapannya kepadaku belum berubah membuatku jadi merinding.
"Jika benar Profesor Aurel seorang penyihir, dia cocok sekali memerankan nenek sihir yang jahat. Tidak. Tidak cocok. Mana ada nenek sihir berwajah cantik," batinku.
"Jadi, siapa kamu? Saya belum pernah melihat kamu di kelas saya. Apa kamu murid baru?" tanya Profesor Aurel.
"I-iya, Profesor. Saya murid baru. Maaf saya terlambat," jawabku tergagap.
"Sayang sekali. Meskipun kamu anak baru bukan berarti kamu bisa menghindar dari hukuman saya."
"H-hukuman?" tanyaku kaget.
"Ya. Buat ringkasan sejarah 4 sihir alam. Besok sudah harus berada di meja saya, mengerti?"
"Maaf, Profesor," tiba-tiba Darius mengacungkan tangan dan berdiri. "Bukankah itu berlebihan, Profesor. Dia terlambat karena latiha sihir kemarin. Dia juga murid baru disini. Lagi pula meringkas sejarah 4 sihir alam tidak akan selesai dalam waktu satu hari. Apa tidak ada keringanan untuknya?"
"Ada apa ini Darius. Belum pernah kamu berbicara sepanjang ini. Apalagi mendebat saya. Apa dia temanmu?"
"Dia partnerku. Dia kelelahan karena berlatih sihir bersamaku kemarin," jawab Darius.
"Ya, tentu saja. Tapi ini mengejutkan," ucap Profesor Aurel. "Saya minta maaf, tapi saya tidak dapat memenuhi keinginanmu itu.
"Saya sudah bilang walaupun anak baru, dia tetap tidak bisa menghindar dari hukuman atas kesalahannya. Dan apabila menurutmu dia tidak bisa mengumpulkannnya besok," tiba-tiba dia tersenyum. "Kamu dapat membantunya, bukan? Profesor Thomas telah memberikan daftar kelompok di kelas ini kepadaku tetapi aku belum sempat membacanya,"
Dia kembali menatapku "Jadi kalian dapat mengerjakannya bersama sebagai sesama parrner dan menyerahkannya kepada saya besok, apa kalian mengerti?"
"Mengerti, Profesor," jawab kami serempak.
"Benar-benar hari yang buruk," batinku.
_________________________________________________________________________
Hai semua~~!!
Ini update-ku yang part 6
Semoga tidak mengecewakan kalian
Sorry banget karena baru update sekarang
Vote & Comment ya!!
Thanks^^

KAMU SEDANG MEMBACA
Lichtwood Academy
FantasiaCalistia Evelyn tidak pernah menyangka bahwa dirinya diberi kesempatan untuk menjalani pelatihan penyihir di Lichwood Academy. Namun, Calistia menyadari bahwa kekuatan jahat yang terkubur di masa lalu kembali bangkit dan mengincar dirinya. Selain it...