Auryn' POV
Pagi yang cerah kali ini tidak berbeda dengan pagi sebelumnya. Tempat ini pun tidak berubah sejak 1 tahun yang lalu, ya masih sama seperti biasanya.
Di sinilah aku, berdiri di tempat yang sangat bersejarah, tempat dimana kami bersatu dan berpisah, kami?tentu saja aku bersama dia, mantan pacarku.
Entah setan apa yang merasukiku sehingga aku ingin mengunjungi tempat ini. Tapi, mungkin memang sebaiknya aku pergi ke sini untuk memberi salam perpisahan pada tempat bersejarah ini.
Ketika aku masih termenung dan melamun aku merasa...
"Auryn come on!"
...harus pergi dari tempat ini sekarang juga.
Keluargaku sudah menjemput, aku segera berlari dan naik ke mobil.Tujuanku sekarang adalah tempat dimana sebuah pesawat akan membawaku ke negara tempat ibu dari momyku tinggal, tempat itu bandara tentunya.
Selama di perjalanan menuju ke sana, aku manfaatkan sisa waktuku untuk mengamati seluruh tempat dan bangunan yang aku lewati.
Sesampainya di bandara, aku dan keluargaku menunggu panggilan pesawat di kursi tunggu. Agar tidak bosan, aku mendengarkan musik sambil bermain game di ipod ku.
Setelah beberapa lama, terdengar panggilan bahwa pesawat yang akan kunaiki sudah siap. Aku dan keluargaku pun langsung bersiap dan masuk ke dalam pesawat.
Karena di dalam pesawat tidak diperkenankan untuk menyalakan gadget, maka aku lebih memilih mendengarkan musik menggunakan headphone yang merupakan salah satu fasilitas yang disediakan oleh pesawat ini agar para penumpangnya tidak bosan.
Dan karena perjalan ini akan memakan waktu yang lama, maka aku memutuskan untuk tidur saja.
Kata momy, perjalanan dari amerika ke negara tujuanku tidak bisa langsung, dan harus transit terlebih dahulu.
Hongkong, negara itulah yang menjadi negara transit pesawatku. Sesampainya di hongkong, aku dan keluargaku langsung cek in hotel untuk beristirahat sejenak, karena esok pagi perjalananku akan dimulai kembali.
Selama di hotel, aku tidak bisa tidur sama sekali karena sudah tidur selama di pesawat tadi.
Di pagi hari....
Akhirnya aku bisa tidur walau hanya 2 jam saja. Saat ini aku dan keluargaku sudah ada di dalam pesawat dan siap memulai perjalanan kembali.
Beberapa jam kemudian...
"Mom inikah negara Indonesia tempat grandma tinggal?" Tanyaku pada momy menggunakan bahasa indonesia, kenapa aku bisa bicara dalam bahasa indonesia?tentu saja karena momyku asli dari indonesia.
"Iya, dan di sinilah asal momy, momy harap kamu bisa betah tinggal di sini. Kamu tahu? Semua orang di sini sangat ramah, jadi momy tidak perlu khawatir lagi jika kita semua tinggal di sini, dan bla bla bla bla...." momy menjelaskan panjang lebar tentang negara tempat kelahirannya itu.
Setelah mendengar penjelasan momy, aku berfikir mungkin aku akan sangat betah tinggal di sini. Dan aku akan memulai hidupku dengan lingkungan baru, sekolah baru, dan teman baru.
Aku dan keluargaku langsung diantar ke rumah baruku oleh supir pribadi yang entah sejak kapan sudah disiapkan orang tuaku.
Sesampainya di rumah baruku, aku langsung mengamati dan mengelilingi rumah ini. Rumah ini sedikit lebih kecil dari rumahku di amerika dulu, tapi design interiornya yang unik dan minimalis membuatku terkagum-kagum.
Aku sudah mengelilingi rumahku sebanyak 3 kali tanpa rasa lelah. Di rumah ku ada banyak kamar, 1 kamar untuk orang tuaku, 1 kamar untuk kakak pertamaku, 1 kamar untuk kakak keduaku, 1 kamar untukku, dan ada beberapa kamar tamu dan pembantu.
Rumahku juga memiliki berbagai ruangan unik yang jarang ada di rumah-rumah biasa, misalnya ruang musik, ruang rekaman, ruang dance, ruang kesenian, mini bioskop, dan laboratorium. Fiuhh...rasanya aku hanya ingin tinggal di rumah saja jika fasilitasnya seperti ini.
Sedangkan untuk kamarku, aku sengaja mendesign kamarku sendiri. Kalau aku amati, kamarku ini perpaduan antara glamour, minimalis dan unik tentunya.
Kamarku ini terbilang sangat luas dan berwarna serba tosca sampai barang-barangnya pun tidak ada yang tidak tersentuh warna tosca, mengingat aku sedang sangat suka warna tosca.
Tempat tidurku berukuran queen size berbentuk bulat dan terletak ditengah kamar. Di seberang tempat tidur terdapat sebuah tv berukuran besar dan seperangkat home teater berwarna putih digradasi tosca lalu terdapat meja belajar dengan lemari kaca untuk menyimpan semua. Di sebelah kanan tempat tidur terdapat meja kecil dengan jam wecker di atasnya. Sedangkan sebelah kiri tempat tidur ada meja rias dan tempat pajangan-pajangan yang bentuknya sangat unik ditambah dengan lampu berwarna biru yang membuatnya semakin unik dan menarik, lalu ada meja rias, lemari untuk baju yang sehari hari aku pakai dan juga terdapat kamar mandi. Di pojok kiri dekat pintu kamar mandi, terdapat tangga yang menuju ke perpustakaan pribadiku dan tempat menyimpan semua pakaian formal, gaun, sepatu-sepatu, serta tas.
Kamarku, aku design seunik dan senyaman mungkin agar aku betah. Atap kamarku tidak rata seperti atap kamar pada umumnya, namun terdapat pola bulat berundak dan 3d yang setiap sisinya terdapat sinar berwarna biru pastel. Atap kamarku juga dapat aku buka kapanpun aku mau, aku dapat membuka atap kamarku dan digantikan dengan kaca ataupun tidak sama sekali hanya dengan menekan satu tombol saja.
Yahh...itulah deskripsi yang bisa aku ungkapkan tentang rumahku. Semoga saja dengan semua fasilitas itu aku dapat betah tinggal di sini.
××××××××××××××××××××××××××××××
Aaaaaaa....akhirnya selesai juga chap.1 nya...
Aku sengaja kebanyakan nyantumin story daripada percakapannya. So...buat kalian yang kesel karena ceritanya cuma deskripsi doang, tunggu chap selanjutnya ya, gaakan sama ko hehe...Eh..inget ya, meskipun story ini agak beda sama My True Life, tp alurnya bakalan sama dan maybe percakapannya pun sama, hanya direvisi sedikit saja soalnya...
Hehe...thanks semuaaa...jangan lupa vote yaa
See you in next chapter.
KAMU SEDANG MEMBACA
Can I ?
Fanfiction'Aku tidak sendiri, aku masih punya mereka. Mungkin mereka tidak tahu ah bukan, bukan tidak tahu tapi mereka belum tahu. Aku yakin cepat atau lambat mereka akan tahu'