Bocah, aku tak peduli alasan kau selalu mendekatinya. Tapi kuperingatkan kau. Bocah lemah dari dunia atas sepertimu hanya akan memberi pengaruh buruk untuknya. Kau hanya akan membuat anak itu menderita. Jadi jauh-jauh darinya! Dengarkan peringatanku ini atau kau akan menyesal!"
*****
"Hmph! Siapa sangka aku kedatangan tamu yang lancang menyerang lalu mengikat sang tuan rumah," (Y/N) berkata sinis dari posisinya yang terikat di salah satu sudut gua.
"Kau yang menyerang kami terlebih dulu. Ingat?" sangkal Mikasa datar.
"Tch!"
"Maaf. Kami tak punya pilihan lain," maaf Armin yang tengah merawat luka di lengan atas (Y/N).
(Y/N) yang lengah saat bertarung melawan Mikasa sebelumnya mendapat beberapa luka sabetan di tubuh. Ketika gadis di penghujung usia 20 tahunan itu menahan rasa sakit dari luka menganga di lengannya, Mikasa segera membekuk dan mengikatnya dengan tali. Hingga jadilah ia dalam posisi terikat seperti sekarang ini.
"Kita sudah berhasil menangap Jiyuu no Onna. Apa kita sebaiknya kembali sekarang, Levi-heicho?" tanya Eren pada Levi yang duduk bersandar di dekat mulut gua sambil meneliti 3DMG milik (Y/N) yang disitanya.
"Baka ka?! Berkuda saat badai seperti ini dengan membawa orang yang terluka bukan pilihan cerdas. Apa otakmu sudah selevel para titan? Kita akan kembali ke markas besok pagi. Untuk sementara kita beristirahat di sini," jawab Levi sarkastis.
Levi kembali mengalihkan pandangan pada sosok terikat lima meter darinya itu. Memperhatikan setiap lekuk di wajahnya, setiap sinar matanya (e/c)nya serta setiap suara yang ia keluarkan. Ada dugaan pada hatinya mengenai siapa gadis itu. Namun ada juga sedikit keraguan yang menghalangi keyakinannya.
"Sou ka. Jadi kalian akan membawaku dan menyerahkanku pada pihak kerajaan?"
"Iie. Kau akan kami bawa ke markas kami, Scout Legion, untuk dipertemukan dengan komandan kami," jawab Levi sekenanya.
"Scout Legion? Ternyata benar dugaanku. Skil kalian terlalu baik sebagai anggota polisi Militer kerajaan. Lalu apa? Kalian mau menahanku juga?"
"Itu akan kau ketahui nanti."
"Tch! Untuk pria kerdil sepertimu, kau sombong juga. Kalau bukan karena tali ini, aku pasti bisa mengalahkan kalian," (Y/N) membuang mukanya menatap Armin yang telah selesai merawat lukanya dan kini beranjak mendekati rekan-rekannya yang tengah memeriksa 3DMG mereka.
"Kalau begitu kau akan terus bersama tali itu sampai saat bertemu Erwin nanti," balas Levi sedikit kesal karena kata kerdil tadi.
Apa benar wanita ini anak itu?
Kembali Levi meneliti (Y/N) dari tempatnya terduduk dengan tatapan tajamnya. Mencari pembenaran atau pun penyangkalan dari dugaannya itu.
"Oi, kimi. Dare?" tanya Levi dingin.
(Y/N) menoleh ke arah Levi lalu tersenyum sinis, "Hmph, apa pedulimu tentang siapa aku?"
Levi mendecih kesal. Bagaimanapun, mengintrogasi bukanlah bidang keahliannya. Ia tak mempunyai kesabaran untuk itu. Tapi tetap saja, sikap menyebalkan gadis itu belum bisa memadamkan dugaannya. Sehingga, pria yang terbiasa membunuh titan dengan sadis itu lebih memilih diam dengan prasangkanya.
Badai di luar gua masih mengamuk meski hari telah beranjak petang. Langit yang tertutup awan kelabu membuat hari itu lebih cepat gelap. Keadaan di dalam gua pun semakin gelap gulita, membuat siapa pun di dalamnya hampir tak bisa melihat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hontou no Sekai wa Matteru (Levi X Reader) 【SLOW UPDATE 】
Fanfiction"Munculnya Jiyuu no Onna beberapa tahun terakhir merepotkan kepolisian Militer kerajaan. Wanita misterius yang dikabarkan selalu menyanyikan lagu kebebasan di khawatirkan akan mempengaruhi pola pikir rakyat. Berbeda dengan kerajaan yang ingin menang...