Kawacchainai

7.8K 943 124
                                    

"Ttaku! Bisa-bisanya kau terjatuh hanya karena tertabrak kucing liar."

"Mau bagaimana lagi. Aku, kan, kaget."

"Heeh."

"Hmmhmmhmmm~~~"

"Kenapa kau malah bersenandung?! Apa kau sengaja membuat kakimu terkilir agar aku mau menggendongmu?"

"Ee, tuduhan apa itu? Memangnya aku sebodoh itu? Lagipula aku tidak pernah minta digendong. Ya sudah, biar aku jalan sendiri saja."

"Tck! Diam saja kau di sana, boge. Kaki bengkak begitu bagaimana mungkin bisa jalan sendiri."

"...."

"Aku tau kau tersenyum puas sekarang. Dasar! Bisa-bisanya aku terjebak dengan anak menyusahkan ini!"

"Arigato, Levi."

*****

Levi dan (Y/N) berjalan kembali ke gua dengan kedua tangan yang penuh dengan buah-buahan. Levi yang berjalan sedikit di belakang memperhatikan sosok (Y/N) tanpa lepas. Terbayang lagi bagaimana gadis itu dengan lincahnya memanjat pohon-pohon tinggi tadi demi mendapatkan buahnya. Jelas sekali wanita berjulukan Jiyuu no Onna itu telah terbisa hidup di hutan ini atau bisa dibilang hutan ini sudah seperti halaman belakang rumahnya.

"Mattaku, membawamu keliling hutan membuatku khawatir saja. Kau tidak terluka, kan? Jangan sampai jatuh lagi ya, ochibi-chan. Hahaha."

Levi menatap kesal punggung (Y/N) yang baru saja mengejeknya itu gara-gara Levi sempat terjatuh akibat tersandung akar pohon sebelumnya. Levi tak menyangka berjalan di hutan lebat bisa sesulit ini. Jika bisa memilih, Levi lebih memilih berhadapan dengan 10 titan sekaligus dari pada harus menempuh hutan yang jarang disentuh manusia ini.

Sono onna me! Aku tak ingat (Y/N) semenyebalkan ini. Sudah pasti ia bukan (Y/N). Kuso! Bodohnya aku yang sempat mengiranya sebagai orang yang sama dengan gadis polos yang pernah kukenal di kota bawah itu.

Mata tajam Levi menangkap rembesan merah pada lengan kiri (Y/N) semakin jelas dan basah. Pria berambut undercut itu juga menyadari tangan kiri wanita itu sedikit bergetar. Mungkin karena menahan rasa sakit. Wajar saja, setelah bergetak selincah tadi tentu luka yang masih menganga itu kembali mengeluarkan darah.

Tanpa berkata-kata lagi, Levi mengambil alih buah-buahan dari tangan kiri (Y/N) dan berjalan mendahuluinya seakan tak terjadi apa-apa.

(Y/N) sedikit terkejut ketika beban di tangan kirinya menghilang. Wanita yang kini tak lagi basah rambutnya itu menatap sosok di depannya dengan lembut. (Y/N) tetap diam dengan perasaannya, mengikuti langkah kaki Levi dari belakang hingga akhirnya mereka sampai pada gua tempat persembunyian (Y/N).

Raut wajah Levi terlihat mengeras ketika menemukan Eren dan yang lainnya masih tertidur pulas. Pemimpin regu dalam misi itu ingin membangunkan para anak buahnya namun urung ketika (Y/N) menatapnya dengan tatapan 'Dasar ketua tak berperasaan! Biarkan saja mereka tidur sebentar lagi!'

Bagaimanapun Levi mengerti mereka pasti lelah akibat perlanan jauh mereka kemarin dan sebenarnya mereka tidur cukup larut di malam sebelumnya.

Setelah meletakkan semua buah pada lantai gua yang telah beralaskan daun, (Y/N) mengambil sesuatu dari salah satu ceruk tersembunyi lalu melangkah keluar gua menuju batu besar tak jauh dari mulut gua. Ternyata wanita itu ingin membalut kembali luka di lengan kirinya dengan kain bersih yang tadi diambilnya dari ceruk.

Levi terus memperhatikan (Y/N) dari balik tumbuhan merambat di mulut gua yang seperti tirai itu. Memperhatikan (Y/N) yang tengah menggulung lengan kiri pakaiannya dan memamerkan luka sayat merah yang belum tertutup itu. Melihat wajah cantik wanita itu yang berusaha menyembunyikan ringisannya.

Hontou no Sekai wa Matteru (Levi X Reader) 【SLOW UPDATE 】Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang