4

242 8 0
                                    

Shannon POV

Saat masih kecil aku sering menghabiskan liburan musim panas bersama nenek, dia tinggal di Tennessee dia punya peternakan domba dan rumah mungil yang nyaman disana, berada di rumah nenek seperti berada di mimpi, hamparan padang rumput nan luas, barisan bukit-bukit, danau yang jernih tempat terbaik di dunia. Sayangnya nenek meninggal saat aku berusia 10 tahun dan terpaksa perternakan sekaligus rumahnya dijual karena tidak ada yang mengurus. Sejak saat itu aku lebih sering menghabiskan liburan dengan latihan di teater tenggelam dalam lembaran skrip, berlatih peran lain, dan segala sesuatu yang berhubungan dengan teater

aku terus bersenandung, bernyanyi tanpa tau apa yang telah aku lafalkan, pikiranku melayang takkaruan, bayangan tentang teater kembali menghantui mencoba menumpuk penyesalanku, aku terus meyakinkan diriku bahwa aku memilih keputusan yang tepat, aku harap.

Dentuman keras membuyarkan lamunanku, dinding disebelahku bergetar dan menghasilkan suara-suara yang mengganggu gendang telinga.

"Shit! Aku melupakan makhluk yang hidup di sebelah ruanganku."

Aku tak peduli dan makin memperbesar volume suara gitarku.

Tak lama dentuman di dinding berubah menjadi gedoran keras di pintu kamarku, aku beranjak dari kasur membuka pintu dan berhadapan dengan makhluk yang kusebutkan tadi.

"What's going on?" Aku memasang ekspresi kebingungan dan memutar kedua bola mataku.

"Aku tidak akan mengganggu hidupmu selagi kau tidak mengganggu hidupku, dan tidur adalah salah satu kegiatan vital bagiku. Jadi dengan hormat aku minta tolong agar berperilakulah semana mestinya manusia normal pada malam hari."

Aku mencerna satu-satu kalimat yang dilontarkan oleh adam secara tidak langsung dia mengatakan diriku tidak normal, bukan?

"Oke, baiklah aku mengerti, selamat malam."

Aku langsung menutup pintu, mematikan lampu, menutup jendela, naik keatas tempat tidur, meringkuk dibalik selimut.

"Kenapa aku berubah menjadi penurut? Apa kerja otakku mulai berubah seiring kepindahanku kesini?" Aku terlelap bersama ribuan pertanyaan yang berputar-putar di kepalaku.

P.E

ShanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang