Author POV
Shan mengalihkan pandangannya dari mahluk yang telah ditelan dinding dapur itu, terdiam dan menghela napasnya sekali lagi dan melangkahkan kakinya menuju tangga.
"Shan, ibumu tadi menelepon , katanya ponselmu tidak dapat dihubungi" perkataan Mrs Dawson membuat Shan menghentikan langkahnya. Mencari alasan yang akan menyelamatkannya.
"aku me-nonaktifkan ponselku dan lupa menghidupkannya kembali" Shan kembali melanjutkan langkahnya.
"Aku tau apa yang kau rasakan Shan tapi aku juga seorang ibu aku tau bagaimana khawatirnya ibumu saat ini" Shan masih dapat mendengar perkataan Mrs Dawsontapi ia mencoba untuk tidak menghiraukannya.
Shan hanya mengangguk, Mrs dawson masih dapat melihat respon itu dan melanjutkan acara menonton tvnya disore hari.
***
Malamnya shan menghubungi Rex tentu saja gadis keras kepala itu tidak akan menghubungi ibunya ia memilih menyingkirkan nomor ponsel ibunya dan mengalikannya ke nomor sahabat karibnya.
"Selamat malam, apa ini dengan tuan muda River mexican mellark? Ratu Elizabeth akan segera terhubung dengan anda."
Ada keheningan beberapa saat, keduanya terdiam, yang satu menahan tawa, yang satu lagi hanya tersenyum tipis melihat tingkah sahabatnya itu.
"aku tau itu kau shan, untuk apa ratu Inggris menggunakan kode telepon Amerika?" Shan tertawa terbahak-bahak sementara Rex hanya terdiam menahan tawanya diujung telepon.
"kenapa kau tidak menggunakan ponselmu? Dan menggunakan nomor rumah seperti ini?"
"Kau tau, dirumah ini aku mendapatkan telepon pribadi yang dapat kugunakan semauku, sekaligus ingin menghindari telepon dari ibuku, dia mendadak sok perhatian semenjak aku disini" Shan membaringkan tubuhnya diatas kasur perhatiannya teralih kepada langit-langit kamarnya, suram diatas sana.
"tidakkah kau bosan Shan? Maksudku ia ibumu, walaupun kau tidak menyukai caranya, bertindaklah semana mestinya anak didunia ini" setelah mengatakan hal ini Rex mengigiti bibir bawahnya merutuki kata-katanya barusan, oke kali ini dia sudah berbicara diluar batas.
Ada jeda yang lama disana, Shan memejamkan matanya dalam-dalam, keduanya diam, keduanya diam tanpa sepatah katapun, Shan tau Rex sedang bertanya kepadanya.
"kau tau kasusku Rex.. kau tau. Tidak bisakah kau hanya diam dan mendengarkan keluh kesahku, aku sedang tidak ingin dinasehati. Kau tau bagaimana hubunganku dengan ibuku, aku memang bukan anak yang baik, aku sadar itu." Shan membuka kedua matanya, langit-langit itu masih suram, sama seperti keadaanya. Tidak ada yang berani memutuskan sambungan telepon, keduanya terdiam.
"Sudahlah Shan, aku sedang tidak ingin berdebat, hubungi aku lagi besok jika kau sudah lebih baik dan siap bicara."
Hubungan telepon terputus, Shan nyaris membanting gagang telepon, sekarang entah dengan siapa dia bisa berbicara, jujur ia ingin meluapkan segala sesuatu yang sedang dirasakannya, tapi kenapa kondisinya tambah rumit seperti ini?
***
Rex POV
Sambungan telepon terputus, aku yang memutuskan. Kau pasti bertanya-tanya apa sebenarnya hubunganku dengan Shan, tidak. Kami tidak terlibat dalam hubungan rumit seperti pacaran atau yang lain.
Aku tidak mengelak bahwa aku punya perasaan terpendam untuknya, dan Shan tau tentang perasaanku itu.
Dan yang kami lakukan hanya tersenyum satu sama lain, ingatanu masih jelas dengan perkataan Shan "Tidak salah kau punya perasaan seperti itu, tapi masalahnya kau salah memilih orang untuk melabuhkan perasaanmu itu. Au bukan tidak menyukaimu Rex, tapi aku kira pacaran bukan jalan keluarnya, aku takut kalau ternyata kita mengambil langkah yang salah dan menghancurkan semuanya. Aku tidak mau mengorbankan persahabatan kita" setelah itu Shan tersenyum, kali ini senyuman itu tidak indah dimataku¸senyuman itu menyakitkan bagiku. "Her words cut deeper than a knife."
KAMU SEDANG MEMBACA
Shan
Teen FictionDari awal Shan tau kepindahannya ke Chicago akan membawa dampak yang besar baginya, tapi ia belum yakin sebesar apa dampak itu akan merubahnya. Ia pun bertemu Adam mahluk yang hidup disebelah ruangannya, mahluk yang harus didekatinya sekaligus dijau...