Sinar matahari telah menunjukkan cahaya, embun telah menyejukkan bumi, dengan malas seorang gadis segera bangun dari tempat tidur sederhananya itu. Bersiap-siap untuk melakukan aktivitas seperti hari-hari sebelumnya.
Anastasya Felia. Itulah nama seorang gadis sederhana yang tinggal sendiri di ibukota. Tidak mempunyai orang tua maupun keluarga. Dikarenakan orang tuanya telah meninggal sewaktu dia berumur 5 tahun. Kecelakaan di jalan tol yang telah merenggut nyawa kedua orang tuanya. Ana yang masih kecil saat itu tidak mengerti apa-apa tentang musibah yang menimpa keluarganya. Ana hanya bisa menangis histeris saat itu. Tetangga yang tidak tega melihatnya tetapi tidak bisa membantu dan tidak tahu siapa keluarga Ana selain orang tuanya membawa Ana kesebuah panti asuhan.
Kini Ana telah menjadi gadis dewasa yang cantik, manis, ramah dan baik terhadap siapa pun. Sikap nya yang lemah lembut membuat nya dengan mudah berbaur dan mempunyai banyak teman gadis cantik yang sederhana, dengan tubuh mungil mempunyai daya tatik tersendiri sehingga membuat para kaum adam menoleh dua kali apabila berpapasan dengan nya.
Sejak lulus SMA, Ana memutuskan untuk pergi dari panti asuhan ke ibu kota karena ingin melanjutkan studinya sambil bekerja paruh waktu, menjadi wanita mandiri sesuai dengan keadaannya yang tidak mempunyai siapapun kecuali keluarga sepanti asuhannya.
"Ah ya yuhan, mengapa cepat sekali pagi sih, bahkan aku baru tidur beberapa jam saja karena semalam aku lembur hingga dini hari" keluh Ana setengah mengantuk.Dengan malas Ana bersiap siap pergi ke kantor. Walaupun ini sudah menjadi kebiasaan nya sehari hari, tapi tetap saja Ana masih sering merasa malas apalagi jika Ana sudah lembur, itu akan membuat mood nya turun dalam waktu cepat. Tinggal disebuah kontrakan kecil yang jauh dari jalan raya membuat nya sering terlambat kekantor karena harus berjalan kaki hingga kedepan gang kontrakan nya. Menaiki bus setiap hari nya dan berdesak-desakkan seakan hal biasa untuk Ana. Demi mencari uang untuk memenuhi kebutuhan nya yang terkadang hasil gajinya Ana kirimkan untuk panti tempat nya dulu. Bekerja di perusahaan terbesar di negara ini menjadi kebanggaan tersendiri untuk dirinya. Bagaimana tidak, Ana bisa masuk kesebuah perusahaan yang mempunyai banyak anak cabang perusahaan yang terbesar di setiap kota nya. Ana bekerja sebagai staf keuangan di Kenward Corp. Dengan susah payah Ana akhirnya bisa masuk ke perusahaan tersebut.
"Na, dari mana saja kau? Apa kau tak lihat sekarang ini jam berapa? Ini sudah kesekian kalinya kau terlambat kan? Bagaimana jika kau dipecat? Kau akan susah mencari pekerjaan di tempat lain Ana" ucap salah satu karyawan sekaligus teman dekat Ana, Rara Indriani teman Ana sejak awal pekerkaan awal bekerja di Kenward Corp lima bulan yang lalu, Rara yang sudah bekerja lebih lama dari Ana yang senantiasa mengajari ana jika ada sesuatu yang Ana tidak mengerti.
"Ya Tuhan Ra, sudah lah aku baru saja sampai dan kau sudah membrondongku dengan pertanyaan keretamu itu. Tanpa aku jawab pun kau pasti sudah tau mengapa aku selalu terlambat. Lagipula aku hanya terlambat 15 menit, tidak sampai 1 jam atau lebih. Tentu tidak akan membuat perusahaan ini bangkrut" ucap Ana lelah. Belum lagi keringat yang masih bercucuran didahi nya akibat berlarian dari halte yang ada didekat perusahaan hingga keruangan bagian staff keuangan. Membuat semua orang yang melihatnya terheran-heran karena Ana berlarian seperti ada yang mengejarnya."Apa kau bilang! Hanya 15 menit? Dan tidak akan merugikan perusahaan? Ya ampun Ana 15 menit adalah waktu yang sangat berharga di perusahaan besar ini. Bahkan 5 menit saja bisa memenangkan tender besar yang sangat menguntungkan hingga milyaran. Kau tahu kan Ana?" ucap Rara dengan menaikan sedikit nada suaranya. Membuat para karyawan menatap horor kearah nya. Karena di Kenward Corp dilarang keras mengobrol dijam kerja, karena dianggap mengganggu dan membuat melalaikan pekerjaan.
"Hey, kecilkan suaramu Ra, semua orang memandangi kita. Tidakkah kau lihat di sekelilingmu huh?" ucap Ana dengan setengah berbisik. Dan hanya dibalas cengiran oleh Rara.
"Dan initl terakhir kau bertanya seperti itu jika aku terlambat" lanjut Ana lagi.
"Ya,ya,ya baiklah tuan putri. Akan hamba laksanakan" Rara terkikik. Dan Ana hanya mendengus.
"Hey, kau tahu tidak bahwa hari ini anak dari Anthony Kenward yaitu pewaris tunggal dari kenward Corp akan datang hari ini. Dia akan menggantikan Anthony menjadi CEO disini. Aku dengar sih peresmiannya akan dilaksanakan lusa disalah satu hotel bintang 5 milik keluarga Kenward. Dan berita baiknya adalah dia masih single alias lajang. Itu berita bagus untuk kita para wanita" ucap Rara antusias.
"Oh, lalu apa hubungannya denganku? Toh tidak akan ada pengaruh apapun denganku dan pastinya tidak akan merubah apapun" balas Ana tak peduli
"Astaga Ana, kau ini sudah 21 tahun. Tidakkah kau ingin memiliki kekasih? Kau ini cantik, tapi sampai saat ini kau belum mempunyai pasangan. Orang seperti kita ini harusnya mencari laki-laki kaya. Agar kita tak perlu bersusah payah lagi bekerja Ana" ucap Rara
"Sudahlah Ra, sudah berapa kali kau bahas soal ini. Aku juga tidak akan menolak apabila ada laki-laki yang mendekatiku. Walaupun ada aku akan tetap memilah yang terbaik. Aku tidak ingin menyesal nantinya" Ana sudah lelah menghadapi kebiasaan Rara yang mempunyai mulut rewel, yang menurutnya sangat mengganggu konsentrasi nya
"Cepat kerjakan kerjaanmu Rara, sebelum pak Edrik melihat kita terlalu lama mengobrol, lalu melalaikan pekerjaan" lanjut Ana dengan memfokuskan matanya terhadap komputer yang ada di depannya
"Baiklah, tapi kita harus lanjutkan saat jam istirahat nanti" ucap Rara dan hanya dibalas gumaman oleh AnaMereka melanjutkan pekerjaan masing-masing. Karena membutuhkan konsentrasi tinggi saat mengerjakan pekerjaannya yang tidak bisa terbilang mudah itu. Ana memang memiliki otak yang cerdas, tapi bagaimana PU. Dia harus tetap konsentrasi setiap bekerja
Tidak terasa jam untuk istirahat pun tiba. Mereka menghela nafas lega, akhirnya bisa sekejap melepas kepenatan dan mengisi perut yang sudah berdemo Karena keroncongan itu
"Ah, akhirnya kita terbebas dari angka-angka itu Ana. Yah, walaupun hanya 20 menit sih. Tapi tak apa. Aku sangat bahagia" ucap Rara dengan bersemangat
"Yaa. Kau benar ra, meskipun rasanya aku ingin mati saja saat melihat ribuan angka itu. Tapi mau bagaimana lagi. Inilah sumber kehidupan kita saat ini. Apalagi aku juga punya tanggung jawab yang besar terhadap anak panti. Kasihan bundaku. Dia sudah terlalu tua bekerja untuk menghidupi anak panti yang lumayan banyak. Aku sebagai anak tertua harus membantunya mencari nafkah. Karna uang dari para donatur tidak selalu ada setiap bulannya akupun tidak mengerti mengapa bisa seperti itu" ucap Ana sedih mengingat adik-adik pantinya yang masih kecil dan pastinya memerlukan biaya yang besar.
"Kau yang sabar na, kau orang baik. Aku yakin, setiap orang baik dan penyabar akan selalu mendapat kemudahan dari Tuhan. Ekonomi keluarga ku pun sama na. Aku masih harus berusaha dan giat bekerja untuk memenuhi kebutuhanku, orangtuaku beserta kedua adikku. Kita hanya perlu berusaha, sabar dan berdoa na" balas Rara dengan kata-kata bijaknya
"Thanks Ra. Kau memang sahabat terbaikku" ucap Ana tulus
"You are welcome na. Sudahlah ayo kita ke cafetaria. Jam istirahat akan segera habis" ajak Rara dengan semangat
"Lets go" timpal Ana tak kalah semangat jugaVout&ment please guys. Penulis amatiran, tolong coment pasti masih banyak kesalahan nya ✌
KAMU SEDANG MEMBACA
Arogant
RomanceAku memang orang baru dalam kehidupanmu. Tapi dari awal aku melihatmu, ntah mengapa dengan hanya melihatmu hati ini terasa hangat, jantung ini berdetak 2x lebih cepat dari biasanya. Dan satu hal yang perlu kau ingat. Aku slalu mendapatkan apapun yan...