part 2

12.5K 676 16
                                    

Vout dulu yahh. Plis

Setelah makan siang, Rara dan Ana kembali ketempat kerja masing-masing untuk menyelesaikan pekerjaan yang tertunda tadi
"Ra, sepertinya hari ini kita tidak bisa pulang bersama, aku akan lembur. Maaf ya Ra" ucap Ana dengan nada menyesal, sebab sudah beberapa hari ini Meraka tidak bisa pulang bersama diakibatkan Ana sering lembur untuk mendapatkan uang gaji lebih
"Yaah, kita tidak bisa pulang bersama lagi. Tapi tidak apa-apa na, aku mengerti. Aku juga pasti akan berbuat hal yang sama apabila berada diposisimu" ucap Rara mengerti dengan keadaan Ana
"Terimakasih Ra, baiklah mari kita selesaikan pekerjaan kita ini" kata Ana semangat

Mereka kembali berkutat di pekerjaan masing-masing. Hingga tidak terasa jam sudah menunjukkan pukul 5 sore. Jam para karyawan pulang kecuali untuk para karyawan yang lembur, mereka akan pulang malam, bahkan ada yang sampai tengah malam
"Na, aku pulang dulu ya. Kau jika sudah selesai segera pulang dan hati-hati dijalan" ucap Rara setelah membereskan berkas dan bersiap-siap pulang
"Kau juga Ra, hati-hati ya. Sampai bertemu besok Ra" balas Ana sembari memberikan senyuman tulusnya
"Hey, kau lupa? Besok itu hari Sabtu Ana. Hari libur kita. Apakah kau masih ingin tetap bekerja dihari libur?" tanya rara menahan tawa karena Ana selalu saja lupa setiap hari liburnya. Ana kembali teringat dan menepuk dahinya
"Yaampun aku lupa lagi. Hehe. Terimakasih sudah mengingatkan aku. Kalau tidak pasti aku akan bekerja besok" ucap Ana sambil nyengir kudanya
"Kau ini. Yasudah kalau begitu aku pulang dulu. Bye Ana" kata Rara
"Ya. Bye Ra" jawab Ana sambil meneruskan pekerjaannya

Tidak terasa jam sudah menunjukkan pukul 9 malam. Hanya ada beberapa orang yang masih mengerjakan pekerjaannya. Ana bersiap-siap untuk pulang karena semua pekerjaannya telah selesai.
"Akhirnya selesai juga. Aku harus segera pulang. Bisa-bisa aku tidak akan mendapatkan angkutan" batin Ana dengan tergesa-gesa keluar dari kantornya

Karena waktu sudah menunjukkan tengah malem, Ana kesusahan mendapatkan angkutan.

"Aduh, bagaimana ini? Tidak ada angkutan umum. Jalanan juga sepi sekali. Bagaimana jika terjadi sesuatu denganku?" ucap Ana cemas

Ana terus berjalan melewati jalanan sepi. Berusaha mencari ojek atau taksi. Tapi jalanan makin sepi. Membuat Ana merasa semakin ketakutan. Tapi dia harus segera pulang. Tak lama dari itu ada sebuah cahaya menyilaukan berasal dari mobil yang ada di belakangnya. Ntah mengapa Ana merasa mobil itu seperti ugal-ugalan dan akan menabraknya. Apakah pengemudi itu mabuk? Batin Ana

'Tin tin tin' suara klakson itu mengagetkan Ana. Segera Ana berusaha kepinggir jalan untuk menghindari mobil tersebut. Ana bernafas lega setelah melihat mobil itu melewatinya dan tidak menabraknya. Tapi dahinya mengernyit bingung melihat mobil itu berhenti di depan tidak jauh dari tempatnya saat ini. Kenapa dia berhenti? Ana bingung
Tak lama sang pengemudi keluar dari mobil mewahnya yang hitam mengkilap itu. Berjalan mendekati Ana dengan langkah terhuyung. Lelaki dengan badan atletis, halis tebal, hidup mancung, dada yang bidang, kulit yang putih putih bersih lebih terkesan sexy dan pandangan mata yang tajam itu menatapnya sambil terus mendekat kearah Ana. Secara otomatis Ana melangkah mundur menjauh dari lelaki asing tersebut. Satu langkah lelaki itu maju, satu langkah pula kaki Ana melangkah mundur. Tepat di pembatas jalan Ana berhenti. Tetapi lelaki asing itu terus melanjutkan langkahnya semakin mendekat ke Ana. Hingga jarak mereka telah dekat Ana bisa merasakan deru nafas lelaki tersebut si lehernya. Ana hanya bisa memejamkan matanya seolah tak sanggup untuk melihat si lelaki tersebut.
"Siapa kau beraninya menghalangi jalan ku?" tanya lelaki itu dengan nada serak dan berat karena kemungkinan lelaki tersebut sedang mabuk. Indra penciuman Ana terasa begitu sesak saat lelaki itu bicara. Tercium bau minuman alkohol
"Ma,,maaf tuan. Saya tidak melihat jika ada mobil yang melintas" ucap Ana gugup karena takut. Lelaki itu mengangkat tangannya menyentuh wajah Ana dengan lembut. Menelusuri setiap inci wajah Ana mulai dari pelipis, hidung, pipi dan terakhir bibir pink Ana yang begitu menggiurkan. Disaat lelaki itu menyentuh bibir Ana dia merasa ada sesuatu yang menegang di tubuhnya. Lebih tepatnya yang ada di pangkal pahanya. Perlahan lelaki itu mendekatkan wajahnya ke wajah Ana. Hingga kedua bibir itu menyatu, Ana tiba-tiba menegang, diam karena syok atas apa yang tengah di perbuat oleh lelaki asing yang tidak di kenalnya ini. Dia ingin menolak, tetapi dirinya tak mampu menggerakkan tubuhnya sama sekali. Apa yang dia lakukan? Tuhan tolong aku batib Ana berteriak
Ana hanya mampu diam dan menutup matanya. Dia yakin. Kalau lelaki ini pasti sedang dalam keadaan mabuk dan tidak menyadari apa yang telah diperbuatnua.
Perlahan lelaki tersebut mulai menggerakkan bibirnya terhadap bibir Ana. Menyesapnya, menjilat, sesekali menggigit membuat Ana merasakan sensasi aneh yang baru ia rasakan. Hingga tanpa sadar Ana membuka mulutnya, hal itu tidak disia-siakan lelaki tersebut untuk memasukkan lidahnya dan menari-nari di dalam mulut Ana, mengabsen setiap gigi Ana yang bertengger rapih bersih itu.
Ana merasakan kehabisan nafas, iya memukul dada bidang nan atletis lelaki tersebut, seakan mengerti lelaki itu melepaskan pangutan nya pada bibir Ana. Lalu menatap Ana dengan intens. Ana hanya bisa menundukkan kepala nya malu karena sudah terbawa suasana

"Siapa namamu?" tanya lelaki tersebut tanpa mengalihkan pandangannya dari Ana
" a,Ana tuan" jawab Ana gugup dan masih menunduk
"Ana? Nama yang indah. Sesuai tubuh orangnya" ucap lelaki tersebut dengan tersenyum. Bukan tersenyum, lebih tepatnya menyeringai. Ana menegang mendengar ucapan lelaki tersebut. Apa maksudnya? Tubuh? Aku? Apa dia berniat akan melecehkan aku? Oh Tuhan ini zona bahaya namanya. Aku harus segera pergi. Kalau tidak, matilah aku batin Ana berteriak dan memperingatkan
"Maaf tuan, saya harus segera pulang. Sudah malam. Permisi" pamit Ana. Tapi sebelum Ana melangkah lebih jauh, Ana merasakan dirinya melayang. Ana memekik kaget. Dia tidak tau siapa yang membopong nya seperti karung beras itu. Tiba-tiba Ana di hempaskan begitu saja di dalam sebuah mobil. Terdengar pintu mobil tertutup. Ana melihat ke sampingnya dan terjengkit kaget melihat siapa orang yang seperti ingi menyuliknya itu. Dia adalah lelaki yang mencium nya tadi. Yang mencuri ciuman pertama nya. Lelaki kurang ajar. Mau apa lagi dia? Apa dia akan menyulikku? Atau akan menjual aku? Oh Tuhan aku benar-benar takut sekarang ucap Ana dalam hati. Ana memberanikan dirinya untuk berbicara pada lelaki itu walau sebenarnya dia ketakutan setengah mati
"Sebenarnya apa maumu tuan? Apa kau ingin menculikku?" teriak Ana histeris. Lelaki tersebut mendekatkan wajahnya ke wajah Ana. Tepat di samping telinganya, lelaki tersebut berbisik
"Aku ingin memasukimu, berada di dalammu, menyentuhmu, memilikimu, menjadikan kau milikku. Hanya milikku. SELAMANYA" bisik lelaki tersebut menekankan kata selamanya.
Ana bergidik ngeri mendekat ucapan lelaki tersebut yang menurutnya seperti psikopat itu. Bagaimana bisa dia berbicara seperti itu sedangkan mereka saja baru bertemu. Bahkan mereka belum saling mengenal
"Kau gila. Kita bahkan tidak saling mengenal. Bagaimana mungkin kau mengklaim menjadikan aku milikmu. Aku ingin pulang" pekik Ana histeris. Ana berusaha membuka pintu mobil mewah lelaki tersebut, tetapi tidak bisa. Hingga suara berat menghentikan aksinya

"Tidak ada yang bisa menolak ku. Menolak keinginan seorang Fabianda Kenward berarti sudah bosan hidup. Dan mencari mati. Atau kalau tidak mati hidupnya akan menderita sampai akhir hayat" ucap Fabian dingin membuat tubuh Ana menegang. Bagaimana bisa ia bertemu lelaki seperti ini? Yatuhan ini bencana. Setelah ini tidak ada lagi kedamaian di hidupku. Aku harus apa? Aku yakin dia orang berkuasa. Aku takut anak-anak panti yang akan terkena imbasnya. Tapi aku tidak ingin menuruti permintaan lelaki gila ini" ucap Ana dalam hati
"Kita akan ke apartemen ku " lanjut Fabian saat melihat Ana akan protes lagi. Dan itu membuat Ana diam semakin ketakutan. Ana hanya bisa pasrah, percuma saja iya memberontak, ia pasti akan kalah dari lelaki yang kekuatannya berbanding jauh dengan dirinya

Note: please vote guys. Hargain tulisan aku. Kasih komentar yah biar aku tau kesalahan aku dimana 😊

ArogantTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang