Bagian 1 - Sangat mengecewakan!

35 4 0
                                    

Kau tahu? Hari ini semangatku untuk pergi kesekolah hilang karna semalam seluruh tenagaku sudah terkuras habis untuk menangis. Dengan mata yang sembab,muka pucat,langkah kakiku yang lemah tak berdaya melewati lorong lorong sekolah.

"Sudah jam 06.15" ucapku sambil memerhatikan jam tangan yang melingkar dipergelangan tanganku.

Kelas IPS 1. Ya,itu kelasku. Kelas yang paling sejuk dari semua kelas, dan siswa yang paling "angker" menurut para guru.

"Pagi Aurin" sapa Clariza atau biasa dipanggil "riza".

"Pagi juga Riza" jawabku dengan sisa senyum yang terpampang dibibir manis nan tipisku ini.

Clariza menatapku tajam.

"Apa lo baik baik saja?" ucapnya yang membuatku tercengang.

Mataku hanya terbelalak karna pertanyaannya yang tidak masuk diakal dan dilogika.

"Memangnya apa yang lo liat dari gue?" jawabku dengan ketus dan muka datar.

Tiba-tiba......

"Pagi anak anak" sapa Pak Diatno kepada seluruh siswa kelas IPS 1.

"Pagi juga pak" jawaban dengan suara serentak bak paduan suara.

"Nanti ikut gue ke taman sekolah" ucap Clariza dengan lirih yang posisinya berada disamping kiriku.

Aku hanya mengangguk.

-----------------------------------

Bel istirahat berbunyi. Semua siswa bahagia karna saatnya mereka mengisi perut yang kelaparan,mengerjakan tugas yang belum dikerjakan,dan...... Bertemu pasangannya yang tidak JONES:v

"Jam 09.30" ucapku dengan datar.

"Aurin?" suaranya tidak asing bagiku. Ya, Clariza.

"Apa riz?" jawabku sambil membenarkan keadaan rok ku yang setengah lecak.

"Ikut gue" ucapnya dengan ketus dan menarik tanganku ke taman sekolah.

Sampai ditaman sekolah aku langsung melepaskan genggaman tangan Clariza.

"Ada apa sih riz? Kenapa tiba tiba lo begini?" tanyaku dengan nada yang stngh marah.

Clariza hanya menyuruhku duduk disampingnya.

"Rin? Gue sahabat lo. Lo gabisa bohongin gue. Please lo cerita sama gue. Lo pasti lagi ngedown kan? Ada masalah lagi? Masalah apa? Cerita aja. Seengganya rasa sakit lo bakal bertambah kalo skrg cuma lo yang ngerasain itu semua." ucap Clariza dengan nada yang memelas.

Dengan airmata yang berlinang,aku hanya meratapi keadaan hatiku yang sedang terguncang kepedihan yang sangat dalam.

"Riz,gue gabisa cerita. Mulut gue terlalu suci buat nyeritain itu semua. Biar waktu yang menjawab. Gue tau,tuhan pasti udah punya rencana dibalik semua ini." jawabku dengan terisak karna terlalu fokus untuk menangis.

Clariza memeluk ku erat. Hangat,nyaman,aku merindukan pelukannya. Tapi,aku tidak akan pernah bisa merasakan pelukannya lagi. Just dream jika dia memeluk ku kembali.

"Gue tau itu berat rin. Tapi semua beban yang lo rasain itu pasti lambat laun bakal berkurang. Tuhan sayang sama lo,tuhan tau mana yang baik. Tuhan bakal ngasih yang terbaik kalo orang itu baik"

Aku tahu riz. Sebenarnya kau berat untuk merasakan keadaanku. Kau sahabatku riz. Ya,sahabat terbaikku.

"Makasih ya riz lo udah mau ngedengerin cerita gue." ucapku sambil mengusap airmata dipipi chubbyku.

Clarizapun mengusap airmataku "iya samasama rin. Jangan nangis lagi ya"

Dengan sisa tenagaku,kupaksakan merangkai senyum yang paling indah diseumur hidupku. "Iya riz."

Everything Has ChangedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang