Bagian 3 - Rasa yang terabaikan

19 1 0
                                    

"Eh liat pr dong"
"Buku gue mana woy"
"Nyontek dong"
"Foto yuk?"
"Kantin yuk,laper"
"Wet jeh liat ngapa"
"Ih sayang makasih ya"
"Recet lo ah. Gue lagi nulis"

Masih pagi aja kelas udah kaya pasar malem. Tapi,kelas yang paling recet itu kelas yang paling bikin kangen.

"Aurin" Dhion memanggil dan mendekatiku.

"Apa?" jawabku dengan datar.

"Liat pr dong"

Dengan watadosnya sambil nyengir minta contekan.

"Ambil" ucapku ketus.

-Clariza Sevani Cloe POV-

Mampus kesiangan! Ah aku mimpi apa semalam sampe bisa kesiangan gini. Aduh semoga ngga macet.

-Clairine Maurin Stefanya POV-

Clariza kemana ya?ko belom dateng?apa dia ngga masuk?mustahil kalo dia gamasukmah. Pasti dia kesiangan.

*20 menit kemudian*

"Clariza,kenapa kamu telat?" tanya bu Mirela dengan ketus. Pada saat itu kelas IPS 1 sedang belajar seni budaya.

"Maaf bu kesiangan" jawab Clariza dengan terengah engah.

"Silahkan duduk" ucap bu Mirela sambil melanjutkan menulis dipapan tulis.

"Lo telat riz" ucapku dengan lirih tanpa menoleh kearah Clariza.

"Sorry rin" jawabnya dengan terkekeh kecil.

----------------------------

"Tadi gue telat berapa menit rin?" tanya Clariza sambil memakan ciki kesukaannya.

"10 menit. Dan itu cukup lama" jawabku dengan datar.

"Rin?" tanyanya lirih memanggilku.

"Iya riz?" jawabku dengan lembut.

"Tadi aldi nyariin lo!" ucapnya yang membuatku terbelalak kaget.

"Apa riz?lo gasalah ngomong?" jawabku dengan suara yang full volume.

"Iya rin. Gue juga gatau kenapa aldi nyariin lo. Coba WA dia" ucap Clariza dengan mulut yang dipenuhi oleh ciki.

Aku langsung me-WA Aldi.

"Rin?lo masih saling chat-an sama aldikan?" tanya Clariza dengan wajah serius.

Aku menaruh hpku dikantong bajuku.

"Masih. Tapi dia sedikit berubah. Gue juga gatau apa yang bikin dia berubah. Perhatiannya berkurang. Bukan alay. Tapi gue juga butuh kepeduliannya kan riz?" jawabku dengan lirih.

Clariza hanya diam. Tanpa sepatah kata apapun. Clariza sedang berada diposisiku.

"Gue tau rin. Lo sayang sama diakan? Lo juga masih butuh diakan? Ya gue tau. Dan lo bilang dia berubah. Menurut lo,apa yang bikin dia berubah? Perempuan lain? Bisa jadi tapi masih setengah mungkin." ucapnya sambil menatap langit langit koridor kelas.

Aku hanya bisa menghela nafas panjang.

"Riz?gue cape. Dia slalu nganggap biasa sama apa yang udah gue lakuin demi dia. Jadi,apapun yang gue lakuin ke dia itu salah. Gue harus gimana lagi sih riz?gue kurang baik ya?"

Ada bangku yang kosong ditaman sekolah.

"Sini duduk" ajak Clariza mengajakku duduk.

"Lo itu udah lebih dari baik rin. Cuma lakilaki bodoh aja yang nyia-nyiain perjuangan lo. Tapi lo gaboleh nyalahin dia ataupun diri lo sndiri. Karna lo udah milih dia jadi temen hidup lo,jadi lo harus terima apapun konsekuensinya"

Teeeeek ....

Ucapan yang mampu membuatku bangkit dari semua keadaanku yang seperti ini.

"Apa lo masih mau nyalahin diri sndiri?" tanya Clariza yang membuatku menangis.

Aku sering menuduh diriku sndiri kalau aku tidak baik untuknya. Aku hanya menganggap kalau diriku ini jelek,bodoh,abnormal,cengeng,hobi nangis dan blablablabla.

"Dia berubah rin! Jelas jelas dia berubah,tapi lo masih mau mertahanin. Banyak ko yang lebih baik dari dia. Lonya aja yang masih belom siap buat bahagia" ucap Clariza dengan setengah membentakku.

"Udah riz udah!!!!!!!!" teriakku sambil menutup telingaku.

Ya tangisanku pecah.

"Aurin,lo itu baik. Lo harus yakin kalo diluar sana masih banyak yang lebih baik dari dia. Mungkin awalnya lo gabisa ngelepas dia. Tapi yakinlah,lambat laun pasti lo bisa nerima keputusan lo itu" jawab Clariza sambil memeluk ku dengan erat.

Tangisanku pecah dipelukan seorang Clariza.

"Clariza,gue capeee" ucapku dengan suara yang serak karna menangis.

Clariza mengusap rambutku sayang.

"Gue tau aurin. Yaudah sekarang lo jangan kaya gini lagi ya? Airmata lo terlalu mahal buat nangisin lakilaki kaya dia. Angkat kepalamu princess,nanti jabatanmu sebagai princess jadi luntur akibat airmata sia-siamu itu." jawabnya sambil mengangkat daguku dan mengusap airmataku.

Aku hanya bisa menangis sesenggukan.

"Ke kantin yuk?gue tau lo pasti haus. Janji jangan nangis lagi ya rin? Airmata lo nanti jadi habis grgr nangisin lakilaki kaya dia" ucapnya sambil tersenyum.

Aku hanya bisa mengangguk.

-------------------------------

"Lo duduk disini ya,biar gue yang beliin lo minum" ucap Clariza sambil menyuruhku duduk dibangku kantin.

Jawabanku hanya mengangguk lagi. Bibirku terasa berat untuk berbicara. Nafasku terasa sesak jika mengucapkan beberapa patah kata. Aku cengeng,ya aku cengeng.

"Nih" ucap Clariza sambil memberikanku minum.

"Ayo pulang. Udah jam 15.00 nih" ajak Clariza sambil menuntunku ke parkiran sekolah.

Cape aaaaahhh.... Lanjut nanti ya. Dilanjutin lagi kok. Ceritanya gabikin baper:3 otak lagi gaseimbang.

Voteeeeeeeeeeeee;;)

Everything Has ChangedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang