Bagian 4 - Flashback aja terus

23 0 0
                                    

Sampai dirumah,ku rebahkan tubuhku yang lelah ini dikasur yang empuk.

"Ah hujan" ucapku dengan nada yang sedikit kesal.

Kenapa harus ada hujan jika hanya ingin membuat kenangan yang pahit terulang.

"Aldi" ucapku dengan lirih.

Suasana sunyi senyap yang kurasakan,hanya suara hujan yang menjadi teman kesunyianku.

-Flashback On-

"Kucinggggggg" teriak Aldi dari kejauhan yang mendekatiku.

Aku menoleh sambil tersenyum.

"Kodoooook" jawabku dengan girang.

Aldi menggenggam tanganku erat. Ya,aku sangat bahagia dengan genggaman tangannya.

"Kucing?aku boleh ngomong ga?" suara Aldi bergabung dengan suara hujan.

"Ngomong apa?boleh aja ko" jawabku dengan senyuman yang manis dan mata yang kusipitkan karna terkena air hujan.

Tiba tiba Aldi memelukku.

"Aku sayang kamu. Rasa sayangku mengalahkan naungan 1000 serigala. Aku mencintaimu tulus dengan niatku. Berjanjilah jangan meninggalkanku" ucap Aldi dibalik pelukanku.

Aku hanya bisa meneteskan airmata. Namun na-as,airmataku tercampur dengan air hujan.

"Iya kodok. Aku janji gaakan ninggalin kamu. Kamu janji jangan pernah berubah ya sayang" ucapku dengan lirih.

Aldi melepaskan pelukannya. Dia menatapku dalam.

"Sampai kapanpun aku gaakan berubah. Selama keadaan ini bisa bikin kamu bahagia,buat apa aku berubah? Aku gamau kamu patah hati karna sikapku yang berubah" jawab Aldi seolah olah meyakinkanku.

Aku memeluknya erat. Ya,aku merasa nyaman saat berada dipelukannya.

-Flashback off-

Tiba tiba saja aku menangis karna mengingatnya dikala aku dengannya berjanji saat hujan turun. Hujan adalah saksi bisu cintanya padaku,begitupun sebaliknya.

"Rin?"

Suara itu memecah keheninganku.

"Ada apa riz?" jawabku dengan wajah bahagia.

Clariza duduk disampingku.

"Cuacanya enak ya. Tenang,sejuk,damai. Ya,andai saja keadaan hati gue tenang,sejuk,damai seperti hujan tapi yang menyisakan beberapa tetes saja." ucap Clariza sambil menatap jendela yang kebetulan sejak tadi kubuka.

Aku hanya tersenyum menatap rintikan hujan diluar sana.

"Hujannya rintik rintik ya,sama kaya airmata gue" tanyaku dengan watados.

Clariza menatapku ganas. Ya,sangat menyeramkan.

"Rin?jangan mikirin soal itu lagi. Gue tau itu sakit,gue gamau lo sering sering kaya gini" ucap Clariza sambil merangkulku.

Aku hanya bisa bersandar rangkulannya. Rangkulan tangannya cukup hangat. Membuat hatiku tenang.

"Riz?lo masih sanggup nemenin gue yang kaya gini terus terusan?" tanyaku dengan mimik yang melas.

Clariza memelukku. Pelukannya membuat hatiku nyaman,tenang,damai.

"Kita susah seneng bareng ya rin? Jangan saling ninggalin ataupun ngebiarin. Kita sahabat selamanya. Jangan dengerin omongan para haters yang gaada gunanya buat kita. Kita harus tetep sahabat walaupun kita sering ada masalah masalah kecil."

Aku membalas pelukannya yang sudah membuatku nyaman.

"Iya riz. Gue sayang sama lo. Walaupun lo bukan pacar gue,tapi posisi lo lebih berharga dibandingkan seorang pacar" jawabku dibalik tubuhnya.

------------------------------

Tugasku malam ini mengerjakan tugas yang diberikan oleh Bu Fatmala.

"Aduh ngantuk. Udah jam berapa ya? Jam 21.00" ucapku sambil melihat jam di iphoneku.

Tiba tiba saja iphoneku bunyi. Ya,bunda telefon.

Aku : "halo bun?"
Bunda : "halo anak bunda"
Aku : "ada apa bun?ko tumben sih telfon?"
Bunda : "bunda pulang 2minggu lagi ya sayang. Uangnya udah habis?"
Aku : "masih banyak ko bun. Tenang aja"
Bunda : "yaudah bagus. Tidur sana,udah jam sembilan lewat. Bunda tidur dulu ya nak,slmtmlm sayang"
Aku : "slmtmlm juga bunda"

Telefonpun terputus.


Cape ngetiknyaaaaaaa-_-

Vote?pasti lanjutlah:v

Everything Has ChangedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang