Kesunyian

2K 122 1
                                    

V pov

00.01

Hari telah terlewati tanggal telah
berganti, akankah hari esok akan
lebih baik???

Itulah yang selalu aku tanyakan setiap harinya, pertanyaan yang tak pernah mendapatkan jawaban dari siapapun.

Seperti malam-malam sebelumnya aku masih disini di kota ini memandang luas kota yang masih hidup meski tengah malam. Orang-orang yang menikmati hiburannya masing-masing. Sebenarnya aku begitu henan mengapa mereka
begitu mudah untuk tersenyum bahkan tertawa meski terkadang itu terasa palsu setidaknya mereka masih bisa tersenyum, seperti orang itu orang yang pergi meninggalkan ku sendiri di sini meninggalkan ku dalam kesunyian.
Dia adalah hiburanku satu-satunya, dialah sumber dari hidupku, senyumku, kebahagiaan ku.

Tidakkah sadar dirinya dengan dia pergi dirinya telah membawa
serta kebahagiaan ku. Hanya meninggalkan sebuah kenangan dan
mimpi-mimpi yang dulu pernah kita
coba kejar bersama.

"hahhhh...." Tak terhitung itu desahanku yang keberaapa untuk malam ini duduk di atap gedung setiap malamnya selalu mengingatkan ku akan dirinya.

Betapa bodohnya aku seharusnya aku tidak datang kemari lagi jika hanya akan teringat dengan dirinya. Meski aku tau itu sakit tapi aku tanpa sadar datang kemari dan memikirkannya lagi.

"hay... Malam ini dingin, tidakkah kau tertarik untuk kesana?" sebuah suara datang dari sampingku aku menoleh ke arahnya dan tanpa sadar memberinya senyuman. Senyuman yang selama ini aku simpan untuk diriku sendiri, senyuman selama ini telah menghilang dari hidupku

Jimin pov

Aku melihatnya lagi. Seperti malam-
malam sebelumnya, dia akan selalu
duduk disana sendiri dan tidak akan
beranjak dari sana sebelum pukul 3 pagi.

Aku tak tahu siapa namanya, tapi aku tahu apa yang dia rasakan aku sudah memperhatikannya sejak dia datang pertama kali ke gedung ini bersama temannya. Aku tak
tahan lagi melihatnya seperti itu jadi aku mencoba mendekatinya semenjak 2 minggu yang lalu.

"hay... Malam ini dingin, tidakkah kau
tertarik untuk kesana?" kataku sambil menunjuk sebuah kota di depan mata kita yang selalu menjadi tontonan untuk kita setiap malamnya. Dia tak menjawab
dan hanya tersenyum kepadaku.

Senyuman yang sangat indah.

Arthor pov

Tak ada suara yang terdangar dari
keduanya, pemuda berambut orange
yang baru datang hanya duduk disana diam sambil meminum kopi yang sedang dibawanya seperti malam-malam sebelumnya.

Sungguh aneh memang jika
melihat mereka. Di tengah malam deduk berdua di atap gedung, tanpa percakapan, tanpa tahu nama orang disamping mereka. Tapi entah mengapa diantara keduanya merasa nyaman dan tak terganggu dengan suasana seperti ini duduk bersama orang asing setiap malamnya dengan kesunyian.

Tak ada yang mempunyai keinginan
untuk membuka percakapan dan mereka sudah merasa nyaman dengan keadaan ini yang telah terjadi selama 1 bulan terakhir.

"Ayo kita kesana!"

Sebuah suara terdengar dari pria berambut hitam
kelam yang memecah keheningan di
antara mereka.

"Ayo!!!" kata pria berambut oranye
sambil berdiri dan tersenyum lalu
meninggalkan pria yang telah
mengajaknya.

Pria berambut hitam kelam tersenyum dan akan beranjak dari tempatnya menyusul sang pria asing yang selama ini menemaninya di sini.

"Selamat tinggal aku akan melangkah bersama dia" gumanya sebelum meninggalkan atap gedung tersebut dan menyusul sang pria
asing.

TBC or END???

What Is SmileTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang