You Never Be Alone

980 74 15
                                    

Sebelumnya arthur mau ngucapin makasih banget buat yang udah ngevote n komen di cerita yang lalu dan jangan lupa untuk meninggalkan jejak kalian di cerita yang ini juga ya... Dan satu lagi maaf bila mungkin kalian bakal boring baca part ini krena terlalu panjang,, Oke selamat membaca,,

***

Jimin POV

Hari ini hari ke 5 aku melatih taehyung menari, dia sebenarnya tak buruk dan tariannya juga sudah tidak seberantakan saat aku menemukannya berlatih sendiri kemarin tapi entah mengapa tariannnya seperti orang tertekan. Tapi dilihat dari expresi wajahnya, tidak terlihat seperti itu. Dia malah terlihat tersenyum beberapa kali tapi kenapa aku melihat ada yang kurang di tariannya???

"Baiklah kau bisa istirahat sebentar! Kau akan mati kelelahan jika terus menggerakan badanmu itu" suruhku pada taehyung sambil mematikan musik.

"Oke" dia berjalan mengambil handuk untuk mengelap keringatnya.

"Apa yang kau pikirkan saat menari?" tanyaku ketika sudah duduk di sebelahnya.

"Ehhh?" jawabnya sambil mengerutkan dadi.

"Apa yang kau pikirkan saat kau sedang menari?"

"Aku tak memikirkan apa pun, aku hanya mengikuti perkataan mu mendengarkan musiknya dan Mengikuti alunan nadanya! Kenapa kau bertanya seperti itu?"

"Entahlah aku hanya merasa kau seperti orang yang sedang depresi, sudahlah lupakan perkataanku! Tetaplah semangat!!" kataku sambil menepuk pundaknya dan berlalu dari sana menghampiri suk jin hyung yang tadi memanggilku.

***

"Sepertinya dia masih teringat akan orang itu saat menari! Kau tau kan maksutku?"

Itulah perkataan suk jin hyung yang masih terngiang di kepalaku saat aku melaporkan perkembangan taehyung selama latihan.

"Apakah benar begitu??" gumaku lirih sambil tetus berjalan menuju ruang latihan.

Aku membuka pintu dan mendapati taehyung yang duduk bersandar di dinding kaca sedang mamainkan ponsel pintarnya. Aku lalu masuk dan bergabung di sana, duduk di sebelahnya. Dan kami akhirnya terjebak dalam kesunyian lagi saling asik dengan dunia masing-masing tanpa ada niatan mengganggu. Aku sadar selama ini di terlihat sangatlah pendiam dan hanya berbicara seperlunya denganku.

"Melihat perkembanganmu, aku hanya akan melatihmu menari satu minggu lagi. Setelah itu kau akan fokus untuk proses rekaman lagumu. Selamat atas usaha kerasmu!" ucapku mencobanya untuk memecahkan kesunyian.

"Benarkah!!! terimakasih atas bantuanmu selama ini" jawabnya sambil tersenyum kemudiaan menundikkan kepala sebagai penghormatan kepada ku.

"Tak perlu begitu itu memang tugasku, itukan memang pekerjaaku untuk melatihmu. Kau tau itu!!!" jawabku sambil tertawa ke arahnya.

Dia hanya mengangguk dan tersenyum kearahku lalu menatap ponselnya kembali.

"Hahhh" aku hanya membung nafasku berat saat melihat reaksinya.

"Kau tau? aku dulu punya teman yang selalu ada disisiku setiap saat. Kita selalu berangkat sekolah bersama dan bermain bersama"

Aku mencoba mencuri perhatiannya dari ponsel yang sedang dia mainkan dengan ceritaku. Dan hasilnya berhasil dia memandang ke arahku dan mengerutkan dahinya. Ya ampun, apakah itu memang kebiasaannya? Tak bisakah dia mengeluarkan suaranya yang indah itu! Cek!! Senyumku saat melihat reaksinya.

What Is SmileTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang