Fourth Bite

31 7 1
                                    

Chastity memejamkan matanya. Menghirup aroma manis menusuk hidung mancungnya. Ia menggigit dan menjilat bibir. Napasnya tidak teratur. Ia ingin ini, ia ingin Nesvald!

Chastity menengok ke kanan dan ke kiri mencari aroma yang semakin menyeruak. Aromanya sangat tajam hingga Chastity serasa mabuk di buatnya.

"Dimana dia?!" Kata Chastity kesal.

Chastity sampai di atap sekolah. Langit ungu masih belum mendapat sinar matahari, Nesvald merebahkan tubuhnya di atas kursi panjang di sana. Pria itu tertidur lelap berbantal kedua tangan. Bibir pinknya terbuka. Tampan dan menggoda.

Chastity menelan ludahnya kemudian berseringai mempersiapkan taring panjang dan berkilau miliknya. Tapi baru selangkah ia maju, tiba - tiba ia terpejam seperti berpikir keras.

"Kalau aku langsung menggigitnya, pasti dia akan lari. Aku harus lembut" Pikirnya. Ia menarik napas dan tersenyum membuat taringnya perlahan menyusut. Ia mendekat ke arah Nesvald yang masih terlelap.

Di lihatnya wajah tampan Nesvald. Chastity bersimpuh menyamakan tubuhnya dengan Nesvald. Wajah Nesvald sangat halus tanpa luka. Lehernya yang putih menampakkan nadi yang biru-keunguan. Chastity mengulum bibirnya senang.

"Nes" Bisik Chastity lembut di telinga Nesvald. Pria itu menggeliat sebentar. Chastity gemas melihatnya.

"Nesvald, bangun" Bisik Chastity lagi.

"Mmm..." Erang Nesvald. Bola matanya yang tertutup bergerak - gerak. Perlahan ia membuka matanya. Memicing pada sosok silau di sampingnya.

"Selamat pagi" Suara Chastity lembut.

"Kau-AARHHMPP" Chastity membungkam mulut Nesvald dengan tangannya. Ia tertegun sesaat merasakan aliran aneh dalam tubuhnya.

"Sshhtt... Jangan berteriak, please" Chastity memohon. Nesvald mengangguk lemah. Chastity segera melepas tangannya. Nesvald masih memandangi Chastity dengan wajah pucatnya.

"Aku tidak akan menyakitimu Nes"

Tenggorokan Nesvald terasa kering kerontang. Chastity tersenyum padanya tanpa taring. Sangat cantik. Bibirnya selalu merah.

"Mau-ap-apa-kau?" Nesvald tergagap. Chastity tertawa renyah.

"Jangan takut Nes, aku hanya ingin berteman denganmu"

"Berteman? Seorang vampire ingin berteman?" Batin Nesvald.

Chastity menatap wajah Nesvald yang sedang berpikir. Ia tersenyum. Nesvald yang menyadari senyumannya langsung menegang. Takut kalau taring Chastity tumbuh, karena selalu begitu.

Chastity tersenyum lebih lebar memperlihatkan deretan giginya, "Mereka tidak akan tumbuh Nes, aku sudah bilang tidak akan menyakitimu 'kan?" Nesvald mengangguk.

~oOo~

Kellse berjalan menuju kelas. Langkahnya terhenti saat melihat Nesvald dan Chastity berjalan beriringan. Chastity tertawa ringan, namun Nesvald, wajahnya sedikit pucat. Pria itu ikut tertawa dan menggaruk tengkuknya saat Chastity menoleh padanya.

"Chastity!!"

Chastity dan Nesvald menatap Kellse yang sudah seperti tomat baru matang dari kejauhan. Chastity menarik sudut bibirnya.

"Apa yang kau lakukan!" Kellse mendelik menatap Chastity lalu menoleh pada Nesvald.

"Beraninya kau!" Chastity masih berseringai sinis lalu mengangkat bahunya.

Nesvald menarik tangan Kellse membawanya menjauh dari Chastity. Ia tidak mau ada perang panas pagi - pagi.

~oOo~

How about this part? Makin gajelas ya. Sorry 😯

BitesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang