"Aku gak percaya kamu tega melakukan ini. Emang kamu masih marah sama aku gara-gara kejadian waktu kita nyuci motorku kemarin?" Aku menggerutu sambil memeras bajuku yang basah. Walaupun cuacanya panas, aku menggigil kedinginan karena basah kuyup. Terpaksa aku melepas baju dan menjemurnya supaya cepat kering.
"Dan siapa juga yang nyuruh kamu tidur di tempat itu? Gimana caranya aku bisa ngerti kalau ada orang brengsek ada disitu?" Gak ada yang namanya kompromi kalau bicara sama si pembuat onar ini. Pengandaiannya sungguh tidak ada habisya. Tapi, dia masih mau mengulungkan handuk dari ruang OSIS.
"Itu air bekas pel yak?"
"Apa? Nggak! Itu air bersih dari dispenser. Aku mau mengganti galonnya tapi masih ada sisa airnya didasarny, jadi aku buang saja airnya."
Aku berharap dia berbicara jujur. Aku menerima handuk kecil dari tangannya dan buru-buru mengeringkan tubuhku. Tadinya aku berniat untuk membiarkan tubuhku kering sendiri dengan cara membiarkan hembusan udara AC yang bekerja. Sementara itu, Om sudah balik ke kelas. Tapi sebelum dia pergi, dia memberikan kuliah panjang tentang aku yang sudah memilih tempat yang buruk untuk tidur-tiduran dan aku adalah alasan Om yang merasa tidak bisa menikmati 'nikmat membolos' itu. Jadi, entah gimana caranya, aku adalah orang yang bertanggung jawab atas semua ini, gitu?
Saat menggerutui Om didalam pikira, aku bisa merasakan ada handuk besar yang dilemparkan ke arahku. "Pakai itu untuk menutupi tubuhmu." Phun memberitahuku.
Aku memegangnya, masih agak bingung. "Aku bisa pakai yang kecil saja, ini udah cukup untukku."
"Pakai itu sekalian. Pakai itu... untuk menutupi tubuhmu sendiri." Apa maksud dia sekarang? Kenapa aku harus menutupi tubuhku sendiri?
Nampaknya Phun bisa membaca isi pikiranku dari tatapan mataku yang kelihatan bingung. "Kamu nanti bisa demam." Oh, gitu. Aku mengangguk sebelum menyampirkan handuk di bahuku dan kembali mengeringkan rambutku. Untungnya, celanaku tidak ikutan basah, kalau nggak, hari ini bakal menyebalkan sekali.
Waktu berlalu, sekarang cuma ada suara AC yang mengisi ruangan ini. Tiba-tiba rasa canggung menghampiri.
"Apa kamu nggak seharusnya ada di kelas?" Aku memutuskan untuk memecah keheningan ini.
"Aku menunggumu sampai benar-benar kering."
"Demammu balik lagi nggak?"
"Nggak..."
"Jadi kenapa hari ini kamu mengabaikan aku...?"
".........."
Pertanyaan itu bukannya aku lontarkan dengan tidak sengaja. Aku benar-benar ingin bertanya kepadanya. Aku menatapnya dalam-dalam. Aku ingin dia tahu, bahwa situasi semacam ini tidak akan membawa dampak apa-apa terhadapku.
Phun melihatku sekilas untuk beberapa saat sebelum dia berbalik untuk mengambil bukunya di atas meja.
"...bisakah kamu mengunci ruangan ini kalau kamu sudah selesai? Aku harus kembali ke kelas." Itu jawabannya.
Dia memberi tahu kalau dia tidak lagi ingin seseorang seperti diriku menjadi temannya.
***
Kenyataannya, kebanyakan anak sekolah bakal senang untuk menghabiskan waktu setelah jam sekolah usai. Aku bukan salah satu dari mereka. Aku tiba-tiba merasa ketakutan sendiri kalau-kalau ada seseorang yang memanggil dan mengajakku ke suatu tempat.
Kata orang, kalau kamu makin takut dengan sesuatu, maka makin besar kemungkinan untuk menjumpai sesuatu itu. Jadi Yuri itu orang beneran atau hantu? Kalau aku tiba tiba mengeluarkan keringat dingin diseluruh tubuhku, maka hari itu juga dia akan meneleponku untuk mengajak menemaninya pergi ke suatu tempat.
![](https://img.wattpad.com/cover/60836513-288-k538874.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
LOVE SICK THE SERIES
RomanceIni adalah versi indonesia dari "love sick the series" yang berasal dari negri gajah putih sana!! Awal mula diterjemahkan dengan bahasa inggris oleh kudalakorn.com Dan saya mulai tertarik dengan alurnya dan jadilah translate tan nya!! Novel asli di...