(2)Love or Hate?

295 28 2
                                    

Cinta memang datang tanpa adanya sebuah alasan dan cinta juga mampu pergi tanpa ada nya sebuah alasan juga. –L.V.S-

^^^^

Chindai menuruni mobil jass hitam miliknya, tas nya yang berwarna pink diletakkannya diletakkan di punggung sebelah kanannya.

Dengan menggunakan seragam cheers sekolahnya, Chindai berjalan santai sambil memainkan ponselnya.

Semua pasang mata yang awalnya sibuk dengan urusannya masing-masing, mulai meninggalkan kesibukannya ketika dia melewati mereka, dengan menggunakan seragam cheers yang ia kenakan.

Ada yang memandang terpesona, ada pula yang memandangnya dengan sejuta pemikiran kotor, dan ada juga yang memandangnya penuh dengan rasa iri.

Chindai melepaskan ikat rambut yang ia kenakan, memperlihatkan warna rambut miliknya yang semalam telah dia ubah bagian bawahnya menjadi warna merah terang.

Peraturan sekolah memang tidak memperbolehkan seluruh siswanya merubah warna rambutnya menjadi warna apa pun terkecuali warna hitam.

Bagi yang sudah mempunyai warna rambut selain warna hitam sejak lahir diharuskan mengubahnya menjadi warna hitam, begitulah isi peraturan sekolah.

Tetapi Chindai benar-benar tidak peduli dengan peraturan itu, menurutnya itu hanya ribuan-ribuan huruf, yang disusun menjadi rangkain peraturan yang sangat tidak penting untuk dipatuhi.

Chindai kembali melangkahkan kaki nya ke lapangan indoor sekolah nya, pagi ini akan ada pertandingan basket antar kelas, dan ini alasan Chindai menggunakan seragam cheers hari ini.

Sambil memainkan pita rambut seragam cheers-nya, Chindai memamerkan senyuman maut-nya saat siswa-siswa SMA Bintang berlalu lalang melewatinya.

Tetapi berbeda dengan siswi-siswi SMA bintang yang memperhatikannya.

Chindai membalas tatapan mereka dengan tatapan tajamnya, seakan membuat semua orang yang melihat itu akan merasa ketakutan.

Chindai menatap sekelilingnya, lapangan basket kini telah dipenuhi oleh murid-murid SMA Bintang, yang ingin menyaksikan pertandingan basket.

Chindai melihat kearah seorang pria yang kini telah menatapnya, Chindai tersenyum manis kearahnya begitupun sebaliknya.

Bagas melambaikan tangannya dan mulai berlari kecil kearah Chindai. Chindai yang merasa ini adalah lampu hijau karna Bagas mulai meresponnya, Chindai langsung merapikan bentuk rambutnya saat jarak antara dia dengan Bagas sudah semakin dekat.

Tetapi Bagas tidak berhenti tepat di hadapan Chindai, melainkan Bagas melewati Chindai sambil tersenyum sinis kearah Chindai dan menghampiri seseorang yang berada tepat dibelakang Chindai. "What the.... Kampret emang. Kurang cantik apa coba gue" Merasa sudah dipermainkan.

Chindai kembali melanjutkan langkahnya tampa ingin mengetahui untuk siapa senyuman dan lambaian tangan yang tadi Bagas berikan.

^^^^^

Pertandingan basket SMA Bintang telah berakhir dengan kemenangan yang dibawa oleh tim Rian (tim-Bagas).

Lapangan basket SMA Bintang kini telah kosong hanya ada Bagas yang sedang merebahkan badannya di tengah lapangan basket sambil memainkan ponselnya.

Seketika fikiran Bagas memutar kembali kejadian dimana dia melihat ekspresi wajah Chindai yang sangat jengkel tadi, saat dia mengacuhkannya lagi.

Seulas senyuman terukir di wajah Bagas kali ini, bukan senyuman sinis dan jahatnya, tetapi senyuman lembut yang untuk pertama kalinya penyebab nya adalah Chindai.

The Games and LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang