😸one😻

551 89 9
                                    

Hiruk piruk keramaian tengah kota tak menghilangkan suasana mencekam di salah satu gang sempit di kota Seoul. Seorang gadis berjalan tergesa-gesa sambil merapatkan mantelnya sambil sesekali menoleh kebelakang, memastikan jika dirinya tidak diikuti.

"sial, jika aku tidak kelaparan, tidak mau aku melewati gang seram ini." Gerutu gadis itu. Dia lapar namun apartemennya tidak ada makanan apapun, jadi dia memutuskan untuk turun ke minimarket membeli beberapa roti, susu, ramen, tuna kaleng dan kimbap segitiga.

Lokasi minimarket memang agak sedikit jauh. Sebenarnya dia bisa saja melewati jalan ramai untuk sampai ke apartemennya, namun karna rasa lapar yang begitu menyiksa ia memutuskan melewati jalan pintas, yaitu gang sempit ini.

Semakin cepat dia berjalan, ia takut karna merasa ada yang mengikutinya. Ia jadi ingat adegan-adegan dalam drama yang ia tonton. Bagimana jika ia di culik, diperkosa, lalu di potong-potong tubuhnya? Tidak, ia tidak mau mati muda sebelum menikah.

'Tuhan selamatkan aku, aku janji tidak akan sering menonton drama lagi.' Batinnya.

Ia tidak tahan, ia ketakutan lalu berteriak sambil memejamkan mata, "aku mohon jangan mengikutiku!"

"meow...."

Ia membuka mata, "huh?" dilihatnya kucing berbulu putih bersih dan bermata biru menatapnya polos.

"ya! Kau membuatku takut tahu! Aku kira kau orang jahat, tidak taunya ternyata hanya seekor kucing ck."

"meow..."

Wendy, gadis itu mendekat lalu berjongkok di hadapan kucing itu lalu menggendongnya.

"apakah kau tersesat? Dimana rumahmu? Apakah tuanmu tidak mencarimu?"

"meow..."

"huh percuma saja aku bertanya, dia hanya mengeong saja. Oh, kau jantan rupanya." Kata Wendy setelah melihat jenis kelamin kucing itu.

"baiklah noona harus pulang sekarang. Kau baik-baik disini ya, semoga pemilikmu menemukanmu." Wendy meninggalkan kucing itu, namun kucing itu tetap mengikutinya.

"jangan mengikutiku terus kucing, hush hush." Kucing itu terus mengikuti.

"apakah kau lapar?"

"meow..."

"aku tidak punya makanan tau." Kucing itu menatap tas berisi belanjaan yang dipegang di tangan kanan Wendy. Wendy menatap arah pandang kucing itu lalu menyembunyikan tas itu dibalik badannya.

"i-ini bukan makanan, ini racun!"

"meow.." kucing itu seakan tidak percaya pada Wendy.

"oh god, baiklah aku menyerah. Kau menang." Wendy menggendong kucing itu dengan tangan kirinya, lalu berjalan menuju apartemennya.

🐱

"aku sudah kenyang, saatnya tidur." Baru saja Wendy memejamkan mata, tiba-tiba terdengar suara petir.

"kenapa harus hujan disertai petir sih, seharusnya tunggu aku tertidur dulu." Wendy sedikit takut dengan petir disertai hujan, itu membuat suasana tampak seperti dalam film horor, apalagi ia tinggal sendirian.

"meow.." kucing itu melompat ke kasur dan mendekat kearah Wendy.

"apakah kau tahu aku ketakutan?"

"meow.."

"sekarang aku merasa sedikit baik karna ada kau disini."

"meow.."

"namaku Wendy dan aku tidak tahu siapa namamu, tunggu-" Wendy melihat kalung yang melingkar di leher kucing itu. Terdapat lempengan bulat kecil dan sesuatu terukir disana, "Hun? Jadi namamu Hun? Baiklah akan kupanggil kau Hunnie, itu terdengar lucu bukan?"

"meow.."

"tunggu sampai aku tidur ya Hunnie, aku takut. Selamat malam." Wendy mengusap bulu putih itu lalu mencium kening kucing itu. Dan lama-kelamaan ia memasuki alam mimpinya.

Ketika Wendy terlelap, seseorang mengelus surai kecoklatannya. Di pergelangan tangan laki-laki itu terdapat gelang yang sama persis seperti kalung Hunnie.

"aku akan menjagamu, selamat tidur Wendy" ucap laki-laki tampan sambil tersenyum.

Ya, laki-laki itu adalah jelmaan kucing yang Wendy temui. Kini berubah menjadi manusia yang sangat tampan.

I Love CatmanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang