😸two😻

461 83 26
                                    

Usapan kecil di pipi Wendy membuat gadis itu merasa terganggu, "lima menit lagi mom..." ucapnya dengan suara serak.

"meow..."

Wendy langsung membuka matanya kala mendengar suara kucing, "huh aku lupa bahwa sekarang aku tidak tinggal sendiri."

"Hunnie, apakah kau membangunkanku untuk pergi kuliah? Kalau iya, terimakasih." Wendy menggendong Hunnie dan mengusap bulunya.

"meow.."

"hmm?"

"meow.." Hunnie mengalihkan pandangannya ke jam yang terletak di nakas.

"oh tidak, aku terlambat. Aish kenapa kau telat membangunkanku sih?" gerutu Wendy sambil mengacak rambutnya yang sudah berantakan.

'huh kau saja yang tidur seperti orang mati, tapi dia begitu menggemaskan' batin Hunnie.

---

"sial, kenapa alarmnya tidak bunyi sih, aku bisa mati jika terlambat pada jam dosen Cho." Wendy berlari sesekali melirik jamnya.

Brukk..

"maafkan aku, aku terburu-buru"

"apakah kau terluka?" tanya seseorang dengan suara huskynya.

Wendy mendongak dan membulatkan matanya, "C-chanyeol sunbae?" bagaimana bisa Wendy tidak mengenal orang ini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Wendy mendongak dan membulatkan matanya, "C-chanyeol sunbae?" bagaimana bisa Wendy tidak mengenal orang ini. Dia adalah senior Wendy yang paling di segani di kampus ini. Kaya, pintar, dan sangat tampan.

"aku t-tidak apa-apa."

"tapi tanganmu terluka." Ucap Chanyeol khawatir, diraihnya tangan gadis itu namun segera ditepis sang pemlik.

"aku tidak apa-apa!" Chanyeol mengerenyit bingung karna dibentak oleh Wendy.

"m-maafkan aku." Wendy merasa bersalah.

"sekarang kau mata kuliah dosen Cho bukan?" Chanyeol tersenyum hangat seakan mengerti ke khawatiran gadis itu.

"dia tidak berangkat, dan aku yang menggantikannya. Sekarang ayo kita ke UKS untuk mengobati lukamu." Chanyeol meraih tangan Wendy untuk berdiri.

"tapi aku bisa telat."

"aku asisten dosennya sedang berada disini bersamamu, jadi tidak masalah." Chanyeol menggandeng tangan Wendy.

'justru itu masalahnya, aku tidak mau,  berlama-lama denganmu membuat jantungku tak sehat' batin Wendy.

Setelah sampai di UKS, Chanyeol mengambil kotak P3K lalu duduk dihadapan Wendy dan meraih pergelangan tangan gadis itu.

"namamu siapa?" tanya Chanyeol.

"kau tidak perlu repot mengobatiku sunbae."

Chanyeol terkekeh pelan, "namamu unik sekali ya." Wendy mendelik.

"apakah kau terlambat bangun?"

"t-tidak, tadi jalanan macet sehingga aku terlambat sampai sini." Chanyeol kembali terkekeh mendengar jawaban Wendy.

"sudah selesai, sekarang kita kembali ke kelas." Chanyeol menyodorkan selembar tissu, Wendy menatapnya heran.

"air liurmu mengering." Chanyeol tersenyum.

'SIAL, MATI SAJA KAU SON WENDY'

🐱

Wendy berjalan lesu memasuki kamarnya kemudian berguling tidak jelas diatas kasur.

"sial sial sial, kenapa momen seperti ini yang terjadi! Kenapa harus terjadi saat aku bersama Chanyeol sunbae? Kenapa harus bersama orang yang kusukai? Kenapaaaa!"

"bagaimana jika Chanyeol sunbae jijik kepadaku, bisa-bisa aku tidak pernah jadi pacarnya?"

'Chanyeol sunbae? Siapa dia?' batin Hunnie tidak suka.

"pacar apanya? Dia mengenalku saja tidak huh. Mungkin selamanya aku akan menjadi perawan tua."

'tenang Wendy, ada aku disini' batin Hunnie lagi.

"WENDY, SON JELEK DIMANA KAU? AKU BAWA PIZZA KESUKAANMU" terdengar suara laki-laki yang memanggil Wendy.

"ck kenapa dia kesini sih." Wendy berjalan menuju ke ruang tamu dimana terdapat laki-laki yang memanggilnya tadi sedang menonton tv.

"ya! Kenapa kau masuk tanpa membunyikan bel?"

"kenapa? Apa ada masalah?" jawab laki-laki itu tanpa mengalihkan pandangannya dari TV.

"kenapa? Apa ada masalah?" jawab laki-laki itu tanpa mengalihkan pandangannya dari TV

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"dasar tidak sopan." Desis Wendy lalu mendudukan diri disamping laki-laki itu.

"Jongiiiiiiiinnn....." Wendy memeluk Jongin sambil menenggelamkan wajahnya di dada laki-laki itu.

'siapa laki-laki hitam itu, berani-beraninya menyentuh Wendy' batin Hunnie dari kejauhan.

"kenapa? Ceritakan?" Jongin sudah hafal jika Wendy memanggil seperti itu berarti ada masalah.

"Chanyeol sunbae-"

"kenapa? Dia menyakitimu? Akan kubuat perhitungan." Jongin hendak berdiri namun di tahan Wendy.

"tadi pagi aku betemu dengannya dalam keadaan mengenaskan." Jongin mengerenyit bingung.

"air liur masih menempel di wajahku! Kau tau kan betapa memalukannya itu? Apalagi Chanyeol sunbae adalah orang yang aku sukai"

'orang yang disukainya? Sial'

"itu bagus, berarti dia tidak akan pernah melirikmu." Jongin mengusap surai Wendy.

"ya! Kau tidak ingin melihatku bahagia huh?"

"Chanyeol itu bukan jodohmu, aku lah jodohmu."

"memang tidak pernah serius jika aku bercerita denganmu." Jongin terkekeh pelan, namun matanya memancarkan kekecewaan.

"meoww!" Hunnie menyerang Jongin.

"astaga, kau punya kucing? Kenapa menakutkan seperti ini huh?" Jongin mencoba menyingkirkan kucing itu dari hadapannya kemudian Wendy menaruh di pangkuannya.

"aku menemukannya tadi malam. Namanya Hunnie."

"kenapa kau sembarang membawa kucing ke apartemenmu Wen, bagaimana kalau kucing ini penyakitan? Kau tidak takut terkena penyakit?"

'sialan laki-laki ini, beraninya meremehkanku. Aku sehat tau!'

"dia sehat Jong."

"tapi tetap saja-"

"rawrrr."

"baiklah kau sehat." Ucap Jongin lalu bertatapan dengan kucing ini, seperti ada sengatan listrik yang terjadi diantara hunnie dan Jongin.

"sepertinya kalian tidak bisa akur." kata Wendy.

I Love CatmanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang