chapter 1. saat saat yang bahagia

72 5 3
                                    


"YEAYYYY...." terdengar suara teriakan gadis, yang dapat diketahui bahwa dia sangat bahagia dari dalam kamar sambil melompat diatas tempat tidurnya.
"Aku diterima? OH MY GOD! THANKS GOD! Akhirnya apa yang aku cita citakan bisa terjadi juga." Kata ku.
"Ibu, Ayah!" Teriak ku dari dalam kamar sambil berlari kemeja makan.
"Aku diterima bu! Aku diterima yah!" Kata ku dengan penuh gairah.
"Selamat ya nakkk..." kata Orang tua ku yang tampaknya sangat bersyukur dan bahagia.
" heh! Biasa saja lah... jangan terlalu lebay! Nanti jatuh lagi!" Kata kak fuad sambil meledek ku.
"Terserah ku! Kau iri ya? sebentar lagi aku akan pergi ke australia untuk kuliah di... MONASH UNIVERCITY!!!" kata ku yang penuh dengan gairah bercampur perasaan bahagia.
Lagi pula tampaknya kak fuad sedang sangat iri.
"Hey! Bukan kau saja yang akan keluar negeri, aku juga! Aku juga akan melanjutkan kuliah ku ke rusia selama 6 bulan. Dan mungkin aku juga akan kerja disana. Mungkin kau akan merindukanku!" Katanya sambil mengambil cemilannya dan masuk kekamarnya.
Kak fuad benar. Aku pasti akan sangat merindukannya. Tapi kata ayah ku, seorang laki laki itu tidak akan disebut sebagai laki-laki yang tangguh dan jantan jika belum merantau keluar negeri. Tapi aku tidak akan menampakkan rasa sedih ku saat ini padanya.

Aku sudah mempersiapkan pakaian ku untuk pergi ke australi. Semua pakaian favorit ku akan kubawa. Tapi kata ayah bawa yang penting penting saja. Nanti kalau ada yang kurang tinggal ku beli saja. Ayahku sudah memesan sebuah apartemen yang cukup luas dan semua kebutuhan juga sudah ada. Aku akan membawa tas ransel dan koper. Untuk tas ransel, isinya untuk kebutuhan elektronik misalnya, handphone, charger, earphone, powerbank dan lain lain. Selebihnya aku taruh dalam koper. Sebagai hadiah untukku, aku dibelikan mobil accord, iphone 6, samsung galaxy note 5, macbook, dan aku dibelikan motor ninja kawasaki. Itu semua untukku dan dibawa ke australia.

Hari itu sudah tiba. Aku akan berpamitan dengan ayah dan ibu. Juga kakakku yang sangat aku sayangi.
"Hey. Jangan menangis! Dasar cengeng. Mari kupeluk!" Kata kak fuad yang meledek ku sambil memelukku.
"Jaga dirimu disana ya nak. Jadilah anak yang baik. Ayah dan ibu akan merindukan mu." Kata ayah yang berhasil menjatuhkan setetes air mata ku.
Juga ibu. Ibu hanya bisa menangis bahagia melihatku pergi.

Color LifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang