Rebiya pov
Bangunlah sayang. Nanti aku akan ke kantor mu.
~Azka
Aku tersenyum membaca pesan singkat dari kekasih ku ini.
Ya. Kami memang baru menjadi kekasih. Walaupun dia sudah melamarku, tapi dia belum m
elamar resmi ke orang tuaku.Akupun sudah berkata Padanya aku masih mau fokus berkerja. Dan pengertiannya lelakiku ini, dia mengiyakan permintaanku dan hanya berkata "aku akan selalu menunggumu sayang, seperti selama ini aku menanggung sesak menahannya. Aku menunggumu siap menjadi istriku"
Ah istri? Memikirkannya saja sudah membuat kupu kupu dihatiku berterterbangan.
Aku memang perlahan sudah mulai menyayangi pria ku.
Walaupun dari dulu aku memang sudah menyayanginya, tapi dulu hanya sebatas sayang untuk kakak. Sekarang semua sudah ku ubah jadi cinta kepada lelaki.Aku bergegas memasuki kamar mandi ku. Dan melakukan ritual mandiku seperti biasa.
.
.
.Setelah aku selesai membersihkan diriku aku memilih pakaian yang akan ku kenakkan ke kantor.
Memikirkan kembali kekantorpun sudah membuat otakku serasa diremas.
Jatah libur yang di berikan daddy ku memang sudah berakhir. Akupun harus kembali ke kantor dan menyandang gelar sekretaris seorang CEO kaya raya yang ku panggil daddy.
Aku memilih baju yang agak berwarna cream, dipadu dengan rok
5 centi di atas lutut. Rambut coklatku ku gerai dengan sedikit bergelombang dibawahnya.Setelah memoleskan make up tipis, aku menuruni tangga sambil memasang sepatu ber hak tinggi.
"Bundaaa! Rebiya mau
Buuuuk buk braak
"Haduuuuuuuh. Sakit." Ya ampun. Gara gara terlalu tergesa gesa aku sampai jatuh dari tangga ini. Untung aku sudah hampir sampai bawah jadi tempat jatuhku tak terlalu tinggi.
"Astaga!!" Bunda berlari menghampiriku.
"Kamu gak kenapa kenapa kan bi? Apa yang sakit?."bunda bertanya sambil membolak balik badanku.
"Duuuh bunda. Kaki biya tambah sakit nih bunda dari tadi mutar badan biya terus." Ya ampuuun. Nyeri banget pergelangan kakiku.
Aku meneteskan air mata saking nyerinya kakiku ini.Hak sepatu tinggiku tadi sudah patah. aku terjatuh dengan posisi kepala dan kaki kananku terlebih dahulu menyentuh lantai. Duuuuh. Bisa kalian bayangkan sakitnya??
"MAAANG! SIAPIN MOBIL KITA BAWA REBIYA KERUMAH SAKIT. BIBI , BANTUIN BAWA REBIYA KE DALAM MOBIL." teriak bundaku histeris.
Aku tidak bisa merasakan kakiku lagi. Rasa nyeri yang teramat ini membuatku tidak bisa menggerakkan kakiku.
"Aduuh bun. Sakit." Aku masih Terus meringis kesakitan saat bunda dan bibi lasmi membopongku.
.
.
.
.Saat sampai dirumah sakit aku terus saja menangisi kakiku ini.
Dokter baru saja selesai memasangkan gips dikakiku. Katanya kakiku terkilir dan aku tidak boleh banyak berjalan kira kira 2 minggu kedepan. Kepalaku juga sudah diperban. Kepalaku terbentur cukup keras kelantai sampai benjol dan mengeluarkan sedikit darah. Dan sekarang?aku hanya bisa berjalan dengan tongkat ini.
"Sepatu terkutuk!!"Aku bergumam pelan.
Kau yang memaksa memakainya bodoh!
Ahh batinku berteriak membela sepatuku itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
REBIYA FRANZEL
Romancedan masalalu itu kini telah tertutup rapat. ada batas yang tak mampu aku lampaui. ada jarak yang tak dapat aku hapus. ada benci yang tak sanggup kurubah. tetapi... ada perasaan yang tak mampu kutinggalkan. kamu pemegang semua kunci itu. kamu yang...