Aku sungguh tak mengerti dengan perasaan ini.
Mengapa cinta bisa serumit dengan ujian matematika?
Kenapa cinta tidak bisa seperti nafas sebagai kebutuhan? Aku kecewa!
*
*
*
Tak bisa kubayangkan bahwa hatiku bisa seretak ini. Begitu sakit sampai-sampai aku tak mampu untuk merasakan kepedihan ini.
Chikal : "Kamu yang sabar ya mond, memang sulit sih tapi gue percaya kalo lo bisa hadapin semua ini. Semangat ya! Masih banyak cowo yang lebih dari dia bahkan dia ga pantas sekali untuk lo," Katanya membujuk ku yang sedang termenung didepan kelas.
"Terimakasih Chikal, sungguh berarti lo ada disini," Ucapku sambil tersenyum.
Namaku Dymond seorang siswi SMK ternama di Depok. Beberapa hari yang lalu sebelum liburan berakhir, aku dikejutkan dengan hubungan ku yang mendadak terputus dengan kekasihku.
Padahal, kami baru menjalani hubungan ini sekitar 2 minggu lalu. Aku merasa dipermainkan olehnya. Dia sempat menjelaskan bahwa hubungan kami ada kaitannya dengan perempuan lain. Bukan hanya itu saja, dia juga mengatakan bahwa perempuan itulah yang menyatakan perasaannya terhadap kekasihku! Namun yang tak bisa kubayangakan, kenapa dia tega meninggalkan ku dan memilih perempuan murahan itu? Apakah dia berbohong? Apakah mungkin dizaman ini seorang perempuan menyatakan cintanya kepada laki-laki dengan mudahnya?
*
*
*
Flashback on
Awalnya kami berteman pada umumnya, hingga kedekatan itu mulai membuat kami sadar bahwa ada rasa yang lain terhadap hati ini. Menjijikan bukan? Sangat!
Kenapa tidak, dia itu laki-laki yang sangat percaya diri dengan fisiknya terlebih ketampanannya. Saat mengetahui dia, aku merespon biasa aja dan tidak ada ketertarikan sama sekali. Kami mencoba beradaptasi satu sama lain dari perkenalan, mengetahui hobby, menyukai penyanyi, film, dll. Moment yang membuat kami semakin dekat adalah ketika kami berdebat klub sepakbola.
Disaat itu, ada pertandingan antara Barcelona melawan Real Madrid pada tahun 2014 lalu. Kami berdebat hingga taruhan pun kami keluarkan. Siapapun yang menang akan taruhan tersebut, mendapatkan hukuman bernyanyi satu buah lagu.
Beberapa bulan setelah kejadian tersebut, kami semakin dekat hingga kami pernah menjalani hubungan pacaran palsu atau bisa disebut teman tapi mesra. Kenapa aku begitu bodoh hingga menyetujui hubungan palsu itu?! Padahal saat itu aku masih memberikan setengah dari cintaku yang ku berikan padanya karena ku yakin kami tidak akan pernah pacaran.
Lambat laun aku mulai terhanyut akan perhatian, kasih sayang, dan kenyamanan yang ia berikan. Terlebih ada saja gurauannya yang membuat gelak tawa ku pecah. Aku masih ingat sekali masa-masa itu! Namun kuhilangkan semua kisah itu secara perlahan dari otakku. Tak pantas membuka kembali kertas yang sudah usang, itu hanya membuat noda di jemari saja.
Kini aku harus memiliki target dan membangun kembali kisah baru ku. Andaikan aku sebuah buku, akan ku buka lembaran baru yang masih bersih dan belum ternodai oleh jemari sekalipun, akan kusingkirkan setiap penghalang dan akan ku musnahkan lembaran yang tlah usang.
Mencari cinta baru mungkin? Mustahil! Aku begitu trauma terlebih pada hatiku ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
KEKOSONGAN HATI
Teen FictionKini hatiku kelu tak dapat lagi merasakan bagaimana mencintai. Hal yang sepadan untuk berfikir, "tidak ingin mengulangin hal bodoh yang membuat ku terjatuh kedalam keterpurukan masa lalu." Cinta itu sulit nan rumit bagaikan seorang Anak kecil yang i...