After Lost Contact

603 24 29
                                    

Klik vote sebelum membaca :)

Fyi, ini oneshoot pertamaku. Oneshoot pertamaku ini untuk JihanUlayya17 yang kebetulan kemarin dibikin baper sama Mikha gara-gara video itu :P

Happy reading xx

---

"Aku seneng akhirnya kamu bisa dateng ke rumahku lagi, Mik."

Mikha yang duduk di sebelah Jihan tersenyum lalu mengusap puncak kepala Jihan dengan lembut. "Aku juga seneng. Selama ini aku kangen banget sama kamu."

Jihan hanya menunduk menyembunyikan pipinya yang memerah seperti tomat itu. Mikha justru merapatkan kursi mereka sehingga kursi mereka menempel dengan sempurna. Mikha mengelus pipi Jihan, membimbing kepala Jihan untuk bersandar di bahunya. Jihan seperti berada di tempat ternyaman. Ia hanya diam menikmati setiap debaran jantungnya yang tidak terkontrol, serta menikmati aroma tubuh Mikha yang sangat ia sukai. Aroma yang selalu sama namun memabukkan.

Tiba-tiba tangan lembut Mikha itu mencubit pipi Jihan dengan gemas. "Aku dari dulu suka sama pipimu yang tembem. Lucu."

"Ih, sakit tau!" Jihan cemberut dan mengusap-usap pipinya yang telah dicubit Mikha. Kemudian ia pun balas mencubit pipi Mikha. "Kamu juga tembem sekarang. Kamu pasti tambah gendut deh."

Mikha tertawa hingga matanya hanya terlihat segaris. Namun aku menyukainya. "Gendut-gendut gini kamu tetep suka, kan?" kata Mikha sambil menaikkan sebelah alisnya. Cowok ini selalu bisa mematikan argumen Jihan. Apalagi ketika senyum yang menggoda itu tercetak di bibir segarnya. Jihan hanya bisa diam dan menikmati ini semua. Jihan membenamkan wajahnya di bahu Mikha.

Mikha merangkul bahu kanan Jihan. Kemudian ia berbisik pelan. "Peluk."

Sontak Jihan mendongakkan kepala. "Hah? Sorry, Mik?"

"Ya, aku mau peluk kamu."

Jihan hanya bisa terdiam di tempat. Jantungnya bekerja tiga kali lebih cepat. Jihan belum pernah merasakan pelukan Mikha sebelumnya. Biasanya hanya bersandar di bahu Mikha, seperti tadi.

Mikha lalu berdiri. Ia berdiri menghadap Jihan, mengulurkan tangannya. Jihan memegang tangan Mikha yang terjulur. Saat itu juga Mikha menarik tangan Jihan dengan lembut sehingga mereka sekarang berdiri saling berhadapan. Ada pancaran cinta yang Jihan dapatkan saat tatapan mata Mikha tepat memanah manik matanya. Karena ketika mata seseorang sudah berbicara, ia tidak akan pernah bisa menutupi apa yang ia rasakan. Adalah kejujuran yang ia tegaskan.

Tangan Mikha mendekap Jihan lembut, menarik Jihan ke dalam pelukannya. Tenggelamlah wajah Jihan pada dada bidangnya. Mendengar detak jantungnya dan merasakan kerasnya tulang rusuknya. Mungkinkah aku bagian dari tulang rusuk ini? batin Jihan.

Jihan memejamkan matanya, menikmati ini semua. Pelukan pertama dari Mikha yang sangat nyaman. Menggantikan seluruh rasa rindu yang Jihan rasakan selama dua bulan lost contact dengan Mikha karena Jihan fokus mempersiapkan ujian nasionalnya. Jihan pun membalas pelukan Mikha. Ia melingkarkan tangannya di pinggang Mikha. Mikha tersenyum saat tangan Jihan mengusap punggungnya sekilas.

Mikha melonggarkan pelukannya, melepaskannya pelan-pelan. Ia tersenyum pada Jihan. "Aku pengen peluk kamu dari belakang."

Cowok itu beralih membelakangi Jihan. Tangannya membentuk layaknya sebuah kalung pada leher Jihan. Dagunya menopang pada kepala Jihan. Setelah itu, tangannya berpindah pada pinggang Jihan, melingkar indah serta nyaman. Jihan merasakan badannya gemetaran. Pipinya memanas, namun kedua telapak tangannya dingin. Jihan berusaha untuk tenang, meskipun desah napasnya sudah tidak beraturan lagi.

"Kapanpun mimpi terasa jauh, oh ingatlah sesuatu, ku akan selalu jadi sayap pelindungmu." Mikha menyanyikan lagu itu dengan suara yang super lembut. Dan, lagi, Jihan hanya bisa memejamkan mata. Berharap waktu berhenti saat ini juga.

Setelah dirasa cukup, Mikha melepaskan pelukannya dari belakang itu. Kembali ke posisi semula di hadapan Jihan. Ia menangkup kedua pipi Jihan dengan lembut. Mikha mendekatkan wajahnya. Then, he kiss Jihan's forehead softly. Melihat ekspresi Jihan yang sedikit terlihat kaget, Mikha tersenyum menenangkan.

Mikha sedikit menurunkan wajahnya, mensejajarkan wajahnya dengan wajah Jihan. Mata Mikha terpejam namun wajahnya semakin dekat. Tampaknya Jihan tahu apa yang akan terjadi selanjutnya. Jihan lagi-lagi memejamkan mata, menunggu kepastian dari Mikha. Belum sempat Jihan menyiapkan diri, bibir Mikha sudah menyentuh bibirnya. Jihan tak bisa mengelak dan menghindar lagi. Selain hanya membiarkan Mikha mencium bibirnya. Kehangatan dan kelembutan yang sama-sama mereka rasakan adalah surga dunia yang nyata. Mikha tersenyum dalam ciumannya.

"I love you. I will always love you. I know I'm the first, and I will be the last for you," kata Mikha yang bibirnya masih berdekatan dengan bibir Jihan.

"I love you more, Mik."

---

Agak sedikit 17+ yaa hehehe. Be a wise readers. :)

How about this first oneshoot? Gimme vote and comment about everything :)

Tunggu ya. Tungguin I've Found You, 54 Days. Semoga ceritanya otwnya cepet sampe terus bisa segera aku post.

How about next oneshoot, Tunists?

Baper Zone [END]✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang