"Eh, mau di mana? Lesehan aja?" tanya Alda yang celingak-celinguk cari lesehan yang kosong.
"Iya, lesehan aja," bisik Sinta.
"Gimana Mikh?"
"Ya udah, situ aja. Yang baru habis diberesin." Mikha menunjuk satu-satunya meja lesehan yang sudah kosong. Meja lesehan paling depan yang baru saja dilap oleh seorang pegawai karena ada sesuatu yang berceceran di meja tersebut.
Alda mengernyit jijik ketika melihat kilatan bekas kotoran di meja tersebut.
Najong, laksana tai ayam diinjek lalu terseret sepasang sepatu.
"Al, di dalem aja yuk?" Mikha menembus pandangannya melalui jendela yang terdapat di dinding pembatas antara area lesehan dan area duduk di kursi.
Alda mengangguk, lalu mengikuti langkah Mikha ke sana. Sampailah mereka di meja kosong yang ada di pojok ruangan.
Alda dan Sinta duduk berdampingan, Mikha di seberang. Sayangnya, posisi Mikha malah sejajar dengan Sinta, bukan dengan Alda.
Kampret. Sebenernya siapa sih yang jadi obat nyamuk? Sadar diri kek.
"Ehm, Mikh?"
"Hm?"
Alda memutar bola matanya lalu mengarahkan matanya ke kiri, bermaksud agar Mikha menggeser posisi duduknya ke hadapannya langsung.
"Kenapa Al?"
"Gak Mikh, gak jadi."
"Yaelah." Mikha lalu menunduk, merogoh saku celana untuk mengambil ponselnya.
Gitu doang?
Nih cowok pikirannya ketutup apaan sih -_-
Ingin ku menangoshhh
:""""""""((((((
Waitress memberikan menu di meja kami. Mikha mempersilahkan aku dan Sinta melihat-lihat menu itu lebih dulu.
"Gue paket 2 deh, cabe lima biji, minumnya susu melon yang gede. Lu apa?" tanya Sinta pada Alda sambil menuliskan pesanannya.
"Sama. Tapi minumnya beda. Bentar, gue bingung nih. Susunya enak semua." Alda menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. "Lu dulu deh, Mikh."
Mikha membaca menu itu dengan tenang, setelah dapat langsung menuliskan pesanannya. "Nih, udah."
"Kok cabenya cuma dua, Mikh?" Pertanyaan Alda sangat konyol.
"Daripada elu, setengah doang," balas Mikha.
"Kan harusnya cabe lu tiga, yang satu ke mana?"
Maksud gue cabe yang tadi di depan minimarket. Kan ada tiga. Gerak dikit kek otak lu.
Mikha mengerutkan keningnya. "Cabe gue? Lah emang gue juragan kebon cabe?"
MIKHA SIALAN! Ganteng ganteng bego!
Untung sayang hm.
Alda tertawa hambar. "Kagak, udah lupain aja."
"Tuh, kan. Gak usah main-main deh. Ngasih tau sesuatu endingnya nggak jadi. PHP lu!"
Yang ada juga elu yang PHP, ogeb!
Eh apa gue yang terlalu berharap?
"Cepetan, lu mau pesen susu apa? Gue mau kasihin ke sono nih." Sinta menyikut lengan Alda.
"Kudu susu emang? Mikha yang nggak punya aja nggak pesen susu loh, malah pesen coklat panas," bisik Alda.
"Bacot. Gue tinggal nih."
KAMU SEDANG MEMBACA
Baper Zone [END]✓
FanficWarning: Baper zone detected! Berbagai macam zona baper ada di sini. Random. Ada one shoot dan cerbung singkat. Tapi masih tentang The Overtunes, especially Mikha. HEHE. Semoga sukses membaperi kalian para pembaca. Happy reading xoxo