Selama dia selalu disampingku dan tidak menjadi milik siapapun.
Apapun status ku dengannya, tak peduli!
Yang penting aku selalu bersamanya.
~ ClaraSepulang sekolah, ketika Aku dan Ken lagi hangout di cafe. Tiba-tiba terlihat seorang pemuda dan nenek dengan dua orang cucu yang masih belia sedang berinteraksi.
'Bisa nya mengemis saja, jikalau nenek ingin uang ya.. harus bekerja! Memangnya gampang mencari uang! ' ucap pemuda seraya membentak.
'Ya tuan hamba memang seorang pengemis, namun bukan kemauan hamba ingin mengemis seperti ini. Hamba ingin bekerja namun adakah manusia yang berbaik hati menerima wanita tua dengan 3 orang cucu yang masih belia ini bekerja, walau hanya menjadi seorang pesuruh? Kata nenek sambil menghapus air mata.
'Halah, itu sih cuma alasan saja, agar saya simpati dengan Anda lalu mengasih Anda uang, hina sekali anda. 'jawab pemuda itu.
Lalu terlihat Nenek dan cucunya pergi tanpa membalas perkataan pemuda itu.
tubuhku bergetar.Tuhan... Salahkah nenek itu? (pertanyaan ku didalam hati). Mengapa pemuda itu begitu kasar dengannya. Tidak kah ia berfikir nenek itu sudah tua dan memiliki cucu yang harus ia beri makan? Ya tuhannnnn.....Inikah hidup? Mengapa engkau memberi kemudahan dan kesenangan kepada orang seperti dia. Aku yang sedang duduk bersama Ken di bangku Café, tiba-tiba kakiku melangkah mendekati pemuda itu.
'Clara mau kemana?' suara Ken mengikuti.
Aku tidak meghiraukan pertanyaan Ken, Ken tampak ketakutan dengan aku yang tiba-tiba seperti orang kesal. Ken tahu betul semua tentangku. Aku paling tidak tegaan jika ada orang yang di hina oleh orang lain. Apalagi yang dihina orang tua, orang yang harusnya di hormati.'Clara sudahlah urusan orang'. 'Clara...' Ken terus berjalan dibelakangku dan aku masih tidak menghiraukannya.
'Anda mengatakan ia hina namun sikap dan perkataan Anda mencerminkan anda lebih hina dari nenek dan dua orang cucunya itu' ucapku dengan nada kesal, kepada pemuda yang sok kaya itu.
Si pemuda hanya diam dan terlihat tidak memperdulikan perkataanku, tanpa rasa berdosa ia terus mengunyah makanan lezatnya.
Saat ku sadari semua mata melihat ke arahku yang sedang membentak-bentak sang pemuda. Ku putuskan untuk keluar dari café eutoria ini.
Kakiku beranjak mencari nenek dan cucunya.
'Clara... Hey mau kemanaa?'
'Duh belum di bayar lagi...'
'Clara tunggu gue, bayar makanan dan minuman kita dulu'
'woi oyot dengerin gue , berenti dulu!!!!!!'
'Dasar cewe kalo udah katanya gabisa di ganggu gugat'. Ku dengar Ken terus berkomat-kamit setengah berteriak saat aku berjalan keluar dari Café.Aku terus melangkah. Langkah demi langkah ku lewati. Setelah berjalan cukup jauh dari cafe eutoria, terlihat seorang wanita tua sedang mengobrak-ngabrik sampah. Akupun mencoba mendekat
'apa yang nenek lakukan dengan sampah itu?' tanya ku kasian.
'cucu-cucu nenek lapar neng, nenek harus mencari makanan untuk mereka' jawab nenek.Hatiku tersentuh, air mata pun tak bisa tertahankan untuk tak terjatuh. Kemudian aku mengajak nenek dan ketiga cucunya itu ke rumah makan dekat jln mustofa. Mereka terlihat gembira dan makan dengan lahap. Aku tediam, aku hanya bisa bertanya didalam hati. 'Tuhannnn... apakah dunia menurut orang-orang seperti mereka? Mengapa banyak orang-orang berada didunia ini namun tak pernah memperdulikan orang-orang yang dibawah. seperti orang itu yang hanya memperdulikan tampilan dan imagenya ia saja. Mereka shooping dengan sesuka hati mereka. mereka mempercantik diri sesuai keinginan mereka. mereka makan dengan menu yang mereka sukai, ditempat yang mungkin menurut mereka tak ada bakterinya. Namun mereka masih saja tak puas dengan apa yang telah mereka miliki.'
sementara... 'menoleh ke sampingku. tapi mereka, mereka yang asalkan ada baju yang masih bisa dipakai. Ada sesuap nasi untuk mereka makan. Ada tempat untuk mereka tidur. Mereka tetap mensyukuri hidup. Tuhan.... adilkah semua ini?. gumaman sedihku dalam hati.

KAMU SEDANG MEMBACA
Rindu Ini Milikmu!
RomancePROLOG Alur hidup yang kian hari kian rumit dan tak mudah untuk dipahami. Seperti kosakata kosong yang harus segera diisi dengan jawaban yang kita sendiri tidak tau apa pertanyaannya. Kosong, gelap, dan penuh misteri. Semuanya terlihat normal...