Pertemanan bersama ketulusan
Menciptakan sebuah perasaan yang berbeda
Awalnya aku tak ingin ..
Namun rasa itu terus menggucangi hatiku..
Aku tak bisa mengelak
Ketulusanku sebagai seorang sahabat
Kini berganti menjadi sebuah ketulusan cinta.
Ken~Rasanya aku tidak ingin membuka mata, rasanya aku ingin tertidur terus seperti ini sampai Ken membangunkanku.
Toktoktok..
"Clara bangun sayang sudah maghrib... kamu sudah tidur dari tadi siang.. bangun shalat dulu.."
suara pintu terdengar terus di gedor-gedor oleh sang wanita yang ku sebut mama."Ra... bangunnnnnnnnnnn................. toktoktok......."
"Kenapa sih ma? Berisik maghrib-maghrib gedor-gedor pintu" terdengar suara lelaki bertanya pada mama.
"Ini, Clara dari pulang main langsung tidur sampai sekarang gak bangun-bangun, mana belum makan itu anak" terdengar mama menjawab suara lelaki tadi.
"Clara... Hey bangun nak.. papa dobrak yah pintunya kalo gamau bangun juga" kata suara lelaki tadi yang ternyata itu adalah suara papaku.
Perlahan ku buka mataku, dan teriak "Iya Ma.. Pa... aku udah bangun kokkkk... mau mandi terus sholat nanti aku turun ke bawah untuk makan. Tenang saja...." Tukas ku setengah berteriak.
"Oke baiklah......." Kata mama dan papaku.
Setelah itu suara mereka hilang, mungkin sudah turun ke bawah. Ku lihat jam menunjukan pukul setengah tujuh. "Oh dulu jam segini aku pasti baru pulang bersama Ken karna habis menyaksikan indahnya sunset di langit Lombok. Ah Ken kenapa kamu pergi" Aku bergumam sendiri dalam hati.
Kemudian aku bersiap-siap untuk shalat maghrib, disusul ODOJ "One Day One Juz" dan shalat isya. Hatiku tenang sekali bila habis melakukan rutinitas bertemu sang ilahi itu. Sekalian aku berdoa dalam sujudku "semoga dimana pun dan sedang apapun Ken saat ini dia akan baik-baik saja, dan cepat menghubungi Clara".Drdrtddtrdtrdrtr
Hp ku berdering, pesan LINE dari NevaN: Ra, besok jalan yukkk...
C: Aku gaenak badan Nev. Maaf
N: Ahhhh Clara.... Masih sedih Ken pergi?
C: Tidak
N: Bohong kamu
C: Tidak
N: Jika tidak, jalanlah dengan aku dan gesa besokk... plisssss
C: Baiklah. Ok!Saat keesokannya Aku, Nesa dan Gesa jalan ke sebuah pusat perbelanjaan ternama di Lombok. Mereka terus membicarakan Ken. Tentu saja, dengan membicarakan pemuda itu akan membuat aku menngingatnya kembali, dan kemudian sedih lalu nangis tanpa henti. Saat melihat aku begitu murung dan berulang kali mencoba menyeka air mata, akhirnya Neva dan Gesa memutuskan untuk pergi dari pusat pertumbuhan Lombok ini, dan mengajakku ke Pantai Gili. Di pantai Gili tangisan isak ku menjadi sangat tak terbelenggu, membuat Neva dan Gesa terheran-heran. Mereka saling bertatapan, seakan meyadari sesuatu.
"Clara....." suara lembut dari perempuan berpipi cabi.
"ya, nev??" dalam pelukan Ghesa ku bersahut.
"kau suka dengan ken?" tiba-tiba pertanyaan yang menusuk terlontar dari Neva.
"aku tidak tau......... aku tidak tau perasaan ini apa, yang ku tau ia tak tertandingi di hatiku. Aku menyayanginya, sangat menyayanginya. Maafkan aku jika persahabatan ini menjadi aneh. Tapi perasaanku tak terbelunggu. Sungguh...., aku melihat sosok ken berbeda. Sepertinya aku mencintainya." Aku bercerita dalam isak tangis.
"sudah kami duga, wajar kau mempunyai perasaan itu Clara, kita sudah merengguh menjadi seorang yang beranjak dewasa, dan apalagi kau yang paling dekat dengan Ken, bak bungkus kado yang direkatkan dengan lem uhu. kau dan Ken seperti tak bisa untuk dipisahkan. Sorak neva dan ghesa.
Neva dan ghesa memelukku erat seolah ikut larut dalam kesedihan.
"Nampaknya langit sudah sangat sore... ayo kita pulang" Kata Neva.
"Kenapa gak sekalian sunsetan disini? Kataku.
"Aku tidak bisa, ada urusan lain yang sudah ku janjikan." Gesa menjawab dengan irama yang lembut.
"Aku juga sama, mau beli makanan puli (Kucing Neva)" suara Neva menyambung.
"Yahhh, yasudah kalian saja yang pulang. Aku masih mau disini" tukasku seraya menjelaskan.
"Baiklah.. hati-hati rara ku" kata Neva sambil mencium rambutku. Disusul Gesa dengan melakukan hal yang sama.
Pantai Gili ini terasa sepi sekali. Hanya tercium bau laut yang sangat menyengat. Ombak-ombak mulai meninggi, angin berubah menjadi sangat dingin. Dan matahari nampak ingin beristirahat. Dulu sewaktu Ken ada, masih disini, Ia selalu menemaniku menyaksikan sunset di pantai gili ini.
Tangisanku pun takbisa tertahankan.
Layaknya matahari yang tergeser oleh para air laut. Nuansa mendung selalu terlihat dari wajahku. kepergian Ken memang membuat banyak orang bertanya. Mengapa Ia pergi tanpa memberitahu siapapun. Para tetangga Ken pun tak ada yang tau.Akankah hutang yang membelit keluarga Ken? Ataukah perpindahan tugas kerja ayah dan ibunya? Ataukah ken ingin melanjutkan sekolah disana? Seribu pertanyaan terlampir dari lubuk hatiku.kutelusuri pantai Gili, tempat dimana aku dan ken selalu bertukar cerita. Dan aku ingat kata Pak Amin, Ken menyuruhku membuka botolnya. Ku gali tempat aku dan Ken mengubur botol itu. Dengan penuh kesabaran akhirnya aku menemukan botol pasir Ken. Dulu sewaktu aku dan ken masih bersama, ken mengajak ku menuliskan sebuah kata-kata rahasia, yang akan dimasukkan ke dalam botol. Dan kemudian di timbun pada pepasiran pantai. Dan botol itu baru boleh di buka saat salah satu dari kami telah tiada, atau dengan kesepakatan si pemilik botol. Ken sudah memberi izin padaku untuk membuka botolnya lewat Pak Amin dan lagipula sekarang Ken sudah tidak ada, tidak ada Ken di negri Lombok ini jadi tak maslah bila ku buka botolnya dan ku baca tulisan Ken dulu.Dengan sangat hati-hati aku membuka botol pasir itu, lembaran kertas ku lebarkan
"Hallo! Im ken.. siapapun yang membaca tulisan ku ini.. aku hanya ingin berkata aku akan pergi ke Inggris bersama keluargaku. Aku akan meninggalkan neva, ghesa dan si upay clara. tiga orang sahabat dekatku yang sangat aku cintai. Terlebih clara, entah mengapa riuk hatiku mengatakan aku mulai menyukainya. Pertemanan bersama ketulusan menciptakan sebuah perasaan yang berbeda. Awalnya aku tak ingin .. Namun rasa itu terus menggucangi hatiku.. Clara kau harus tau, Aku tak bisa mengelak
Ketulusanku sebagai seorang sahabat, kini berganti menjadi sebuah ketulusan cinta .
Namun sayang..... aku tak bisa bersamamu dan tak ingin perasaan ini ada. Ku harap di Inggris nanti aku bisa menemukan seseorang untuk mengganikan clara dihatiku."Tangisan ku semakin menjadi-jadi. Ku remas selembar kertas itu. Seketika hatiku hancur saat ken menuliskan semoga ia bisa menemukan seseorang untuk menggantikanku. Ku bawa botol pasir milik ken ke rumah. Ku taruh dalam laci rahasiaku. Di samping itu aku membuat sebuah kaleng yang berisikan ungkapan-ungkapan yang tak bisa ku ucapkan kepada ken.
Satu yang ku pelajari, saat hatiku ingin mengatakan sesuatu, namun mulut ku bungkam untuk mengatakannya. Di saat itu aku tau, aku sedang menyimpan rasa sakit yang tak bisa di jelaskan. Kepiluan yang hanya aku seorang yang merasakannya, karna akulah pemeran dari cerita piluku. "Ken, i hope you'll always be okay".
Bersambung...
tunggu cerita selanjutnya...
Jangan lupa vote dan commentnya:)
KAMU SEDANG MEMBACA
Rindu Ini Milikmu!
RomancePROLOG Alur hidup yang kian hari kian rumit dan tak mudah untuk dipahami. Seperti kosakata kosong yang harus segera diisi dengan jawaban yang kita sendiri tidak tau apa pertanyaannya. Kosong, gelap, dan penuh misteri. Semuanya terlihat normal...