Breakeven

Part 1

Author:

1. Rereanli

2. pisangcokelat

3. elaabdullaah

4. Millchuzzy

Silahkan comment dengan mention ke author yang bersangkutan.

======

Pagi ini matahari bersinar terang. Seolah-olah menyemangati semua orang untuk memulai aktivitas hariannya. Tak terkecuali gadis cantik yang sangat antusias menyambut hari pertamanya di kampus. Bayangan akan bertemu dengan orang-orang baru, menjelajahi sudut kampus, sampai berbincang santai dengan teman kuliah, membuat senyum Lily semakin lebar. Tidak ada lagi seragam, dan aturan harus mengikuti upacara. Kini ia bebas. Hanya perlu duduk manis di dalam kelas dan memperhatikan dosen menyampaikan materi. Bahkan, ia bebas mengekspresikan dirinya. Kampus tidak pernah menerapkan aturan khusus dalam berpakaian. Satu hal lagi yang36 menambah semangat Lily, untuk segera menginjakkan kakinya di kampus baru. Ya, selamat datang dunia kampus.

"By the way dimana kelasku? Susah sekali mencari kelas MB 01. Ah, aku lupa untuk menanyakannya."

Lily mulai gusar mencari kelasnya. Seharusnya, tadi dia pergi ke pusat pengajaran untuk menanyakan letak kelasnya. Sekarang pun, jika harus berbalik akan memakan waktu.

"Apa sebaiknya aku bertanya pada pria itu saja?" ucap Lily pelan.

Lily berjalan ke arah pria dengan kemeja berkerah warna hitam sambil membawa tas di sampingnya. Penampilan pria itu cukup sopan untuk anak kuliahan.

"Maaf, bolehkah saya bertanya dimana letak kelas MB 01?" tanya Lily ragu. Pria itu mengernyitkan dahi tanda bingung.

"Hei, aku juga sedang mencari kelas itu. Kenalkan, aku Shawn Mendes." Pria itu mengulurkan tangannya pada Lily.

Lily yang mulai sadar sesuatu pun ikut mengulurkan tangannya, "Aku Lily Collins. Ah, iya. Berarti kita sekelas."

"Iya. Sebaiknya kita harus segera mencari kelas kita. Kudengar, dosen yang mengajar di jam pertama terkenal sebagai dosen killer." Ujar Shawn membuat Lily membulatkan matanya.

Setelah perkenalan singkat itu, Lily dan Shawn mencari kelas tujuannya. Hanya membutuhkan waktu tujuh menit, mereka sudah menemukan kelasnya. Memang, segala sesuatu yang dikerjakan secara bersama akan terlihat lebih ringan.

Lily mengedarkan pandangannya ke segala arah di kelas, mencoba mencari bangku kosong untuknya dan Shawn, tetapi bangku paling belakanglah yang masih tersisa.

"Kita duduk disini aja, yuk. Semuanya udah penuh." Kata Lily sambil menarik tangan Shawn untuk segera duduk di kursi itu.

Lily meletakkan kedua tangannya di atas meja, untuk menumpu kepalanya. Lelah juga, berputar kesana-sini mencari kelas mereka. Shawn menoleh ke arah Lily. Ini adalah hari pertamanya di kampus. Ia sama sekali tidak menduga, akan mendapatkan teman secepat ini. Boleh kan, ia katakan Lily sebagai teman? Ya, Shawn rasa begitu.

"Harusnya, tadi aku datang lebih awal. Aku sudah merasa cepat, tetapi tetap saja kita harus berlari-lari. Huft!" Ucap Lily pelan, namun masih bisa di dengar oleh Shawn.

"Yang penting kan, sudah sampai." Jawab Shawn santai. Lily hanya mendengus pelan.

Tanpa mereka sadari, beberapa pasang mata menatap ke arah mereka. Tetapi lebih banyak tertuju pada shawn. Ada yang tersipu malu, ada juga yang mengerlingkan matanya, sampai memberikan senyum termanis. Dan, itu semua hanya di tanggapi dengan wajah datar oleh Shawn. Lily yang melihat itu, hanya menggelengkan kepalanya. Sepertinya, Shawn akan segera mendapatkan banyak penggemar. Lily rasa begitu.