Pagi itu, sudah genap lima hari Chloe dekat dengan Lily dan Shawn. Jika yang di maksud Harry, pemuda menyebalkan yang menabrak bagian belakang mobilnya adalah Shawn, maka Harry salah besar. Shawn sama sekali bukan pemuda yang menyebalkan. Ia bahkan bisa dengan cepat akrab dengannya. Shawn terlihat lebih welcome dan friendly, ketimbang Harry. Seperti siang ini, setelah kelas statistika selesai, mereka bertiga memutuskan makan siang bersama di kantin kampus.
"Kalian berdua, membuatku serasa paling tampan disini." Gurau Shawn. Lily dan Chloe menanggapinya dengan tawa kecil.
"Kalau menurutmu kau paling tampan di antara kita bertiga, jawabannya memang benar Shawn. Kau memang yang tertampan." Sahut Chloe. Lily mengikutinya dengan gelengan kepala dan kekehan kecil.
"Aku sudah memiliki bakat tampan sejak masih bayi, you know. Banyak sekali tawaran menjadi cover boy untuk beberapa majalah maupun tabloid teen. Hanya saja, aku memilih fokus dulu pada pendidikan ku." Terang Shawn dengan gaya percaya dirinya.
Lily dan Chloe hanya mencibir dengan canda, "Aku tak percaya, kamu tak pernah menceritakannya padaku, Mendes. Oh kalau begitu, kamu sudah punya pacar ya sekarang?" Tanya Lily, sambil menyeruput orange juice nya.
Shawn menggeleng. "Aku masih sendiri. Dan kalian tau, sendiri itu menyenangkan. Bebas." Jawab Shawn.
Chloe dan Lily kembali tertawa, kesempatan ini di gunakan Chloe untuk sedikit mengorek informasi lagi dari Lily.
"Kalau kamu Ly, apa sudah punya kekasih? Jangan-jangan kamu duluan ya, yang sudah punya kekasih di banding Shawn." Tebak Chloe. Lily mengerutkan alisnya sebentar, lalu menggelengkan kepalanya.
"Aku sama dengan Mendes. Kami masih sendiri. Bukan begitu, single man? Hahaha." Ledek Lily pada Shawn.
Satu lagi informasi yang Chloe dapatkan mengenai Lily. Rencana selanjutnya, ia akan mencoba untuk mendekatkan Lily dengan sepupu tengilnya-Harry Styles.
Mereka bertiga pun melanjutkan makan siang, sebelum kembali ke rumah masing-masing.
Shawn tidak mengantarkan Chloe ke rumahnya melainkan ke rumah Harry. Ada suatu hal penting yang ingin Chloe sampaikan pada Harry. Chloe mulai melangkahkan kaki mungil ke dalam halaman rumah Harry yang cukup luas.
"Hi, Styles! Sejak kapan duduk disana? Apa suara salam ku, tak terdengar sampai ke telinga mu?" Sapa seorang gadis, yang ikut mendudukkan dirinya di samping Harry.
"Hello, cousin! Aku mendengar suaramu manis, hanya saja aku tau, kau pasti akan segera merapat kesini. Jadi lebih baik tak perlu ku jawab, kan." Sahut Harry sambil menarik sepupunya mendekat ke arahnya.
"Pulang dari kampus? Bagaimana disana?" Tanya gadis itu.
Harry mengangguk "Mengapa kau menolak pulang bersama tadi? Kau tau? Aku ingin melihat gadisku itu." Jawab Harry.
Sepupu Harry menaikkan sebelas alisnya, "Besok aku berencana untuk berangkat bersamanya, bagaimana menurutmu?" Tanya sepupunya.
Harry menganggukkan kepalanya. "Aku tak sabar menanti besok. Aku ingin segera melihat wajah cantiknya." Ucap Harry pada Chloe.
"Bagaimana kalau ku antar saja? Katakan padanya, aku yang akan mengantar kalian." Tambah Harry.
"Kita lihat saja bagaimana nanti. Aku sudah terlanjur mengatakan pada Lily, untuk menjemputku." Jawab Chloe.
"Baiklah." Putus Harry, lalu melangkah naik ke lantai dua.
Keesokan paginya, Chloe memberikan alamat rumah Harry pada Lily, dan memintanya untuk menjemputnya disana. Tak lama, sebuah mobil sedan mini berwarna putih sudah terparkir di depan pagar rumah Harry.
Chloe keluar bersamaan dengan Harry, kemudian mereka menghampiri Lily yang setia menunggu di sebelah mobilnya.
"Hi! Kau teman baru Chloe, ya? Bagaimana kalau kalian berdua aku yang antar? Biar mobilmu di tinggal disini. Aku yang akan mengantarkannya nanti." Tawar Harry pada Lily. Ia bergerak mendekat ke arah Lily, namun Lily justru bergeser sedikit menjauh.
"Aku sepupu Chloe. Kenalkan, aku Harry Styles. Aku rasa, kita pernah bertemu sebelumnya. Namamu Lily, bukan?" Ucap Harry.
Lily mengangguk pelan, sambil mengernyitkan dahinya. Ia sedikit bingung dengan ucapan Harry. Ia tidak menyangka kalau Chloe memiliki sepupu. Bahkan, pria itu mengetahui namanya. Mungkinkah Chloe sudah menceritakan tentang dirinya, pada sepupunya itu? Batin Lily.
"Chloe bercerita, bahwa ia bahkan sudah memiliki teman baru di kampus. Gadis manis yang periang." Tambah Harry, seperti mengerti kebingungan Lily.
"Thanks untuk tawaranmu, Styles. Tetapi aku sudah terlanjur membawa mobil. May be, next time." Kata Lily. Ia kemudian menatap ke arah Chloe, seperti menginteruksikan untuk segera masuk ke dalam mobilnya.
Harry sama sekali tidak memperkirakan akan mendapat penolakan dari Lily. Ia tidak pernah di tolak. Apapun ajakannya pada seseorang, selalu mendapatkan jawaban yang ia mau. Tetapi tidak dengan Lily. Lily berbeda. Ya, itu yang membuat Harry tertarik dengan gadis itu.

KAMU SEDANG MEMBACA
Breakeven
Fiksi PenggemarAuthors: Rereanli, pisangcokelat, elaabdullaah, dan Millchuzzy -Harry Styles- "Tunggu saja aku, Love. Kau akan menjadi milikku," ucap Harry sambil memandang foto milik Lily. "Aku belum pernah merasakan hal seperti ini. Biasanya, aku selalu m...