Part 5

109 18 3
                                    


"AARRGGH!" teriak Febitha.

"Febitha lo kenapa?" Tanya Vinasya.

"INI GAK MUNGKIN TERJADI, TIDAK MUNGKIN," Febitha semakin tidak jelas.

"Lo ada apa sih?" akhirnya Ravayla buka suara.

"Ada yang unfoll gue di Instagram. Gila itu orang gak punya hati banget sih. Kalau gue tau siapa yang unfoll gue, bakal gue blo--. Aw sakit nyet," Febitha meringis tatkala satu bogeman mendarat di kepalanya.

"Gue yang unfoll lo. Lagian lo alay bet sih hahaha," Vinasya tertawa iblis.

Febitha hanya memasang muka sebal.

"Vinasya, Anda tidak boleh seperti itu. Kasihan Febitha. Mengapa Anda melakukan perbuatan hina itu? Anda sudah menodainya," Tarisya memasang wajahi iba.

"ASTOGE TARISYA. GUE GAK APA-APAIN FEBITHA, GUE CUMA UNFOLL INSTAGRAM-NYA. YA ALLAH KENAPA GUE HARUS PUNYA SAHABAT SEBEGO DIA," Vinasya menunjuk dramatis ke arah Tarisya.

"Mengapa anda sering bicara sekasar itu kepada saya. Apa saya sehina itu?" Tarisya berlari keluar sambil menyeka air matanya.

Vinasya mengejar Tarisya dengan gaya slow motion.

"Tarisya tunggu bentar, gue mau ngomong."

Tarisya menghentikan langkahnya dan menatap Vinasya dengan penuh.

"Kamu pasti mau minta maafkan?"

"YEE PEDE ABIS LO. ORANG GUE MAU BILANG TUH INGUS LO MELER-MELER. JOROK BET SIH LO NYET."

"Kenapa anda sejahat itu?" ingus Tarisya membentuk gelembung kecil. Pertanda dirinya marah.

"Eh upil paus, udah selese drama Malin Kundangnya? Sesek perut gue liat lo pada," kata Ravayla.

"NJAY LO NAPAS PAKE PERUT. SUPER SEKALI. SUPER BEGO. KENAPA HAMBA YANG NORMAL INI HARUS BERTEMU ORANG GILA INI YA ALLAH," Vinasya menengadahkankan tangannya tanda berdoa.

"EH TOA. NJIR SAKIT KUPING GUE"

"Gue laper," setelah lama bungkam akhirnya Febitha bicara. Dengan bodi yang sangat ehem maaf LEBAR, jadi wajar kalau Febitha sering lapar.

"NJIR LO KAN BARU MAKAN BAKSO 5 MANGKUK, DITAMBAH AIR KOBOKAN DAN LO MASIH LAPER?"

"LO NGOMONG BISA GAK TOA GAK?" ucap Ravayla kesal.

Melihat bentuk tubuh yang kecil, orang-orang pasti tidak menyangka jika Vinasya ini memiliki suara yang memekakkan telinga.

"Anda bisa memakan bekal saya ini Febitha."

"Ya Allah baik bet lo ya, Tar. Gue terharu,"

Tarisya meletakkan jari telunjuknya di bibir Febitha.

"Ssstt. Jangan bicara seperti itu. Aku melakukan ini dengan ikhlas."

"NAJIS. YA ALLAH APAKAH INI TANDA AKHIR ZAMAN?" Ravayla histeris melihat Tarisya menggenggam tangan Febitha.

"ANJIR BEKALNYA TARISYA YANG BUAT GUE MANA? PASTI LO KAN YANG NGAMBILNYA," Febitha menunjuk Vinasya.

"ENAK AJA LO NUDUH GUE, PITNAH TU OI."

"PITNAH APAAN PIN, ITU DI GIGI LO ADA CABENYA. GUE TAU ITU PASTI CABE NASI GORENGNYA TARISYA."

Sepasang mata itu terus menatap gadis yang bernama Ravayla itu.

Diambilnya gambar Ravayla yang tengah tertawa. Kali ini dia tak lupa mematikan flash-nya.

"Lo semakin menarik gue untuk lebih tau tentang lo," ucap lelaki itu.

-

-

-

-

-

-

-

-

-

hai author balik lagi. maaf slow update karna banyak tugas sekolah. insyaa Allah aku usahain cepet update part 6.

7thTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang