1 : Nice to Meet You, Doctor

12.4K 570 80
                                    

Musim dingin baru saja dimulai di Tokyo, dan salju tak henti-hentinya menetes dari langit kota yang abu-abu itu. Seharusnya semua orang tidak ingin keluar rumah saat itu. Tapi tidak, di sebuah butik berlantai tiga saat ini justru sedang dipadati orang yang bergerumbel di depannya.

Penyebabnya adalah seorang gadis yang berdiri menjulang di atap butik itu. Helaian merah mudanya sedikit tertutupi salju putih karena terlalu lama berdiri di sana.

"Nona! Turunlah!"

"Ya ampun, Nona, kau masih muda dan cantik, turunlah!"

"Nona, kalau pacarmu mencampakkanmu, aku akan menikahimu jadi turunlah!"

Kira-kira seperti itulah teriakan orang-orang di bawah. Bahkan polisi juga sudah menyerah ingin menyelamatkan gadis itu. Sejam yang lalu, mereka sudah berniat menurunkan gadis itu dan gadis itu mengancam jika mereka benar-benar melakukannya dia akan melompat. Spontan saja polisi tidak jadi melakukannya.

"Sakura! Apa yang terjadi di sini? Turunlah!"

Tiba-tiba suara yang sangat familiar di telinga gadis itu membuat netra hijaunya menyipit. Sakura, gadis itu mencibir pada lelaki berambut merah di bawah sana.

"Ada apa di sini? Kau pikir aku sedang sirkus heh, Akasuna? Aku sedang dalam percobaan bunuh diri!" Cibir Sakura emosi.

Lelaki itu, Akasuna Sasori, mengangkat satu alisnya bingung. Orang mau bunuh diri kok pakai pengumuman segala.

"Y-Ya, terserah. Tapi jangan lakukan itu!"

Sakura tertawa sinis. Sasori menyuruhnya jangan melompat? Ha? Dia kira dia siapa?

"Diam kau bajingan! Brengsek! Kau kira kau siapa memerintahku seperti itu? Kau pikir aku berniat bunuh diri karena siapa hah? Karena kau selingkuh dengan jalang pirang itu!" Sakura makin emosi, matanya melotot-melotot dengan wajah memerah.

Sekarang semua mata di sana melihat Sasori dengan panjangan jengkel dan jijik. Mereka pasti berpikir Sasori adalah bajingan yang suka berganti-ganti wanita dan semua wanita itu cantik seperti Sakura. Sasori benci mengakuinya tapi ia memang begitu, dan jujur ia sesikit bangga dengan dirinya sendiri.

"Aku sudah bilang aku minta maaf! Ku mohon turunlah Sakura sayang!" Akhirnya Sasori berteriak lagi. Ia tetap harus memperbaiki imagenya.

Sakura lagi-lagi tertawa sinis, "Haha, maaf? Kau kira aku akan memaafkanu? Tidak, Akasuna. Sebelum kau minta maaf dengan mecium bibirku!"

Semua yang di sana terdiam, termasuk Sasori yang melongo dengan mulut terbuka. Sakura juga ikut terdiam, berpikir. Sepertinya ada yang salah dengan kalimatnya tadi. Sial! Ia tidak jadi terlihat meyakinkan, malah terlihat seperti wanita cabul yang kekurangan 'asupan' iykwim.

"M-maksudku aku tidak akan memaafkanmu sebelum kau minta maaf dengan mencium kakiku!"

"Sakura, sudahlah. Ayo turun!"

"Aku tidak akan turun dan tidak akan melompat!"

"Syukurlah." Hela semua orang yang berada di sana.

"Tapi aku akan minum ini!" Sakura segera mengeluarkan sebuah botol dari saku mantelnya dan membuka tutupnya, "Racun ini akan langsung membunuhku."

Sakura segera meneguk isi dari botol itu dengan yakin. Tapi tunggu, itu kan...

"Itu obat datang bulanmu Sakura! Bukan racun!"

Sakura tersedak, lalu segera menyadari bahwa ia mengambil botol yang salah. Pantas saja rasanya manis dan dia tidak mati. Dasar Sasori sialan! Kenapa dia harus frontal di saat seperti ini?

Ikemen Syndrome [SasuSaku]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang