8 : The Fact

5.6K 419 43
                                    

"Sakura-chan adalah salah satu korban kecelakaan pesawat yang sama dengan Karin."

Sasuke melebarkan bola matanya sempurna, jantungnya seakan berhenti berdetak saat itu juga. Ketika Naruto mengucapkan kata demi kata yang meluncur mulus dari mulutnya, nyawa Sasuke pun seakan menguap seiring Naruto mengungkapkan kebenaran itu.

"A-apa maksudmu?" Sasuke akhirnya mendapatkan kembali suaranya setelah beberapa saat tenggorokannya serasa terikat dan suaranya tak mau keluar.

Naruto memainkan sedotannya, sebenarnya dirinya juga gelisah karena mengatakan sesuatu tanpa persiapan apapun, "Yah, dia juga ikut menaiki pesawat itu. Saat itu ia berencana pulang ke Jepang bersama ayah dan ibunya setelah berlibur. Namun kau tahu benar apa yang terjadi."

"Pesawat itu jatuh, dan Karin tewas. Tapi Sakura-chan, dia melihat dengan mata kepalanya sendiri bagaimanaa kedua orang tuanya direnggut dari hidupnya. Dia terombang-ambing di laut berhari-hari bersama mayat ibunya setelah sebelumnya hampir tenggelam, namun ayahnya menggantikannya. Mungkin itulah penyebab dirinya mengalami ikemen syndrome, dia tidak ingin kehilangan orang yang dia cintai lagi."

Sasuke diam seribu bahasa. Tapi Naruto mengerti dari mimik wajah sahabatnya tersebut, bahwa pria itu memang terkejut, sangat terkejut malahan. Mata kelamnya itu berkilat khawatir, dan Naruto dapat menangkap itu semua, meski sahabat karibnya itu tidak mengeluarkan sepatah kata pun.

"Apa lagi?" Akhirnya setelah sepersekian detik bungkam, suara berat Sasuke kembali menyapa telinga Naruto.

Pria berkulit tan itu mendongak, kemudian menaikkan alisnya satu, "Hmm?"

"Apalagi yang kau tahu tentang Sakura? Aku rasa kau tahu lebih dari ini."

Naruto menaikkan lagi alis yang satunya. Pria itu membuat gerakan tidak jelas di kursinya dan mengaduk asal minumannya. Bukan apa-apa, bercerita soal insiden itu saja sudah melanggar janjinya dengan Sakura. Apalagi kalau dirinya membeberkan juga soal trauma yang dimiliki gadis tersebut. Bisa-bisa selesai sudah Naruto.

"Hanya ini." dusta Naruto, mengakhiri perbincangannya dengan Sasuke pagi ini. Karena setelah itu, pria bermarga Uchiha itu bungkam selama perjalanan pulang, meninggalkan Naruto bersama sejuta penyesalannya.

~oOo~

Sasuke berbaring terlentang d atas kasurnya, tangan kekarnya menutupi sebagian wajahnya. Otaknya sibuk memutar kejadian saat makan siang tadi bersama Naruto.

Fakta tentang Sakura.

Sakura pernah mengalami hal semenakutkan itu. Tentu saja, kenapa Sasuke sampai tidak bisa menyadarinya? Seharusnya Sasuke sudah curiga sejak awal diagnosanya tenyang Ikemen Syndrome. Dalam kasus-kasus lama, sindrom itu memang harus didasari alasan kuat. Dan seharusnya Sasuke tahu.

Kalau bukan patah hati yang menjadi kunci utamanya. Tetapi tragedi itu. Seharusnya Sasuke menyadarinya.

Apalagi saat makan malam di hari itu.

Saat Sakura tiba-tiba terlihat resah, takut dan tiba-tiba lemas. Saat gadis yang biasanya terlalu ceria itu luruh dalam dekapannya. Itu memang sama sekali bukanlah hal yang wajar. Tapi Sasuke mebgabaikan semua itu.

Sasuke sendiri dapat membayangkan betapa takut, sedih dan terguncangnya Sakura.

Entah kenapa, namun Sasuke seakan merasakan penyesalan yang amat mendalam karena baru mengetahui hal sebesar itu tentang pasiennya sekarang.

Sasuke menggeliat dari tempat tidurnya, menggapai ponsel di atas nakas sampingnya. Jarinya bergerak lincah di atas layar dan mencari sebuah nama di kontak ponselnya yang memang harus dihubungi sekarang juga.

Ikemen Syndrome [SasuSaku]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang