Part 3

76 7 2
                                    

#At School#

Alexa POV

Aku berjalan menuju ke kelas ku dengan sikap acuh dan dagu sedikit di naikan sehingga terkesan angkuh. Banyak siswa maupun siswi yang menyapaku namun aku tetap melanjutkan perjalananku menuju kelas.
Ketika sampai di pintu kelas aku langsung masuk dan duduk di bangku ku. Ku lihat kelas sudah ramai dan sibuk dengan kegiatannya masing-masing.
"Pagi alexa"ucap teman sekelas ku yang bernama keila. Aku tak membalas sapaan nya itu. Hingga dia mengernyit heran dan memutuskan untuk menghampiriku.
"Lo kenapa? Lo sakit?"tanyanya
"Gue gak kenapa kenapa"jawab ku. Namun dia tetap menanyakan apakah aku sakit atau mempunyai masalah. Dan emosi ku mulai terpancing mungkin karna efek kejadian itu.
"Bisa gak sih lo diem aja,dan jangan banyak bacot gitu?"ucapku dengan suara yang cukup keras sehingga mengundang perhatian semua murid yang ada di kelas.
Ku lihat keila terkejut dan hanya bisa mematung.
"Gue emang kenapa-kenapa. Tapi itu bukan urusan lo! Dan lo gak berhak tau itu semua. Dan perlu kalian tau alexa yang dulu sudah mati!" Ucapku sarkatis sehingga membuat mereka kaget akan perubahan sikapku yang sangat drastis ini. Namun aku tidak peduli dan memutuskan untuk pergi ke luar.
"Minggir. Lo gak lihat gue mau lewat?"ucap ku dengan nada dingin kepada murid yang menutup pintu dengan berdirinya mereka disana.
Seketika mereka sadar dan langsung minggir dari jalanku.
Aku pun melangkah dan memutuskan pergi ke kantin. Sesampainya di kantin aku langsung mengambil tempat duduk di dekat jendela. Dan ketika aku sedang menatap keluar jendela.

BRAKK!
Suara gebrakan meja itu berasal dari mejaku dan akupun melihat siapa yang telah berani menggangguku.
"Ada apa?"tanya ku kemudian memalingkan wajah darinya, Stefani--cewek yang sok berkuasa di sekolah ini--
"Gak ada apa-apa sih. Tapi gue mau bilang kalau lo emang mengambil keputusan yang tepat untuk mutusin david. Ya.. lo tau sendiri lah. Lo tuh gak pantes sama dia. Dasar sok cantik lo!"ucap stefani sambil mendorong ku.

"Stefani... kalau lo bilang gue mengambil keputusan yang tepat untuk mutusin david, lo emang benar tapi ada yang kurang tepat sedikit aja"ucap ku sambil memberikan jeda di kalimat ku
"Yang gak pantes itu bukan aku tapi dia yang gak pantes buat gue, dan satu lagi lo bilang gue sok kecantikan? Emang gue cantik kali, tapi gue cantik natural gak kayak lo make bedak yang tebel banget kayak CABE!!"ucap ku lalu melemggang pergi melewati stefani yang menahan malu

Aku pun berjalan menuju taman, mungkin untuk menjernihkan pikiranku dari masalah yang menimpaku belakangan ini.
Sesampainya di taman aku duduk di bawa pohon yang rindang sehingga membawa kesejukan dan ketenangan secara bersamaan. Perlahan aku pun menutup mataku untuk menikmati sejenak apa yang kurasakan saat ini.

Namun aku merasakan seperti ada seseorang yang duduk di sebelahku. Aku pun mulai membuka mataku dan mendapati seorang pria sedang memandang lurus ke depan dengan tatapan kosong.
Aku pun kembali menutup mataku dan kembali menikmati ketenangan ini.

"Lo alexa ya?"ucap seseorang. Merasa nama ku disebut aku menoleh ke arah sumber suara dan mendapati pria yang tadi sedang melihat ku.

"Lo ngomong sama gue?"tanya gue
"Jadi menurut lo? Gue ngomong sama hantu gitu?"tanyanya balik
"Oh"ucapku hanya ber"oh"ria
"Lo belum jawab pertanyaan gue tadi. Lo alexa?"tanyanya lagi
"Iya gue alexa. Kenapa?"ucap ku
"Oh.. lo gak mau tau gue siapa?"ucapnya lagi
"Emang penting?"ucapku dan bermaksud untuk pergi namun tanganku di tarik sehingga kembali duduk
"Apaan sih lo!"teriakku
"Gue Roy"ucapnya sambil menjulurkan tangan
"Gak penting"ucapku dan bermaksud ingin pergi namun ditahan oleh cowok yang bernama "Roy" tadi
"Apa lagi sih?"ucapku yang mulai geram dengan tingkah nya.
"Kalau orang mau kenalan dihargai dong. Gue ulang ya. Gue Roy"ucap si roy roy itu
"Ewh.. oke oke.. gue alexa. Udah kan? Gue pergi dulu"ucap ku dan melenggang pergi meninggalkan cowok gak jelas itu.

Roy POV

Gue pergi ke taman untuk menghilangkan rasa sedih yang saat ini ku rasakan. Dan sesampainya disana aku duduk di bawah sebuah pohon yang besar. Terasa sangat nyaman dengan adanya angin yang menerpa wajahku. Seketika aku merasakan kalau ada seseorang yang berada di sampingku.

Aku pun segera menoleh dan sepertinya aku mengenalnya. Aku bertanya kepadanya apakah dia alexa?. Dia tidak menjawab dan berniat ingin pergi dan aku terus berusaha ingin mengetahui sebenernya siapa dia. Walau hanya namanya saja.

Dan akhirnya dia menyerah dan mengatakan bahwa dia alexa. Aku memperkenalkan diriku setelah itu dia pergi dengan santainya.
Aku terus memandang punggungnya yang kian menjauh dan makin lama menghilang dari pandanganku

"Gadis yang menarik"gumamku tanpa kusadari benih cinta mulai tumbuh disana.

¤¤¤¤¤¤
Selesai di part ini.
Tolong voment nya ya.
See you in the next part
Salam author

The ReasonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang