Author pov
"Na Mi-ssi, tunggu!" Panggil seorang namja dari kejauhan. Namja itu berlari mendekati yeoja yang bernama Nami itu.
"Ada apa?" Tanya Nami yang sedang berdiri dan menuggu apa yang akan dikatakan oleh namja di depannya. Namja itu memasukkan tangannya ke saku celana dan mengambil sebuah amplop berwarna biru laut dan memberikannya kepada Nami.
"Ini.. Emmm, Aku ingin memberikan ini padamu. Bacalah jika sudah sampai di rumah." Ujarnya dengan malu-malu. Terlihat jelas bahwa namja itu sedang mengumpulkan segenap keberaniannya untuk memberikan surat itu.
"Apa ini Bo Geum-ssi?" Nami yang bingung dengan surat dari namja bernama Bo Geum itu pun menanyakan maksudnya.
"Lihat saja nanti, dan bacalah. Kalau begitu aku pergi dulu. Sampai jumpa." Pamit Bo Geum dengan senyum manisnya sebelum melesat pergi dari tempatnya.
"Eohh, Sampai Jumpa." Balas Nami dengan senyum bingungnya dengan masih memegang surat yang diberikan oleh Bo Geum tadi.
Nami Pov
Park Bo Geum memberiku surat? Jangan bilang ini surat cinta? Oh God, Kalo benar ini surat cinta, aku sungguh senang sekali. Aku memang sudah menyukai Bo Geum sejak pertama dia pindah ke komplek perumahan Busan. Sejak dia pindah, kami sering satu kelas disekolah sampai kemarin hari lulusan dari sekolah menengah pertama, tapi aku kira tidak sedekat itu dengan Bo Geum sampai harus menerima surat cinta nya. Wkwkwk. Walaupun kami sekelas, kami tidak terlalu dekat, aku bahkan tidak tau dia akan melanjutkan sekolah dimana setelah ini. Yang jelas aku mengagumi dia atau bahkan mencintai dia. Hufft, dan aku tidak tahu apa dia juga menyukaiku. Sebaiknya aku buka saja suratnya.
Sambil berbaring di tempat tidurnya, Nami membuka surat itu dan membacanya.
"Dear Nami,
Maaf jika aku membuatmu bingung, aku tidak tahu bagaimana caranya aku memberitahumu bahwa aku.. aku menyukaimu, tidak, aku mencintaimu!
Selama ini aku memperhatikanmu, saat kita berada di kelas yang sama, belajar bersama, bahkan saat kita dihukum bersama karena terlambat masuk. Aku tidak tahu bagaimana perasaanmu padaku. Karena yang ku lihat, kau selalu biasa saja jika di dekatku. Bahkan kau mungkin tidak menyadari jika aku diam-diam memperhatikanmu. J
Nami, Hari ini, Aku Tulis Sekali Lagi bahwa AKU MENCINTAIMU. Mau kah kau menjadi pacarku? Jika kau menerimanya, maka datanglah besok ke taman dekat halte bis. Di sana akan ku katakan lagi, apa yang ingin kukatakan. Karena masih banyak yang ingin aku katakan padamu. Bukan lagi lewat surat. Tapi secara langsung. Jika kau ingin datang. Maka jangan terlambat. Aku menunggumu sampai jam 9 pagi. J
Yang, Mencintaimu. Park Bo Geum"
Apa?? Ini semua benar tulisannya Park Bo Geum? Dia.. dia bilang, jika dia mencintaiku? Mungkin aku salah baca. Aku mencoba membacanya sekali lagi. Tapi tetap sama. Berarti itu benar. Aigooo jantungkuu.. berdebar-debar tak menentu jadinya. Aku harus jawab apa ya? Walopun aku suka dia, bahkan mungkin mencintai dia, tapi aku tak berpikir sampai ke tahap pacaran. Argghh kenapa aku malah jadi bingung sih. Tapi bukankah aku memang sudah menyukainya dari dulu? Lalu kenapa aku harus ragu? Aisshh pusing kepalaku jadinya. Ckck.
Author Pov
Besok paginya, Nami masih bergalau-galau ria karena surat yang diberikan oleh Bo Geum. Nami sampai tak sadar jika ibunya sudah memperhatikan tingkahnya dari tadi.
"Ada apa Nami? Dari tadi Eomma lihat kamu melamun terus." Ujar Eomma Nami yang entah sejak kapan sudah duduk di sebelahnya.
"Eohh, Aniya Eomma. Hehe" Ucap Nami dengan senyum giginya.
"Baiklah, Eomma harap tidak ada masalah. Tapi jika kamu memang memiliki masalah, sebaiknya kamu tanyakan pada hatimu. Apa yang di inginkan hatimu saat ini." Nasehat Eomma dengan suara lembutnya.
"Gomawo Eomma." Nami memeluk Eomma nya, kemudian bangkit dan pamit pada Eomma nya karena sekarang sudah jam setengah sembilan lebih, sepuluh menit lagi jam sembilan. Dan Nami harus segera menemui Bo Geum untuk memberinya jawaban.
Nami Pov
Oke, sekarang aku sudah punya jawabannya. Duh, jantungku malah tambah cepat detakannya. Aigoo semoga jantungku tidak kenapa-napa. Aku berjalan kearah taman dengan langkah cepat. Lima menit lagi, dia bilang akan menungguku sampai jam sembilan. Hufftt, aku menghela nafasku dalam. Menenangkan hati dan jantungku. Kupandangi seluruh penjuru taman dari tempatku berdiri sekarang. Taman ini ramai karena hari ini hari minggu. Dan saat aku sudah menemukannya. Aku terkejut. Dia? Itu benarkan dia? Bukannya dia menungguku? Lalu siapa yang sedang berdiri dengannya? Bahkan sekarang mereka berpelukan? Jinjja!! Kau mempermainkanku Park Bo Geum?! Aku masih melihat mereka dari tempatku berdiri sekarang yang aku yakin dia tak akan melihatku. Karena dia membelakangiku dan jarak kami sekitar 10 meter ditengah lalu lalang orang yang ada di taman itu. Kulihat mereka berjalan menjauhi taman dan tunggu! Bergandengan tangan?? Dia benar-benar membuatku marah, sakit hati, kecewa, dan ah semuanya bercampur aduk membuat dada ini sesak. Apa maksudnya memberiku surat? Apa maksudnya kata-kata "aku mencintaimu"? CINTA?? bohong! Ya pasti dia bohong. Mungkin dia hanya mempermainkanku. Sakit sekali rasanya. Baru semalam bunga-bunga di hati ini mekar, hari ini sudah layu sepenuhnya! Aku tidak perlu bingung lagi sekarang. Semuanya sudah jelas. Sekarang aku tahu apa yang ingin dia beritahu padaku hari ini. Setelah dia dan orang yang tidak ku kenal itu tak terlihat lagi, aku berjalan kembali ke rumah dengan langkah yang gontai.
"Aku pulang." Ucapku pelan.
"Kau sudah pulang? Cepat sekali? Dan kenapa dengan ekspresimu?" Baru sampai aku langsung diberondong pertanyaan oleh Eomma. Aku menghampiri Eomma dan merebahkan kepalaku di pahanya. Posisi seperti ini selalu bisa menenangkan pikiranku apalagi jika Eomma seperti sekarang ini, mengelus kepalaku dengan tangan lembutnya. Walaupun aku tidak menjawabnya, aku yakin Eomma tahu apa yang sedang aku rasakan.
Begitulah kisah cinta pertamaku. Entahlah, itu bisa disebut cinta pertama atau tidak. Ini memang menyakitkan, tapi itu adalah pelajaran berharga bagiku. Aku tidak akan mudah percaya lagi dengan omongan para namja. Aku tidak ingin hal seperti ini terulang lagi. Dan setelah hari itupun, aku tak pernah lagi melihat Park Bo Geum. Aku mulai fokus untuk mangikuti kegiatan di sekolahku, belajar dan tidak membuang-buang waktu agar aku bisa kuliah di tempat yang bagus. Aku sudah tidak peduli lagi dengan Park Bo Geum, kenapa dia tidak pernah muncul? atau dimana dia tinggal sekarang? dimana dia sekolah sekarang? Aku tidak PEDULI!
Yossh! FightingNami-yya!! Hidupmu tidak hanya berpacu pada cinta! Pendidikan lebih penting!Dengan penyemangat seperti itu, semuanya berjalan seperti biasanya, dan waktusemakin berlalu.
KAMU SEDANG MEMBACA
KESEMPURNAAN CINTA
Fanfiction"Dulu aku tak pernah tahu jika di cintai akan terasa sesempuna ini.. Aku tak perhah menyesal bertemu denganmu yang sudah mengajarkanku apa arti dari kesempurnaan cinta"