camp (2)

930 31 4
                                    

Aku menutup mataku erat, kemungkinan terburuk yang kuterima adalah mati. kebohongan terbesarku.

Tangan yang mencengkram tangan ku kini mengendurkan genggamannya dan melepaskannya.Itu belum membuatku lega.Jika aku mencoba lari pasti aku akan kembali ke tangannya.

Aku hampir jatuh sebelum sepasang tangan menahan bahu ku, tangannya tidak memiliki kuku panjang seperti yang kurasakan sebelumnya. Perlahan ku coba membuka mataku, kuharap ini Cuma pekerjaan senior untuk menakuti para juniornya.

Tempat ku berdiri menghalangi cahaya lampu jatuh yang harusnya mengenai fisiknya. Aku bisa melihat rambut hitam, Kulitnya sedikit lebih gelap dari kulitku,Matanya berwarna hijau kekuningan, menatapku lekat. Lamunan ku buyar mendengar suara rintihan dari bawah kaki kanan ku.

Lintang. badannya berdarah banyak.

"Aaaaa!!!"

Dia membekap mulutku dan mengisyaratkan untuk diam, dan baru saat itu aku meilhat keseluruhan wajahnya.hidung mancung namun tidak lancip, bibir atas yang tebal, juga keringat dari dahinya. Shit.

Aku menghentikan teriakanku. Ia melepas tangannya yangdingin. Kau memang pembunuh berdarah dingin.

Kudengar suara ramai orang. Puji tuhan.aku sangat senang bantuan sampai.

"tolong!!" teriakku sambil membelakangi orang itu.

Kurasa salah satu tangannya memeluk bahuku dari belakang. aku bisa merasakan dada bidangnya. Aku yakin pendengaran ku bermasalah setelah kudengar "maaf" , tak mengerti apa yang ia lakukan sekarang. Lalu aku menatap tangan lembut yang memelukku kini menonjolkan urat berwarna kebiruan,dari lengan bawah nya mengeluarkan duri panjang yang berderet. kukunya memanjang , kulitnya pun berwarna kehijauan. Semua nya terjadi begitu cepat.

Aku yakin makhluk ini yang membuat semuanya terjadi. Pos berantakan ,lintang dan senior yang berjaga disekitar pos ini. pikiran ku terhenti saat aku merasakan sesuatu , aku yakin itu lidahnya, mengenai leherku sesaat selanjutnya ngilu terasa akibat tusukan ? Apa ini? Apakah taringnya? Apa dia menyuntikan sesuatu? Apa ia menggigitku?
.
.
.
.
.
.
.
.

Kebisingan membuat otak ku memerintah agar aku membuka mataku dan menjauh dari suara ini. Setelah membuka mataku, banyak orang mengeliliku. Tidak banyak sebenarnya, tetapi hanya teman teman se-tenda ku.

Oh ayolah aku kira aku akan bangun di kasur nyaman ku dan semuanya hanya mimpi termasuk..... apakah tusukan tadi benar nyata? Aku tergesa meraba leher ku. Menghembuskan nafas lega karna tidak merasakan bekas luka dan lecet apapun.

"Kalian kenapa ngeliatin gitu banget sih??" Mereka tidak membalas pertanyaanku. Malah berbisik satu sama lain, membuat ku geram.

"Hey! iam here answer my question please" sambil melambaikan tangan didepan wajah mereka.

"Mmm oke. Lydia, badan kamu ada yang sakit ga?, atau kamu pusing?? Atau mata kamu buram?? Atau kamu demam ?" Tanya si ketua sambil mengecek suhu di leherku.

"Im allright. Kenapa sih?"

"Hehe gapapaa bentar ya" kata si ketua

Setelahnya aku di pindahkan ke tenda kesehatan di sebelah tenda guru. Karna aku mulai menggigil.

Bedanya didalam tenda kesehatan ini lebih rapih, bersih,ada penghangat ruangan , selimut , kasur empuk hehe. Kini seorang guru pendamping menghampiri ku.

"Lydia. Kamu inget kejadian semalem ?"

"Hah? Aku mengalami hal yang sangat menyeramkan. Aku mimpi buruk hehe " lydia menampakan semua giginya

"Ckck. Setelah operasi semut kita semua akan pulang ke sekolah. Tapi ibu mu bilang ia akan menjemput mu."

"Iya"

Guru itu keluar dari tenda ini. Seluruh badanku pegal. Ingin rasanya kembali tidur, tapi mimpi semalam terlintas kembali di kepalaku. Aku kembali membayangkan wajahnya lalu meraba leher kiri ku dan bahu yang semalam serasa di peluknya.

Sebenarnya ini nyata atau mimpi? Ah sial. Aku tidak bisa beristirahat dengan tenang.

Di dalam tenda kesehatan terdapat jendela plastik yang tengah di buka. Aku memandang ke arah lebatnya pepohonan sambil terus memikirkan mahkluk itu.

Seperti yang aku bayangkan di film film, dia muncul dari kejauhan dan melihatku. Pemikiran bodoh.

Salah satu guru memasuki ruangan, katanya ibuku sudah datang. Aku bergegas ke tendaku. Ternyata 1/2 rombongan sudah pulang. Termasuk kelompok lydia.

Ia memasuki tenda, duduk lalu memasukkan barang barangnya ke dalam ransel yang berpola siluet hutan miliknya. Selesai menutup ransel nya ia lalu keluar menuju ruang kesehatan.

Berjalan sambil menghirup udara segar, ia hampir tersandung tali sepatunya sendiri. Jongkok, menalikan sepatunya dan membersihkan noda di celananya.

"Lydia ayo pulang" ucap ibunda lydia.

"Iya bunn"
lydia bergegas menuju ke arah ibunya dan memeluknya, berpamitan kepada guru lalu pulang.
.
.
"Gimana kempignya?? Seru?" Tanya bunda dari jok depan

"Biasa aja bun bosenin" jawab lydia malas sambil melihat hutan yang berderet sepanjang jalan.

Citt!!!!
Supir lydia menginjak rem mendadak. Sontak lydia dan bunda melihat ke depan mobil terkejut dengan apa yang mereka lihat.

"Bun itu apa?"
.
.
.
.

foolish mermaidTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang