Prologh

64 2 4
                                    

"Haaah,,, haaah,,, haaah,,," terdengar suara nafas yang berkejaran berusaha mengambil udara sebanyak yg di bisa,
"Cepat cari dia, dia pasti masih ada di sekitar sini, CEPAAT" teriak sebuah suara memerintah bawahannya.
"Haaah,,, haaah,,, sial aku harus mencari tanah lapang" gumam seorang pria dari balik pohon berusaha menormalkan nafasnya yang hampir habis.
Tiba-tiba sebuah panah melesat membelah udara menuju kaki si pria yang sedikit ter ekspos dan,
Jleeb,,
"Aaaakkkhh,, siiiaaalll" erang si pria dan kembali berlari dengan kaki yang terpincang-pincang,
"Cepat, bunuh dia..." teriak suara itu lagi,
"Akkhh brengsek, kalau seperti ini terus aku bisa mati, satu-satunya cara adalah..." gumam si pria lagi, lalu si pria langsung memasang posisi berlari dengan ratusan anak bersiap menerjang tubuh si pria itu,
"TEMBAAK" perintah seseorang lagi, dan bersamaan dengan perintah itu ratusan anak panah melesat dengan sangat cepat kearah si pria yg masih terdiam di tempatnya dengan posisi siap berlari, tapi,,
Sedetik sebelum ratusan anak panah itu mengenai tubuhnya, si pria sudah menghilang ?
Bukan dia bukan menghilang tpi dia berlari dengan kecepatan yang sangat tinggi !
"KALIAN SEMUA TIDAK BECUS, SEKARANG CEPAT KEJAR DIA, ATAU KALIAN AKAN KEHILANGAN KEPALA KALIAN,, CEPAAAAT." teriak seseorang lagi dengan amarah yang meledak-ledak,
""""""""""Baik tuan"""""""""" balas 10 orang berzirah perak bersamaaan.

Di sebuah tanah lapang.
"Haaah,,, haaah,,,, haaaah,,,, sial tekhnik ini memakan haaah,,, bnyak sekali tenaga." gumam seorang pria dengan pakaian compang-camping dan tubuh yang di penuhi luka goresan, walaupun terlihat mengenaskan tapi dari semua luka yang dialaminya hanya luka dikakinya lah yg paling parah, sebuah anak panah masih bertengger menusuk kakinya, pria itu lalu duduk di rerumputan hijau, cahaya berwarna jingga membasahi sekitarnya, angin berhembus pelan,, sungguh damai.

"Aaahhhh kalau saja ini tidak terjadi, mungkin aku akn membawa Rosie kesini dan menghabiskan hari dengan nya, tapi.." dengan sebuah senyuman di bibir.
Praakk,
"Aaakkkh " pria itu langsung mematahkan kepala anak panah itu dan menariknya keluar, lalu dia merobek sedikit pakaian nya dan mengikat luka itu dengan kencang.

Prok prok prok.
"Kau memang hebat, tak ku sangka kau masih memiliki banyak kejutan, hahahaha." bersamaan dengan suara itu muncul10 sosok pria menggunakan armor perak bergambar kepala singa, dan di belakang mereka bersepuluh terdapat puluhan, tidak tapi ratusan manusia dengan armor perunggu dengan gambar yang sama.

"Hahaha, apakah tenagamu sudah habis? Sampai-sampai kau duduk di tanah? Hahahhaha" sekali lagi suara itu berucap dengan penuh nada sindiran,
"Ciih, walaupun tenagaku habis tapi aku masih bisa membunuhmu lextor keparat" balas pria itu, dan muncullah seseorang dengan armor kulit, tidak seperti kesepuluh pria tadi yang memakai armor perak, orang yang di sebut lextor ini hanya memakai armor yang terbuat dari kulit, dengan pedang bersarung hitam di tangan kanan nya dan sebuah tato elang di samping mata kirinya,
" hey aku belum menjadi seorang lextor, 'jendral'. Tapi hanya setelah kematianmu lah aku akn menjadi seorang lextor, jadi untuk beberapa saat ini kau kuijin kan memanggil ku dengan roland, 'jendral' " balas roland menunjukkan wajah yang mengejek dan menekankan kata 'jendral'.
"Tuan pasukan kita sudah siap, setiap kapten memimpin 200 warrior terbaik di kerajaan sudah siap bertempur." ucap seseorang berpakaian hampir sama dengan roland, dan yang paling sama adalah tato elang yang bedanya kalau roland di samping mata kanan, tpi pria itu menato lehernya.
"Bagus, berarti ada 2000 warrior di pihak kita, dan kalau di tambah dengan pasukan kita menjadi 2500 prajurit melawan 1 orang,,, hahahahaha" ucap roland puas, tentu saja dia sangat puas, seluruh rencananya berhasil.
Membuat kerajaan berpihak padanya, dan yang paling penting adalah dia berhasil meracuni makanan 'jendral' itu, dan sekarang tinggal rencana terakhirnya yaitu melihat sang 'jendral' putus asa dan membunuhnya.
"Tapi tuan, kenapa harus mengerahkan pasukan sebanyak ini hanya untuk membunuhnya ? Aku bahkan tidak pernah melihatnya mengangkat pedang,?!" ungkap pria itu bingung,
"Ya aku tau tapi aku tak mau ambil resiko, raven"
"Apa maksud anda tuan ?"
"Masih banyak hal yang belum di tunjukan nya pada kita"
Raven pun terdiam dia tak bisa membantah lagi, karna memang benar selama ini setiap pertempuran yang di pimpin oleh si 'jendral' selalu menang, bahkan tanpa si 'jendral' turun tangan pun mereka sudah pasti menang, tentu yang menyusun rencananya adalah si "jendral" itu sendiri tanpa bantuan siapapun.

"Baiklah saya mengerti, tuan roland" lalu raven kembali mundur ke tempatnya siaga, tapi,,,
"Raven, "
"Ya tuan, saya siap melayani anda"
"Apa kau sudh membawanya?"
"Sdh tuan" lalu raven memberi isyarat pada orang di belakangnya dan 2 orang dengan armor dan tato yang sama hanya saja di letak tatonya yg berbeda berjalan kearah mereka dengan membawa sebuah kantong mayat berwarna hitam, melihat itu roland pun sedikit tersenyum,
"Bagus, sekarang lemparkan itu kehadapan nya."
"Hey 'jendral' apa kau ingat saat kau melarikan diri kau meninggalkan seseorang di belakangmu" lanjut roland
Tanpa basa basi lagi 2orang itu berjalan kearah si 'jendral' yang masih terduduk di rumput hijau, dan dengan kasarnya mereka melempar kehadapan si jendral yang membeku karna tringat bahwa dia meninggalkan seseorang yg berharga sebelum dia lari dan sekarang dia sangat menyesali itu.
Hanya harapan bahwa prasangkanya tidak terjadilah yang sekarang ada di benaknya, semua jadi sepi, sunyi seperti tak berpenghuni, semua kata-kata yang diucapkan roland pun tak terdengar lagi, perlahan tangan nya membuka kantong itu, sedikit demi sedikit sampai akhirnya sebuah sosok wanita memakai one piece putih pun terlihat tak berdaya dengan darah di sekitar mulutnya, tapi...
"Hahahaha bagaimana apa kau sudah putus asa 'jendral', hahaha" ucap roland bangga, tapi anehnya si 'jendral' hanya tersenyum, sebuah senyuman yg sangat mengerikan, entah apa yang di pikirkan nya.
"Ya lextor aku sangat putus asa dan apa kau tau apa yang akn ku lakukan saat putus asa" si 'jendral' manggantung kalimatnya,
"aku akan mengirim kalian semua ke neraka!!" bersamaan dengan teriakannya si 'jendral langsung melesat kearah roland, tapi ada yang berbeda darinya, mata kiri si'jendral' kini berubah warna menjadi merah darah, lebih seperti mata seorang iblis.

------------------------------------------------------------
Dua jam kemudian.
----------------------------------
Matahari telah terbenam tapi bulan masih bersembunyi dibalik awan sepi hanya suara binatang malam mengiringi sepinya malam itu, perlahan bulan memperlihatkan sinar indahnya pada dunia, tapi bukan sebuah pemandangan indah dan memanjakan mata terlihat akan tetapi darah segar yang langsung keluar dari mayat-mayat yang termutilasi dengan rapi, tempat lapang yang tadinya indah dengan warna hijaunya kini bagaikan sebuah lautan darah yang dipenuhi oleh organ-organ manusia, dari organ luar sampai organ dalam berserakan di atas rerumputan yg kini dipenuhi warna merah,

"Hee hee hee, tidak kusangka, cough cough, ternyata kau ber- cough -hasil menguasai yonsakars mu, satu lagi kejutan darimu 'jendral' he he he" ucapnya lemah, seseoarang dengan tato elang di samping mata kirinya itu kini terbaring tak berdaya di atas rumput merah, dan si 'jendral' sedang mengacungkan pedang kearah leher roland,
"Sekarang BUNUH AKU!!!!!!!" tambah roland berteriak memecah keheningan malam,
"Tangan ku sudah kotor, dan aku tak akn mengitori tangan ku dengan darahmu," si 'jendral' terdiam sebentar, " silahkan nikmati waktumu menjadi seorang lextor, aku tak peduli lagi" lanjutnya dingin, lalu si 'jendral' langsung melepaskan pedangnya dan berjalan ke arah barat,
"Oh iya, aku baru ingat hanya 11 orang yg tidk ku bunuh, tapi hanya kau yang masih utuh," tambah nya tanpa mengubah ekspresi, dan kembali berjalan dengan kaki terpincat-pincat kearah barat, jauh dan semakin jauh sampai dia menghilang di kegelapan malam.

"Ha...ha...hahahahahahahaha hiks hiks, hahahaha , haaaaaaaaaaaaaaa!!!!!!!!!" entah roland sedang menangis atau tertawa yang pasti ini adalah permulaan dari sebuah legenda.
Legenda tentang seseorang yg dapat membuka sakars terakhirnya.
Tapi ini bukanlah cerita tentang si 'jendral' akan tetapi tentang seorang pemuda yang akan menentukan nasib dunia.

------------------------------------------------------

Maaf kalo gaje, maklum masih newbie.

Monster from CloudTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang