Apa yang akan terjadi, bila seorang anak di besarkan oleh para monster berbahaya.?
Apa yang akan terjadi bila anak itu kini akan keluar menuju dunia luar setelah 16 tahun terbiasa hidup di hutan.?
Apa yang akan terjadi bila anak itu bahkan mempunyai...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Tok, tok, tok "Pamaaaan, aku pulang....." teriak seorang pemuda bermata biru di sebuah gubuk tua yg terlihat masih kokoh dengan ikan berwarna merah besar ditangannya, pyranfish itulah nama ikan itu, ikan ganas yg bahkan bisa menghancurkan tubuh manusia sekali gigit. "Pamaaaaaaaan" teriaknya lagi tpi karna jawaban tak kunjung datang dia pun membuka pintu gubuk, Ckleeek. Ketika pemuda itu mendorong pintu yg memang tidak terkunci itu, tiba-tiba... Wuuusssshhhhh Sebuah pisau melesat menuju kepala pemuda itu dengan kecepatan yg melebihi sebuah peluru. tpi refleks pemuda itu terlalu cepat dan pemuda itu menggunakan pyranfish di tangan kanan nya sebagai tameng. Dengan sisik pyranfis yg hampir sekuat berlian harusnya tdak dapat di tembus dengan mudah apalagi kalau hanya dengan pisau dapur biasa, tapi,,
Hal yg terpikirkan sama sekali berbeda dengan yg terlihat, pisau itu menembus tubuh besar pyranfish dan lurus menuju kepala pemuda itu.
Tapi, sedetik sebelum pisau itu mengenai kepalanya, pemuda itu menghindar dengan memiringkan kepalanya kesamping, dan alhasil pisau itupun tertancap di sebuah pohon setelah menembus dua pohon di depan nya, "Haaah,,, paman ternyata umur memang tidak bisa di bodohi ya,,," ucap pemuda itu dengan ekspresi mengejek menahan tawanya, "Aku memang sudah tua, bocah brengsek !!" balas seorang pria paruh baya dengan wajah yg terlihat masih muda, "dan karena itulah kau yg kusuruh mencari makanan, tapi apa kau tak bisa membawa daging trex atau semacam nya, hah!!!!" PLETAAAAK BRAAAK BRAAAK BRAAAK DUAAAAR Pemuda itu pun mendapat jitakan super dari paman nya yg langsung mengirimnya kembali kedalam hutan dan merubuhkan beberapa pohon besar yg berada di jalur nya.
"Anak bodooooh!!!" teriak pamannya lagi ---------------------------------------------------- Setelah makan malam ----------------------------------------
"Cih,, tadi marah-marah, tapi tetap makan nya rakus" gumam pemuda itu dengan wajah super sinisnya. "Arzaa~ aku dengar lho,," DUAAAAGGGHH BRAAAKK DUAARR Sekali lagi arza terlempar keluar rumah dan melubangi dinding rumahnya. "Paman apa bisa kau lebih lembut kpada ku !?" ucap arza kesal, "Diluar hutan ini bahkan lebih keras, bocah. Dan apa kau tau, manusia itu lebih buruk daripada monster terburuk sekalipun" balas paman nya melemah di akhir kalimatnya, "Tapi paman khan, bukankah kau juga manusia ?" "Dengar arza," ucap khan lalu mendekat kearah arza yg masih terduduk di tanah, "dunia luar tidak seindah seperti yg kau pikirkan selama ini, di sana busuk bahkan lebih busuk daripada kotoran terbusuk sekalipun,!" "Ya aku tau tapi kenapa 'dia' lebih memilih hidup di dunia busuk itu dan meninggalkan ku sendiri di hutan ini,?" balas arza, wajah yg tadinya selalu tersenyum kini menjadi murung.
"Haaaah, apa kau benar-benar ingin pergi keluar hutan ?" ucap khan, diiringi senyuman lebar arza, "Tentu !!!" "Baiklah, tapi ada syaratnya dan kau bisa pergi besok," "Sebutkan syaratnya !!??" balas arza tanpa pikir panjang, dan tanpa disadarinya keputusan nya yg spontan akn membuatnya menyesal.
--------------------------------------------------------- Keesokan harinya --------------------------------- Terlihat seorang pemuda dn soerang pria paruh baya berjalan dengan santai kearah greatwall yg memisahkan hutan cloud dan dunia luar. "Paman itu terlalu merepotkan, apa bisa di ubah ??" "Tentu............tidak!" balas khan dengan cengiran khasnya. "Tapi kalau kau tidak setuju kita bisa membatalkan perjanjian dan kau bisa mencarikan ku daging trex lagi hari ini,, hehe" lanjut khan masih dengan cengiran yg bisa di bilang sangat menjengkelkan. "Hoy, paman harusnya kau yg paling tau, aku akn melakukan apapun untuk bertemu dngan 'DIA' ya kan !?" balas arza dengan wajah yg menggelap.
Hal itu memang benar khan adalah satu-satunya orang yg tau segalanya tentang arza.
Dan khan tau, bahkan khan lebih tau daripada arza, apa yg akn di lakukan nya saat dia mengetahui apa yg sebenarnya terjadi.
"Ahahahaha, baiklah-baik tapi aku punya satu persyaratan lagi." "Hoooy itu tdk adil !!!!" "Take it or leave it !?" kembali khan memasang cengiran khasnya yg sangaaaaaaat menjengkelkan. "Tch brengsek" gumam arza " hahahaha kau tak akn pernah menang dariku bocah, hahahaha" "Ugh". Setelah 15 menit bejalan kaki merekapun sampai di pinggir greatwall.
"Paman apa syaratnya bisa di ubah ?" "Tidak" "Tapi kalau ak-" "Tidak" "Tapi bisak-" "Tidak" "Bisaka-" "Tidak" "Hoy, dengarkan aku orang tua brengsek!!!" "Tidak" "Ughh" Begitulah keseharian arza yg selalu kalah dalam berdebat dengan pamannya (khan), "Nah sekarang ambil ini dan temui seseorang bernama rosa cervos di moon city ibukota kerajaan starea, dia yg akn mengurus segala keperluan mu nanti." khan lalu memberikan sebuah amplop berwarna kuning usang dari sakunya. "Baik-baik, aku pergi dulu, daah" arza mengambil amplop itu lalu berjalan pasrah kearah greatwall. "Eh tunggu arza, satu hal lagi,!!" sambung khan, "Apalagiiii haaah ???" "Ini bawa ini," ucap khan menyerah kan sebuah pedang katana bersarung putih dan bergagang biru, dan arza tahu apa itu, itu adalah sebuah pedang kesayangan pamannya yg selalu di jaga dan di rawat dengan baik oleh pamannya, bahkan arza pun tidak pernah memegang atau menyentuhnya sedikitpun. "Paman ap-apa kau yakin ?" tanya arza tanpa mengalihkan pandangan nya dari katana bergagang biru itu.
"Apa aku pernah bohong ?!" "Tapi ya sudahlah kalau kau tdk mau,,," lanjut paman nya dengan cengiran yg bahkan lebih menjengkelkan,
"Eeeiiitsss tunggu..!!!" balas arza dan dengan sekejap mata pedang yg tadinya ada di tangan khan berpindah ke tangan arza yg sedang berlari kearah greatwall sambil melambaikan tangan, "dadah pamaaan,,,".
Dan dalam sekejap arza pun menghilang, bukan dia bukan menghilang tapi dia menendang greatwall dan sebuah pohon besar yg dekat dengan greatwall sambil melakukan gerakan zig-zag menuju ke atas greatwall itu.
"Haaah anak itu" gumam paman nya dengan senyuman tulus.
Tiba-tiba.. "Haaa....haaa....haaa... Huuuuffffttt" sebuah bayangan berlari ke arah khan, dan terlihatlah seorang centaur yg di ikuti oleh lima centaur lain nya.
"Dmna, haaaa,,, arza? Dmana arza ?" dengan susah payah centaur itu membuka percakapan, "Arza sudah berangkat, karf. Kau terlambat 5menit." "Haaaaaaa,,, sudah ku duga aku pasti terlambat, dan knapa juga dia harus pergi hari ini ? Bukankah perjanjian nya dia akan pergi besok? Haah?!!" "Itu kemauannya. Dia bilang kalau dia berpamitan akan menambah masalah." " haaah, bocah brengsek itu aku tidak akan melepaskannya nanti." ucap karf dengan seringai berbahayanya.
"Eh kau sudah diangkat ya karf ?" khan menunjuk arah dada karf yg di tato naga bersayap dikiri dan kanan. "Hehehe, inilah yg membuatku terlambat setelah upacara penobatan aku dan beberapa pemimpin clan yg baru mengadakan pesta, sangat di sayangkan kau tidak ada khan, apa kau tau para scubbus bahkan lebih hor*y daripada biasanya tadi malam." ungkap karf panjang lebar dengan wajah yang kelewat mesum.
"Emmmmh karf, kurasa kau akan menyesal." ucap khan gugup sambil melihat kearah belakang karf.
Tiba-tiba sebuah bola plashma berwarna hijau melesat lurus menuju kepala karf, tapi suatu keberuntungan atau memang hanya nasib karf yg bagus bola plashma itu tak mengenai kepalanya.
Dan akhirnya bola plashma itu pun mengenai greatwall. Seakan tanpa suara Bola plashma itu pun meninggal kan lubang sedalam 3meter.
Semua mata tertuju ke sebuah sosok di balik pepohonan yg rindang, sebuah sosok dengan siluet hitam, dan dari arah siluet itupun terasa hawa membunuh yang sangat-sangat dan sangat kuat, bahkan beberapa tanaman di sekitarpun menjadi layu akibat tak bisa menahan hawa itu. -------------- Sorry baru update soalnya lgi bnyak target yang mesti di kejar.