Karin terus berjalan melewati koridor sekolah yang mulai sepi. Sehabis bel pulang sekolah berbunyi setengah jam yang lalu, murid-murid telah terlebih dahulu pulang, sedangkan Karin baru saja selesai melengkapi data-data dirinya yang belum lengkap di ruang BP sehabis pulang sekolah.
Jadi disinilah dia, masih berada di lingkungan sekolah hendak pulang.
Ka Fero?? Sebelumnya saat istirahat sekolah ia sudah meminta maaf kepada Karin tidak bisa mengantarkannya pulang karena ada pelajaran tambahan untuk anak kelas duabelas. Fero tidak mau jika Karin menunguinya sampai pulang, karena tidak menutupi kemungkinan Fero akan pulang pukul empat sore. Karin juga tdak ingin membuat sepupunya itu cemas dengan dirinya, sehingga Karin menyetujui usulan sepupunya untuk pulang duluan dan tidak menunggu Fero.
Setelah Karin sudah sampai didepan gerbang sekolah, ia menunggu angkutan umum lewat didepan sekolahnya. Sebelumnya Fero sudah memberi tahu Karin untuk menaiki angkutan umum yang berwarna merah, karena angkutan umum itulah yang akan melewati perumahan Karin tanpa harus transit atau bergonta-ganti angkutan umum.
Angkutan umum yang ditunggu Karin sudah datang, Karin segera masuk ke dalam angkutan umum yang nampaknya ramai dengan orang-orang sebayanya yang masih menggunakan pakaian sekolah sama seperti Karin.
Saat dalam perjalanan, ia terus memandangi jalan-jalan yang ia lewati, namun dari kejauhan Karin melihat toko bertuliskan BOOK STORE. Ia sangat ingin sekali ke toko buku, sudah lama sekali ia tidak membaca novel. Karin memutuskan untuk berhenti ditoko buku tersebut untuk membeli novel-novel untuk di bacanya dirumah nanti.
Angkutan umum sudah berlalu pergi saat Karin telah membayar ongkos. Karin segera melangkah menuju toko buku dan membuka pintu toko buku tersebut.
Bau buku-buku langsung memenuhi indra penciuman Karin, ia pun berjalan menuju tempat khusus novel-novel dan memilih beberapa novel yang akan dibelinya. Saat matanya melihat novel yang sangat menarik menurutnya, ia memutuskan untuk mengambil novel yang telah ia incar.
Namun saat Karin ingin mengambil novel yang telah ia incar, tangannya beradu oleh seseorang. Karin segera mengangkat kepalanya untuk dapat melihat orang yang telah mengincar novel yang akan dibelinya juga.
Pandangan mereka bertemu, Karin dapat melihat dengan jelas pria yang ada di hadapannya ini memiliki wajah yang tampan. Mata Karin membulat ketika ia melihat bedge seragam dari pria yang ia gunakan sama dengan yang ia punya, berarti pria yang ada di hadapannya ini satu sekolah dengannya.
Karin segera tersadar dari lamunannya, ia segera melepas tangannya dari tangan pria tersebut yang masih memandangi Karin. "Emm.. Maaf."
Pria tersebut pun tersadar dari lamunannya "Ah iya gue minta maaf juga, lo mau novel ini kan." ujar pria tersebut menyodorkan novel yang Karin incar.
"Lo gimana? Bukannya tadi lo juga ngincar novel ini juga."
"Bukan gue yang ngincar sih, tapi Kakak perempuan gue yang mau."
"Yaudah buat lo aja kalau gitu, gue juga udah banyak beli novel kok." Karin memperlihatkan novel-novel yang ia pegang dan berlalu meninggalkan pria tersebut menuju kasir. Pria tersebut memandang kepergian Karin sambil tersenyum simpul.
"Semuanya seratus limapuluh ribu mbak." ujar Kasir tersebut menaruh novel-novel kedalam kantong plastik. Karin segera mengambil dompet yang ada didalam tasnya.
"Ini mbak, kembaliannya ambil aja." ujar seseorang disamping Karin. Karin segera menoleh dan mendapati pria yang ia temui sebelumnya telah membayar novel-novel Karin dan berlalu pergi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hello Karin
Ficção AdolescenteSudah satu tahun semenjak kepergian Mamanya, Karin tidak pernah merasakan kebahagian lagi. Bahkan Ayahnya yang selalu menghibur Karin di saat sedih, juga di landa kesedihan sama seperti dirinya. Tidak ada lagi tawa yang menggema di rumahnya, tidak a...