who?

134 8 0
                                    

Kevin Pov'

Tiba tiba saja aku terbangun karena bunyi bunyi yang mengganggu telingaku. Aku memutuskan untuk keluar dan mencari kak vina, karena aku begitu takut kesendirian dan keheningan.

Aku berjalan kecil kearah ruang tamu. "Kakk vinaaa, kakkk?? Kaka dimana??" panggil aku. Namun, tidak ada respon dari kak vina atau siapapun.

Aku sempat berfikir kalau kak vina adalah orang yang hidup sendirian, tapi disisi lain aku merasa kalau dirumah ini ia tak sendirian. Karena bagaimanapun juga aku sempat mendengar isakan tangis dari kamar yang didepan pintunya terdapat darah yang mengering.

Kini aku berjalan menuju kekamar kak vina dan hasilnya Nihil. Kak vina tak ada disana. Aku memutuskan untuk keluar kamar dan mulai mencari kak vina kembali.

Kini aku berada di depan pintu keluar. Ada beberapa suara yang membuat ku sedikit ketakutan. Seperti suara pembantaian? Entahlah.

Tak lama aku mendengar suara jeritan minta tolong. Akupun menghampiri dan mencari suara tersebut. Disana terdapat 2 orang. Yang satu sang pembunuh, dan yang satu lagi yang dibunuh? Mungkin seperti itu.

Aku menyaksikan pembantaian itu, entah kenapa itu adalah hal yang mengasikkan. Aku sendiri bingung.

Bisa aku gambarkan kalau sipembunuh adalah X dan yang dibunuh adalah A. Jadi si X mula mula dia hanya menginjak jari tangannya A hingga putus hingga putus. Lalu X mengambil dan memakannya dengan perlahan. Kemudian X mencongkel mata si orang tersebut dengan ganasnya. Hingga jeritan terdengar begitu keras, lalu X membisikkan sesuatu pada si A. Entahlah apa yang mereka bicarakan, lalu dengan sigap X menyalakan sebuah gregaji mesin Dan dengan ganasnya memotong motong orang tersebut hingga tak nampak seperti manusia.

Begitu mengerikkannya tetapi menyenangkan.

Itu kaka vina, kenapa dia disana? 'Batinku.

Aku berjalan mendekat pada kak vina.

"Kak, apa itu? Darah?" tanyaku polos. Yang sebenarnya sudah menyaksikan semuanya.

Sontak kak vina kaget dengan keberadaanku.

"Kevinn, kenapa kamu disini?" tanya kak vina.

"Aku hanya terbangun karena suara keributan." jawabku polos.

"Kak mengapa orang itu membunuhnya?" tanyaku polos.

"Mari masuk" tanpa menjawab pertanyaanku kak vina mengajakku masuk.

Diperjalanan aku terus bertanya pada diri sendiri, mengapa orang itu membunuhnya.

Kini aku dan kak vina berada diruang tamu dengan 2 cangkir coklat panas.

Terlalu hening untuk malam ini, aku hanya melihat wajah kak vina yang begitu bahagia, entah mengapa.

"Kak? Mengapa orang itu membunuhnya?" tanya ku untuk yang kedua kalinya.

"Itu bukan membunuh kevinn, orang itu hanya sedang bermain." kata kak vina sambil sedikit mengacak acak rambutku.

"Mengapa bermain dengan cara harus membunuh satu orang?" tanyaku lagi.

"Karna itu mengasikkan." jawabnya singkat.

Mengasikkan? Apa iya membunuh mengasikkan?

Mengasikkan? Mengasikkan? Mengasikkan?

Hanya itu yang menjadi tanda tanya besar untukku.

----

Hay hay hay. Lanjut? Votemment ya dong ;)

Di add ya medsos gue:
Fb: nurulindah
Ig: @nu.rur
@rul.ler
Ask.fm :@nurulsindah.
Wkwk.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 22, 2016 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

psychopath everywhereTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang