Awal Dari Segalanya

45 2 2
                                    

Termenung aku dalam sebuah ruangan yang berjuta-juta kali membuat ku nyaman, dimana setiap kali aku berada disini, membuat hati ku terasa jatuh berkali-kali kepada cinta-Nya.
Aku akui aku sangat terpukau oleh kenyamanan yang ku rasakan setiap aku berada disini.

Tempat dimana kalian dapat mencurahkan hati kalian kepadaNya, berbisik pada bumi namun terdengar sampai ke langit. Tempat dimana mau menerima kalian dalam keadaan apapun.

Benar apa yang telah kalian tebak tempat ini ialah sebuah masjid. Sebuah tempat yang telah mencuri hati ini.

Sore kemarin pun tak luput dari singgah ku kepada masjid yang letaknya tidak jauh dari tempat kos-kosan ku berada, di sebuah kota yang terkenal di Indonesia.

Tempat dimana menjadi tujuanku dalam menuntut ilmu, setalah aku lulus dari SMA yang berada di daerah Jakarta, tempat dimana aku lahir dan di besarkan oleh kedua orangtua ku.

Perkenalkan nama ku Razifa Shakila Ufairah biasa dipanggil Kila, aku mempunya kakak yang berjarak umur 6 tahun dengan ku, bernama Yusuf Athakhir, dia tinggal di Jakarta bersama kedua orangtua ku, keluarga ku adalah sebuah keluarga sederhana.

Aku merantau ke Bandung demi menyelesaikan kuliah, aku kuliah di salah satu PTN di Bandung.

Mengambil jurusan manajemen bisnis, aku bercita-cita untuk menjadi seorang pengusaha yang dapat menghasilkan lapangan kerja untuk warga Indonesia.

Kita tau Indonesia masuk dalam negara MEA yang dimana persaingan kerja bukan lagi antara anak bangsa Indonesia tapi antara masyarakat negara ASEAN.

Dalam hal itu menumbuhkan semangat juang ku dalam hal mendongkrak pertumbuhan ekonomi Indonesia.

Tapi tidak membuat diriku melupakan, bahwa aku seorang muslimah yang harus tetap taat berada di jalanNya. Tak pernah terbanyakan bahwa arti dari sebuah kata-kata dapat menjadikan kenyataan dalam hidup ku, aku tidak pernah tau akan menjadi seperti sekarang ini.

Dalam hal ini aku sangat mengucap syukur atas nikmat yang telah tuhan berikan kepada diriku.
...
....
.....
Pagi ini aku terbangun seperti biasa aku menjalankan kewajiban ku sebagai seorang muslim.

Setelah menunaikan sholat subuh, aku bergegas untuk mandi karena aku memiliki jadwal kuliah pagi, tidak menunggu waktu lama aku bersiap berangkat menuju kampus setelah merapihkan kerudung, aku berangkat ke kampus ditempuh dengan angkutan umum.

Setibanya aku disana aku bertemu dengan teman satu jurusan dengan ku. "Kila... lama banget sih datengnya, gua nungguin lo lama banget tau engga sih" ujar Diana dengan wajah duck facenya.

" Iya elah sabar atuh Na, situ kan kerjaannya nunggu hehehe" dengan tampang tidak bersalah.

"Yeehh, nih orang pagi-pagi udah tengil aja," "oh ya, lo udah ngumpulin tugas ke Pak Dekan?" Dengan alis Diana yang naik sebelah.

"Hehehe.... emmmm ohh tugas si Dekan udah dong, emangnya loe." Dengan tampang tak bersalah.

"Wah gila..gila..gila sejak kapan gua engga mengumpulkan tugas, ya kali La, apalagi tugas dari Dekan, bisa kena masalah gua sama tuh dosen."

Kami pun tertawa bareng sambil menuju ruang kelas karena hampir masuk. Tiba di ruang kelas yang sudah penuh terisi dengan tampang wajah yang bermacam-macam rupa, aku dan Diana mengambil posisi duduk di tengah-tengah.

"Ana, bawa laptop engga ? Kalo bawa pinjem dong" seru Jenita yang berada di depan kami.

" engga bawa, mager gua bawa laptop pas kuliah pagi gini" jeda sebentar

" tanya Kila noh, dia bawa laptop apa engga? Biasanya kan dia kurang kerjaan bawa-bawa laptop."

Aku yang lagi asik membaca webtoon akhirnya harus terganggu dengan Jenita memanggil nama ku.

"Kil..Kila... bawa laptop engga? Pinjem dong." Dengan raut wajah yang belum aku tau, karena mataku belum teralihkan ke wajahnya.

"Emm... apa sih Jen, pegi-pagi udah ribet aja" "kalo bawa mau ngapain sih?" Dengan helaan nafas ku.

"Hehehehe mau buat presentasi di depan soalnya giliran gua La yang presentasi" dengan cengiran di wajahnya.

Dengan baik hati ku pinjamkan laptop ku padanya sambil berujar "tapi Jen, gua engga bawa chargernya engga apa-apa?" Kata ku sambil menyerahkan laptop kepada Jenita.

"Seriusan.... yah kalo habis baterainya gimana dong La?" Dengan tatapan bimbangnya.

"Gini aja deh Jen, lu presentasi bisanya berapa lama? Kalo cuma 20 sampai 30 menit masih cukup lah kalo buat presentasi soalnya baterainya full kok" ujarku mencoba meyakinkan Jenita.

"Engga lama sih La, soalnya materi gua dikit kok ada kali sekitar 45 menit, tapi kalo cukupnya 30 menit it's okay, yang penting gua bisa maju presentasi La" ucapnya sambil menyalakan laptop ku.

Tidak memerlukan waktu lama. Setelah itu, salah satu dosen yang beranama Pak Bahruldino biasa di panggil Pak Rul. Yang mengajar materi tentang Ekonomi Manajerial.

Dia adalah sosok dosen yang dapat di gambarkan seperti bapak-bapak pada umumnya tapi yang membuatnya spesial adalah janggutnya dan perilakunya dingin terhadap para mahasiswanya.

Tidak perlu waktu lama dalam menyiapkan materi presentasinya, Jenita segera bergegas kedepan dan kami semua menyimak cukup serius karena biasanya suka di beri pertanyaan dadakan oleh Pak Rul.

Setelah mata kuliah selesai, aku menunggu mata kuliah selanjutnya, karena selisih waktunya yang tidak begitu lama. Aku, Ana, dan Iis pergi ke kantin untuk mengisi perut yang sudah minta di isi tengkinya.

Setelah memesan makanan kami seperti biasa ngobrol ngaro-ngidul sampai makanan kami tiba, belum sempat kami makan, entah kenapa tiba-tiba Ana di tarik oleh seseorang pria. Entah aku tidak mengenalinya dan memandang aku serta Iis tajam seolah pandangannya memancarkan ketidak sukaan kepada kami.

Sontak Iis langsung mengejar Ana dan pria itu "hei, apa yang kamu lakukan pada Ana, dia sedang makan. Kenapa kamu menariknya secara paksa atuh ? Kamu teh saha narik tangan temen Iis ?" Ucap Iis sambil memegang tangan kanan Ana yang bebas.

" Itu bukan urusan lo, lo engga usah ikut campur. Pergi sana lo" ujar pria kasar itu kepada Iis.

Iis tidak tinggal diam untuk membebaskan Ana dari pria kasar itu "Iis teh babaturan nya Ana atuh. Kamu teh saha? Mau apa kamu kasar sama Ana?" Ucap Iis yang bertubi-tubi.

"Terus kalo dia temen lo masalah buat gua, gua engga peduli dan gua ada urusan sama dia. Jadi lo engga perlu tau siapa gua." Bales pria itu tak mau kalah dengan Iis.

Aku pun terkejut dengan tindakan Iis yang cukup berani, seolah-olah dia tidak takut akan pria itu. Tiba-tiba sesuatu yang buruk terjadi begitu saja....
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Salam kenal guys ini cerita baru saya semoga suka dan mohon maaf bila masih banyak yang kurang
Jangan lupa untuk vote and comment ya ..... assalamualaikum ...

Rahasia HatiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang